Jakarta, Gizmologi – Setelah sekian lama hanya menjadi rumor, Ubisoft akhirnya mengonfirmasi bahwa mereka tengah mengembangkan seri terbaru dari waralaba andalan mereka, Ghost Recon. Kepastian ini datang langsung dari Presiden Ubisoft, Yves Guillemot, dalam pertemuan pemegang saham yang dilaporkan berlangsung panas pekan lalu.
Konfirmasi ini menguatkan spekulasi yang telah beredar sejak tahun lalu, di mana para penggemar menduga Ubisoft tengah menyiapkan sekuel baru untuk Ghost Recon, terutama setelah studio tersebut tampak ‘diam’ soal arah seri ini usai Breakpoint yang kurang mendapat sambutan. Informasi awal ini pertama kali dilaporkan oleh media Game File.
Guillemot menyinggung Ghost Recon saat membahas strategi Ubisoft untuk memperluas pasar melalui judul-judul live-service, seraya menyebut keberhasilan Rainbow Six Siege sebagai contoh nyata. “Selain game utama yang tadi saya sebutkan, kami juga bertujuan untuk membuat kemajuan kuat di pasar yang sedang berkembang ini, termasuk memaksimalkan peluncuran mendatang seperti The Division dan Ghost Recon,” ujarnya.
Baca Juga: Film Resident Evil Terbaru Janjikan Pendekatan Baru, Tidak Sepenuhnya Ikuti Cerita Game
Berubah Jadi First-Person, Ghost Recon Ambil Arah Baru

Salah satu hal paling mencolok dari pengumuman ini adalah indikasi perubahan genre gameplay utama. Dalam pernyataan terpisah, CFO Ubisoft, Frederick Duguet, menyebut bahwa Ghost Recon berikutnya akan menjadi bagian dari lini “first-person-shooter-type games”. Ini menjadi pergeseran signifikan, mengingat sejak Advanced Warfighter di tahun 2006, seri ini konsisten tampil sebagai game third-person tactical shooter.
Walaupun beberapa judul seperti Breakpoint dan Wildlands menawarkan mode first-person untuk bidikan, inti dari permainan tetap menggunakan kamera pihak ketiga. Jika informasi ini akurat, maka seri baru Ghost Recon akan menjadi debut penuh game dengan perspektif orang pertama, sekaligus menandai pergeseran arah yang cukup drastis dalam gaya bermainnya.
Perubahan ini bisa saja menuai respons beragam dari basis penggemar yang sudah terbiasa dengan gameplay taktis khas Ghost Recon. Namun di sisi lain, langkah ini bisa membuka peluang baru untuk menjangkau audiens yang lebih luas, khususnya di pasar FPS multiplayer yang saat ini tengah naik daun.
Peluang dan Tantangan Live-Service di Seri Ghost Recon

Kehadiran game ini juga disebut sebagai bagian dari strategi Ubisoft dalam memperluas portofolio game live-service. Langkah ini bisa dimaklumi, mengingat Rainbow Six Siege telah terbukti sukses mempertahankan komunitas aktif selama bertahun-tahun melalui konten berkala dan dukungan jangka panjang.
Namun, perlu diingat bahwa eksperimen Ubisoft dengan model live-service sebelumnya tidak selalu berhasil. Salah satu contohnya adalah Ghost Recon Breakpoint, yang walau mendapat dukungan konten pasca-rilis, tetap mendapat kritik keras karena desain gameplay yang repetitif dan keputusan kontroversial perusahaan yang sempat menyisipkan NFT ke dalam game tersebut pada 2021.
Kritik terhadap penerapan NFT kala itu membuat reputasi Ubisoft sempat goyah, bahkan di kalangan penggemarnya sendiri. Belajar dari hal tersebut, Ubisoft tampaknya perlu berhati-hati dalam menyeimbangkan strategi monetisasi dengan kualitas dan integritas game itu sendiri.
Sejauh ini, Ubisoft belum memberikan jadwal rilis ataupun detail tambahan soal lokasi, karakter, atau pendekatan naratif di seri baru ini. Artinya, game ini kemungkinan besar masih dalam tahap pengembangan awal.
Ghost Recon, Netflix, dan Restrukturisasi Internal
Di luar pengumuman Ghost Recon, pertemuan pemegang saham tersebut juga mengungkap beberapa strategi besar lainnya yang sedang dijalankan Ubisoft. Termasuk restrukturisasi internal yang melibatkan spin-off beberapa waralaba ke dalam divisi baru, yang kabarnya akan dipimpin bersama oleh anak dari Yves Guillemot sendiri.
Selain itu, Ubisoft juga secara resmi memberi lampu hijau pada proyek adaptasi Assassin’s Creed versi Netflix, yang sudah lama diumumkan namun belum menunjukkan perkembangan signifikan.
Dengan banyak proyek besar di pipeline, Ubisoft saat ini tampaknya tengah berjudi besar untuk mengembalikan momentum mereka di pasar global, setelah beberapa tahun terakhir dihantui oleh penundaan game dan kritik internal.
Konfirmasi pengembangan Ghost Recon terbaru menandai babak baru bagi salah satu waralaba paling ikonik Ubisoft. Meski menghadirkan antusiasme, arah baru sebagai game first-person dan live-service juga menyimpan risiko, baik secara teknis maupun dalam hal penerimaan pasar. Kini, semua mata tertuju pada Ubisoft untuk melihat apakah mereka bisa menyeimbangkan ambisi dengan kualitas, atau
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.