Soal Banjir Bandang di Sumatera, Gus Hilmi: Kebiasaan Buruk Pejabat Negeri Ini Asbun dan Nirempati

1 hour ago 1
Pendakwah kondang, Gus Hilmi Firdausi

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan permintaan maaf Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, yang mengaku tidak mengira bencana banjir bandang di Sumatera akan sebesar ini, menuai respons dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Gus Hilmi Firdausi.

Dikatakan Gus Hilmi, cara komunikasi pejabat publik belakangan ini sering kali tidak mencerminkan empati terhadap penderitaan masyarakat.

Ia melihat, ucapan yang muncul justru terdengar asal bicara dan kurang sensitif.

“Kebiasaan buruk komunikasi pejabat negeri ini yg asbun dan nirempati,” ujar Gus Hilmi di X @hilmi28 (2/12/2025).

Ia juga menyinggung pernyataan sebelumnya yang mengaitkan gelondongan kayu besar terbawa arus banjir bandang hanya karena derasnya air.

Menurutnya, penjelasan seperti itu menyederhanakan masalah yang jauh lebih kompleks.

“Itu yang bilang kayu glondongan tumbang karena derasnya air mau minta maaf juga nggak?,” tegas Gus Hilmi.

Lanjut dia, kerusakan alam yang makin parah hari ini tidak lepas dari keserakahan pihak-pihak yang mengambil keuntungan besar dari eksploitasi lingkungan, sementara masyarakat luas yang harus menanggung risikonya.

“Orang-orang serakah yang menikmati cuannya, rakyat banyak yang menanggung akibatnya,” ungkapnya.

Tidak berhenti di situ, Gus Hilmi memanjatkan doa agar bangsa Indonesia dijauhkan dari pihak-pihak yang merusak negeri demi kepentingan pribadi.

“Yaa Rabb, lindungi bangsa ini dari orang-orang serakah, pejabat korup serta aparat nakal yg menyebabkan kehancuran alam Indonesia,” kuncinya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi