Kasus Kecelakaan Mahasiswa UGM, Polisi Respons Tagar #JusticeForArgo

1 week ago 12

Jakarta, CNN Indonesia --

Polresta Sleman angkat bicara perihal tagar #JusticeForArgo yang menggema di media sosial seiring tewasnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) karena kecelakaan lalu lintas di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, Sabtu (24/5) dini hari lalu.

Argo meninggal dunia di lokasi kejadian setelah sepeda motor yang dikendarainya ditabrak oleh pengemudi BMW bernama Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan (21), mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

Tagar #JusticeForArgo dicuitkan belasan ribu kali di platform X (Twitter) per Senin (26/5) siang. Mereka yang menggaungkannya menuntut kasus kecelakaan yang menimpa Argo diusut tuntas dan Christiano diadili.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasat Lantas Polresta Sleman, AKP Mulyanto mengatakan, kepolisian masih menyelidiki kasus kecelakaan antarmahasiswa UGM ini. Sepanjang proses itu, dia menyebut Christiano masih diminta wajib lapor.

Di tengah proses penanganan oleh kepolisian ini, pimpinan fakultas kedua mahasiswa juga telah mendatangi Mapolresta Sleman guna mendukung penyelidikan tetap bergulir.

"Tentu kami dengan senang hati, berarti ini support bagi kami, ya. Support bagi kami untuk tetap fokus secara profesional, dan transparan menangani proses ini," kata Mulyanto ditemui di kantornya, Mapolresta Sleman, DIY, Senin (26/5).

Dalam kesempatan ini, Mulyanto turut merespons kabar beredar yang menyebut keluarga pengemudi BMW menemui pihak korban dan menawarkan Rp1 miliar sebagai uang damai.

Mulyanto mengaku tak tahu menahu soal kabar itu. Dia meminta agar mengonfirmasi hal ini langsung ke pihak-pihak bersangkutan. Kendati, baginya lumrah apabila kedua belah pihak keluarga untuk sebatas saling bertemu.

"Kalau terkait dengan uang segala macam, saya kurang tahu. Kalau menemui korban itu, itu wajar, sangat wajar. Ya. Ini manusia, Mas. Kita ke depankan kemanusiaannya," kata Mulyanto.

Mulyanto menuturkan, kecelakaan menimbulkan korban jiwa sering terjadi. Tapi dia menyadari bahwa insiden ini memang jadi sorotan, sehingga muncul beragam respons, termasuk salah satunya via media sosial.

"Namun demikian kami minta juga rekan-rekan bisa benar-benar sharing berita itu benar atau tidak. Jangan sampai termakan berita yang, mohon maaf, belum tentu kebenarannya.

"Dari wakil dekan (UGM) masing-masing fakultas datang ke sini tadi, meminta informasi terkait hal ini. Nah, inilah jembatan kami, supaya menjelaskan ke mereka, tidak terprovokasi hal-hal yang tidak bertanggung jawab, berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Kecelakaan yang menewaskan Argo (18), berdasarkan keterangan polisi, terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, tepatnya Simpang Tiga Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, Sabtu (24/5) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.

Peristiwa terjadi ketika sepeda motor Honda Vario bernomor polisi B-3373-PCG yang dikendarai Argo melaju dari arah selatan ke utara di tepi barat jalan Palagan.

Sebelum terjadi kecelakaan, Argo diduga bermaksud berputar arah ke selatan. Tapi, bersamaan dengan itu dari arah belakang sepeda motor melaju sebuah mobil BMW B-1442-NAC yang dikemudikan Christiano (21).

"Dari arah yang sama atau dari belakangnya, melaju BMW. Karena jarak yang dekat pengemudi BMW tidak bisa menghindar dan membentur sepeda motor," kata Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu (24/5) kemarin.

Benturan itu membuat Argo dan motor yang dikendarainya terpental. Sementara BMW yang dikemudikan Christiano oleng ke sebelah kanan dan membentur mobil Honda CRV terparkir di tepi timur jalan.

Akibat kecelakaan itu, Argo dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian dengan luka berupa cedera berat di kepala, bibir atas robek, paha kiri memar serta lecet tangan kiri. Jenazah warga Kalibaru, Cilodong Depok, Jawa Barat, itu selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY. Sedangkan Christiano tidak mengalami luka.

Hasil penyelidikan sementara menduga pengemudi BMW kurang konsentrasi saat kecelakaan terjadi. Polisi tak menemukan bekas pengereman kendaraan di titik sebelum tabrakan. Jejak rem hanya ada di setelah titik kecelakaan.

Tapi, di satu sisi polisi memastikan bahwa hasil tes urine yang bersangkutan negatif mengandung alkohol maupun narkoba.

(kum/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi