
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Relagama Bergerak, Bangun Sutoto, membocorkan rencananya sowan ke Sri Sultan Hamengkubuwono X terkait kisruh dugaan ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.
Dikatakan Bangun, selembar ijazah telah mencoreng marwah Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kasus ini dianggap sederhana, tapi diperpanjang sendiri oleh pihak istana.
Jokowi, kata Bangun, hanya mau menunjukkan ijazah S1-nya di pengadilan. Haknya, iya. Tapi caranya? Salah tempat.
“Bener ning ora pener,” kata Bangun kepada fajar.co.id, Minggu (20/7/2025).
Menurutnya, yang lebih menyakitkan bukan sekadar soal dokumen, tapi karena sejarah UGM dan nama besar Sri Sultan Hamengkubuwono IX ikut tercoreng.
“Jokowi, pendukung, dan pembelanya mungkin lupa sejarah,” lanjutnya.
Relagama Bergerak sebelumnya sudah menyerahkan surat pernyataan ke Rektor dan Dekan Fakultas Kehutanan UGM pada 14 Juli 2025. Rektorat sudah memberi tanggapan. Tapi pihak dekan? Masih bungkam.
Bangun menegaskan, dirinya bersama Relagama Bergerak akan sowan ke Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai raja Yogyakarta dan pewaris tahta Sri Sultan HB IX, pendiri UGM dan pahlawan nasional.
“Tanah UGM berdiri di atas tanah kasultanan. Ini bukan sekadar soal kampus. Ini soal harga diri,” tegas Bangun.
Relagama Bergerak merasa UGM telah dilecehkan oleh ketidakjujuran, dan rakyat Yogyakarta sebagai trah Mataram merasa terhina.
“Kalau Jokowi merasa terhina dituduh ijazah palsu, maka kami juga berhak merasa terhina karena UGM kami diinjak-injak,” katanya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: