Jangan Minum Jahe Bersamaan dengan 4 Obat Ini

1 day ago 7

Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Jahe menjadi salah satu tanaman obat populer. Namun, hati-hati mengonsumsi jahe bersamaan dengan obat tertentu.

Faktanya, ada beberapa obat yang tidak boleh diminum bersamaan dengan jahe. Konsumsi bersamaan bisa memberikan dampak negatif. Apa saja?

Jahe adalah bahan serbaguna yang telah lama dikenal dalam dunia kuliner dan pengobatan. Rimpang ini tidak hanya memperkaya rasa makanan dengan aroma khas dan sensasi pedasnya, tetapi juga digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari sekadar rempah, jahe mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi.

Penelitian modern juga menunjukkan bahwa jahe dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, mengatur tekanan darah, hingga mengendalikan gula darah.

Obat yang tidak boleh diminum bersamaan dengan jahe

Namun, meski berasal dari alam, jahe tidak sepenuhnya aman untuk semua kondisi. Konsumsi jahe, terutama dalam bentuk suplemen atau jumlah besar, dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.

Untuk memahami lebih jauh, para pakar kesehatan, termasuk apoteker klinis dan ahli gizi, memberikan penjelasan mengenai interaksi jahe dengan beberapa jenis obat penting berikut ini.

1. Risiko perdarahan jika mengonsumsi obat pengencer darah

Melansir Eating Well, jahe mengandung senyawa aktif seperti gingerol, shogaol, zingiberene, dan bisabolene, yang tidak hanya memberikan rasa pedas, tetapi juga memiliki potensi sebagai pengencer darah.

Menurut Havy Ngo-Hamilton, apoteker klinis di University of Minnesota Medical Center, senyawa di atas dapat mengganggu produksi tromboksan, zat yang dihasilkan oleh trombosit (sel darah kecil), yang berfungsi membantu pembekuan darah ketika terjadi luka.

Ketika jahe menghambat tromboksan, proses pembekuan darah bisa terganggu. Hal ini meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin (Coumadin), aspirin, clopidogrel (Plavix), atau rivaroxaban (Xarelto).

Kombinasi ini dapat membuat darah terlalu encer sehingga memperbesar risiko perdarahan internal maupun eksternal.

2. Obat penurun gula darah

ilustrasi diabetesIlustrasi. Jahe tak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat penurun gula darah. (iStockphoto/tolgart)

Bagi penderita diabetes tipe 2, jahe dapat membantu menurunkan kadar gula darah puasa dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Sepintas, hal tersebut bisa menggembirakan. Namun, Anda juga perlu waspada jika konsumsi jahe dibarengi dengan obat penurun gula darah seperti metformin dan insulin.

Jahe dapat memperkuat efek obat tersebut dengan cara menghambat enzim pemecah karbohidrat di dalam tubuh. Akibatnya, kadar gula darah dapat turun terlalu rendah, yang dikenal sebagai hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia bisa berupa pusing, gemetar, berkeringat dingin, bahkan kehilangan kesadaran jika tidak segera ditangani. Penderita diabetes yang sudah menggunakan obat-obatan sebaiknya tidak menambahkan konsumsi jahe tanpa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.

3. Ganggu efektivitas obat jantung

Bagi Anda yang mengalami gangguan irama jantung atau aritmia, jahe juga perlu digunakan dengan hati-hati.

Ngo-Hamilton menjelaskan bahwa senyawa dalam jahe dapat mempengaruhi saluran kalsium dalam sel jantung.Kalsium penting untuk kontraksi otot jantung yang normal.

Obat antiaritmia seperti amiodarone (Pacerone, Cordarone) bekerja untuk mengatur kembali detak jantung yang tidak normal.

Ketika jahe ikut mempengaruhi fungsi jantung, ada potensi terjadinya interaksi yang tidak diinginkan, seperti tekanan darah yang terlalu rendah atau gangguan kontraksi jantung.

4. Obat hipertensi jadi terlalu kuat

Ilustrasi pengecekan tekanan darahIlustrasi. Obat hipertensi tidak boleh diminum berbarengan dengan jahe. (iStock/GlobalStock)

Jahe juga dikenal dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami dengan cara menghambat hormon angiotensin, yang berfungsi mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Dalam jangka panjang, jahe dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Namun, bila dikonsumsi bersamaan dengan obat antihipertensi seperti ACE inhibitor atau beta blocker, efeknya bisa berlipat ganda sehingga berpotensi menimbulkan tekanan darah yang terlalu rendah (hipotensi).

Bagi penderita hipertensi yang sedang menjalani terapi obat, sebaiknya berhati-hati dan diskusikan konsumsi jahe dengan dokter.

(tis/asr)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi