7 Tips Produksi Film ala Yandy Laurens, Sutradara Sore: Istri dari Masa Depan

14 hours ago 2

Produksi film dengan keterbatasan anggaran sering dianggap sebagai hambatan besar bagi para pembuat film, terutama untuk film independen. Namun, Yandy Laurens, sutradara yang dikenal lewat karya-karya seperti Keluarga Cemara, Jatuh Cinta, dan Sore Istri dari Masa Depan, membuktikan bahwa keterbatasan budget bukanlah alasan untuk berhenti berkarya.

Dalam sebuah sesi liputan Galaxy Movie Studio pada November 2019 silam, Yandy Laurens berbagi tujuh tips penting untuk produksi film low budget yang efektif dan tetap berkualitas. Ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang, pemilihan lokasi yang strategis, serta kreativitas dalam penggunaan sumber daya yang ada. “Pastikan saat menulis skrip kita menulisnya dalam kesadaran budgetnya terbatas. Ini bukan membatasi imajinasi kita, tapi kita tahu pagar-pagar mana kira-kira yang bisa dilakukan,” ujarnya.

Selain itu, pria asal Makassar kelahiran 9 April 1989 ini juga mengingatkan para pembuat film untuk memanfaatkan teknologi digital yang semakin mudah diakses, sehingga menghasilkan kualitas yang tidak kalah dengan film berbudget tinggi. Dengan semangat dan dedikasi, setiap langkah dalam proses produksi menjadi peluang untuk menghasilkan karya yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mampu menyampaikan pesan yang mendalam kepada penonton.

7 Tips Yandy Laurens

Yandy Laurens Galaxy Movie Studio

Berikut ini adalah rangkuman dari kiat-kiat dari Yandy Laurens yang bisa menjadi inspirasi bagi para sineas muda dan pembuat film independen.

Langkah awal yang sangat krusial adalah menulis skrip dengan memperhatikan keterbatasan anggaran. Ini bukan berarti kreativitas harus dibatasi, melainkan penulis dan sutradara harus paham “pagar-pagar” yang realistis untuk diproduksi.

Misalnya, jangan memulai cerita dengan adegan yang membutuhkan lokasi mahal atau banyak properti sulit seperti pasar besar yang sepi tanpa peralatan tambahan. Yandy menyarankan agar skrip dibuat berdasarkan hari syuting yang tersedia. Jika durasi syuting hanya tiga hari, maka idealnya skrip berisi sekitar 18 adegan (sekitar 6 adegan siang dan 2 adegan malam per hari).

Dengan begini, produksi tidak kaget karena terlalu banyak adegan dan waktu pendek yang membuat hasil akhirnya kurang maksimal. Kru dan pemain juga tidak perlu bekerja lembur sehingga suasana kerja tetap sehat dan menyenangkan.

2. Pilih Lokasi yang Efisien dan Homebased

Yandy Laurens Lokasi Syuting

Lokasi syuting menjadi faktor besar dalam mengatur biaya produksi. Yandy menekankan pemilihan lokasi yang bersifat homebased atau berdekatan sehingga mengurangi kebutuhan pindah-pindah tempat yang mahal dan memakan waktu.

Contohnya saat syuting di pantai Cemara Sewu, Jogja, yang dekat dengan Gumuk Pasir dan lokasi rumah sehingga mobil bisa diparkir di satu tempat saja dan syuting bisa dilakukan seharian tanpa pindah lokasi jauh. Dengan strategi ini, produksi menjadi lebih efisien dan tetap menghasilkan visual beragam.

3. Pemain Adalah Ujung Tombak Film

Cerita Films Yandy Laurens Sore

Meski punya anggaran terbatas, kualitas pemain harus tetap menjadi perhatian utama. Penonton selalu fokus pada ekspresi dan akting pemain, bukan hanya latar atau properti mewah. “Pemain itu ujung tombak apa yang ditonton oleh penonton. Set bisa sebagus apapun, tapi penonton akan selalu mencari mata dan emosi pemain,” kata Yandy Laurens.

Jika tidak mampu membayar aktor profesional, Yandy menyarankan untuk mencari teman atau orang dengan dedikasi tinggi yang mau belajar berakting. Sikap dan niat baik pemain sangat menentukan kesuksesan film low budget.

4. Jangan Ada Alasan untuk Production Value Buruk

Mentalitas pembuat film sangat penting. Yandy mengutip Jackie Chan yang mengatakan penonton tidak peduli apa alasan di balik buruknya produksi, mereka hanya menilai hasil akhir film.

“Production value yang buruk bukan alasan. Penonton tidak peduli hujan atau sakit perut pemain, mereka hanya ingin melihat film yang bagus.”

Yandy Laurens

Maka dari itu, meskipun budget terbatas, semua harus dikerjakan sebaik mungkin tanpa kompromi kualitas. Mental “bisa dan harus maksimal” akan membantu tim menemukan solusi kreatif dalam menghadapi keterbatasan.

5. Maksimalkan Teknologi

Perkembangan teknologi kamera, termasuk smartphone kini sangat membantu produksi film low budget. Misalnya smartphone flagship Samsung memiliki kamera canggih dengan berbagai pilihan lensa seperti tele, wide, hingga ultra-wide.

“Perlakukan gear Anda seperti kamera profesional, meskipun itu smartphone. Maksimalkan teknologi yang ada,” tegasnya.

Yandy Laurens menyarankan untuk memanfaatkan fitur-fitur ini secara maksimal dan menggunakan aplikasi pendukung seperti Filmic Pro untuk kontrol manual agar hasil rekaman lebih profesional. Pengalaman Yandy membuat film badminton di masa kuliah dengan budget Rp90.000 saja membuktikan bahwa hasil maksimal bisa dicapai dengan alat sederhana asal dikerjakan dengan penuh dedikasi.

6. Jaga Ekspektasi Seluruh Kru dan Pemain

Komunikasi dan kesepahaman kapasitas produksi antara seluruh kru dan pemain sangat penting agar tidak ada pihak yang merasa kecewa atau terbebani secara berlebihan.

Yandy memberi contoh jika dari awal sudah diberitahu bahwa fasilitas hanya sebatas kendaraan umum (misalnya Kopaja) maka kru sudah tahu apa yang harus diantisipasi sehingga suasana kerja tetap menyenangkan.

Dengan ekspektasi yang selaras, proses produksi berjalan lebih lancar tanpa konflik atau kebingungan.

7. Praproduksi Jadi Kunci Sukses

Praproduksi adalah fase terpanjang dalam pembuatan film namun juga paling menentukan kelancaran produksi dan pascaproduksi.

Yandy menekankan pentingnya meeting rutin, koordinasi intens, latihan pemain, serta membuat shortlist alat dan lokasi sebelum hari syuting tiba. Jika fase ini dilakukan dengan baik, maka produksi akan berjalan singkat namun efektif tanpa banyak masalah.

Sebaliknya jika praproduksi asal-asalan, syuting akan berantakan dan berdampak pada hasil akhir serta proses editing yang sulit. “Pra-produksi yang matang adalah kunci produksi yang baik. Kalau praproduksi berantakan, produksi dan pasca produksi juga akan kacau.”

Kesimpulan

Tekanan keterbatasan budget bukan alasan untuk berhenti berkarya di dunia film. Dengan perencanaan matang, pemahaman kapasitas produksi, pemilihan lokasi strategis, pemanfaatan teknologi modern, serta kerja keras bersama tim dan pemain berdedikasi, film low budget bisa tetap berkualitas dan menarik.

Sutradara Yandy Laurens membuktikan bahwa kreativitas dan disiplin adalah kunci untuk “meledakkan jiwa” dalam berkarya meski dana terbatas. Jangan ragu mulai membuat film meski anggaran kecil karena pasti ada cara untuk mewujudkannya.

Kamu juga bisa menonton tayangang tersebut di channel YouTube Gizmologi.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi