Kepsek Tampar Siswa Merokok Tak Jadi Dinonaktifkan, Berujung Damai

7 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten berinisial ILP (17) diduga kedapatan merokok di area sekolah saat teman-temannya sedang gotong royong membersihkan sekolah.

Pelanggaran yang dilakukan ILP diketahui oleh guru sekaligus kepala sekolah Dini Pitri. ILP sempat ditampar, memicu aksi mogok para siswa dan protes dari orang tua ILP. 

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (10/10) lalu, saat kegiatan Jumat Bersih. Kala itu, para siswa ikut membersihkan lingkungan sekolah, namun ada murid yang milih nongkrong di kantin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Pitri saat itu disebut memantau langsung kegiatan tersebut dengan berkeliling sekolah.

Dini kemudian melihat ada siswa yang merokok di kantin. Kaget karena ketahuan merokok, siswa itu pun kabur dan langsung dikejar Dini hingga diberikan teguran.

"Ngerokok di (kantin) belakang, ketahuan kepala sekolah dan kepala sekolah mengingatkan dengan bahasa goblok yang mungkin biasa di sana," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Banten, Luqman saat dikonfirmasi, Selasa (14/10).

Dini disebut juga sempat menginterogasi siswa tersebut. Namun, Dini diduga kesal lalu menampar pipi siswa yang ketahuan merokok tersebut.

"Tapi ada mengeplak, enggak tahu kenceng atau enggak, saya enggak tahu, pengakuan dari kepala sekolah," ucap Luqman.

Buntut tindakan Dini itu, sejumlah siswa SMAN 1 Cimarga pun protes dan melakukan mogok belajar pada Senin (13/10).

"Kami tunggu dari BKD, tugas kita BAP awal setelah itu diserahkan oleh BKD menentukan tentang statusnya, dikembalikan jadi guru atau tetap kepala sekolah," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Banten Andra Soni sempat meminta Kepsek SMAN 1 Cimarga  dinonaktifkan.

"(Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga) akan segera di non aktifkan," ujar Gubernur Banten, Andra Soni, Selasa.

Siswa yang diduga kedapatan merokok itu juga tak luput dari sanksi berupa teguran.

"Untuk siswa tetap ada sanksi, yaitu teguran. Guru BK sudah menangani dan orang tua juga sudah menerima. Jadi, siswa tetap diberi pembinaan karena kesalahannya merokok," ucap Kabid SMA Dindikbud Banten, Adang Abdurrahman, Rabu.

Keputusan menonaktifkan guru Dini mendapat sorotan di media sosial. Upaya mediasi pun terus dilakukan hingga akhirnya Gubernur Banten mempertemukan guru Dini dengan siswa yang ditamparnya pada Rabu (15/10).

Murid dan guru itu bertemu di ruangan Gubernur Andra Soni di Kota Serang. Pertemuan tersebut berhasil mendamaikan kedua pihak. Baik guru Dini maupun ILP saling memaafkan.

"Saya juga sebenernya salah, ngerokok di sekolah," ujar ILP usai pertemuan.

ILP juga berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kemudian, dia mengajak seluruh siswa SMAN 1 Cimarga untuk kembali bersekolah seperti biasa dan menjaga kondusifitas proses belajar mengajar.

"Semoga tidak terulang kembali, saya harapkan tidak ada kejadian seperti saya kembali ke depannya," terangnya.

Menurut guru sekaligus Kepsek SMAN 1 Cimarga, ia dengan ILP sudah saling memaafkan. Dirinya mengakui khilaf saat menegur muridnya yang merokok di lingkungan sekolah.

Menurutnya, apa yang dilakukan dia sebagai bentuk kasih saya seorang guru kepada murid, untuk menciptakan kedisplinan.

"Apa yang saya tanamkan untuk mencetak karakter itu. Karena tanpa karakter yang baik, tidak akan dihasilkan sesuatu yang baik," ujar Dini Pitria di lokasi yang sama, Rabu.

Batal dinonaktifkan

Gubernur Banten Andra Soni pun langsung mengaktifkan kembali Dini Pitria sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga. Kini, guru Dini bisa kembali beraktivitas normal di sekolahnya.

Seluruh kewenangan, hak dan kewajibannya telah dipulihkan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten juga dihentikan.

"Sifatnya bukan pemberhentian ini hanya penonaktifan, ini tidak boleh lama-lama dan harus kita pulihkan kembali, harus didukung oleh semua guru dan semua murid. Hak nya enggak ada yang berkurang," ujar Andra Soni.

Ketua Gerindra Banten itu menyatakan masalah antara guru Dini dengan ILP sudah selesai saat itu juga. Namun ada hal yang membuat gaduh di sekolah.

Penyebab kegaduhan itu tidak ingin dia ungkap dan bahas kembali, karena antara murid dan guru sudah saling memaafkan.

"Jadi setelah Jumat itu udah saling ngobrol (guru dan murid), ada kejadian yang enggak perlu kita diskusikan disini. Jadi pada hari Jumat itu udah saling menyampaikan permohonan maafnya," terangnya.

(dis/ynd/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi