Eks Timnas: Pembinaan Usia Muda Terbentur Keraguan Orang tua

1 day ago 6

CNN Indonesia

Sabtu, 31 Mei 2025 02:02 WIB

Eks penyerang Timnas Indonesia, Indriyanto Nugroho, menyebut pembinaan usia dini pemain muda ikut terbentur dengan keraguan orang tua. Indriyanto Nugroho menyoroti peran orang tua dalam pembinaan usia muda sepak bola. (CNN Indonesia/Andito Gilang Pratama)

Jakarta, CNN Indonesia --

Eks penyerang Timnas Indonesia, Indriyanto Nugroho, menilai pembinaan usia dini pemain muda ikut terbentur dengan keraguan orang tua.

Mantan asisten pelatih Bima Sakti di Timnas Indonesia U-16 dan U-17 itu menilai orang tua perlu lebih yakin dengan masa depan sang anak jika benar-benar ingin menjadi pesepakbola.

Indriyanto juga ingin industri sepak bola Indonesia bisa menjamin kelangsungan hidup pemain yang sudah terjun ke dunia profesional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu di zaman saya, pembinaan itu orientasinya ke Haornas, kompetisi antara SSB, dan lain-lain. Sekarang orientasinya berbeda, para orang tua kerap khawatir akan masa depan si anak jika memilih sepak bola," kata Indriyanto di Seminar Edukasi Penggiat Antikorupsi di Jakarta, Jumat (30/5).

"Inilah yang jadi tugas bersama untuk menghadirkan kompetisi berjenjang dari U-12, U-13, U-14, dan U-15. Karena sebagai pelatih tidak akan bisa melihat kualitas pemain tanpa kompetisi itu. Jika ditambah dengan industri sepak bola yang sehat, maka kehawatiran orang tua bisa terkikis dan mendukung anaknya jadi pemain sepakbola," ia menambahkan.

Pendampingan orang tua jadi salah satu kunci anak bisa lebih percaya diri meniti jalan hidup sebagai pesepakbola. Menurut kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, dukungan orang tua sangat penting dalam titian kariernya dari awal hingga kini.

"Saya masuk SSB dari kelas 1 SD sampai kelas 2 SMP. Saya diantar jemput setiap latihan dan seleksi. Alhamdulillah orang tua mendukung, tapi ketika nilai saya anjlok, saya dibatasi main bola agar pendidikan saya tidak tertinggal," ujar Andritany.

"Hingga saya kelas 6 SD masuk Timnas Indonesia U-14 dan ibu saya bilang bahwa saya harus terus main bola. Ayah saya juga berkata begitu, itu adalah dukungan yang positif dari orang tua," ia melanjutkan.

Lebih lanjut, Andritany berpesan kepada pemain muda untuk tidak meninggalkan pendidikan. Menurutnya, sekolah formal adalah bekal penting bagi pesepakbola di dunia profesional.

"Setidaknya pesepakbola punya ijazah SMA. Banyak teman-teman pesepakbola yang lanjut kuliah, itu adalah hal bagus sebagai bekal dalam berpikir dan mengambil tindakan saat jadi pemain profesional," ucap Andritany.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/har)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi