Prabowo Pilih Teknologi Internet Murah, Tak Pakai Starlink

14 hours ago 2

Selular.id – Pemerintah Indonesia memilih teknologi internet alternatif yang lebih murah dibandingkan Starlink untuk program pemerataan akses digital di daerah pelosok.

Presiden Prabowo Subianto secara tegas menyatakan bahwa teknologi baru ini mampu memberikan solusi internet cepat dengan biaya lebih terjangkau, khususnya untuk mendukung program pembelajaran jarak jauh di sekolah-sekolah terpencil.

Dalam pernyataannya, Prabowo mengungkapkan bahwa teknologi tersebut sudah tersedia dan siap diimplementasikan.

“Yang sulit dapat internet, wifi, sekarang sudah ada teknologi, sangat murah, bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal untuk bayar tiap bulan. Tapi, sudah ada teknologi yang lebih murah (dibanding Starlink),” jelas Presiden RI tersebut.

Teknologi internet alternatif ini disebut memiliki kemampuan setara dengan Starlink dalam hal menjangkau daerah terpencil.

Daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau infrastruktur internet konvensional kini bisa terhubung dengan teknologi baru ini.

Kemampuan jangkauan luas menjadi nilai tambah penting mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.

Dukungan untuk Program Pembelajaran Jarak Jauh

Keberadaan infrastruktur internet murah dan cepat ini akan menjadi tulang punggung program pembelajaran jarak jauh melalui Smart TV/Smart Panel yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran.

Rencananya, sebanyak 288 ribu perangkat Smart Panel akan disebar ke seluruh sekolah di Indonesia, termasuk sekolah-sekolah di daerah pelosok.

Program ini bertujuan menunjang proses pembelajaran dengan menyediakan akses terhadap konten belajar yang sebelumnya sulit diakses.

Prabowo mencontohkan mata pelajaran seperti bahasa Inggris, Mandarin, dan matematika yang selama ini dianggap sulit oleh banyak siswa.

“Ini bisa dibantu dengan ini (layar pintar). Kalau dia selesai dan mau kembali, bisa kembali anytime,” ujarnya.

Implementasi teknologi internet murah ini menjadi solusi atas kendala biaya yang selama ini menghambat digitalisasi pendidikan di daerah terpencil.

Dengan biaya yang lebih terjangkau, pemerintah bisa mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan pendidikan lainnya.

Perbandingan dengan Layanan Starlink

Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk yang mulai beroperasi di Indonesia sejak Mei 2024, memang menawarkan kecepatan tinggi dan jangkauan luas.

Namun, biaya berlangganan yang mencapai Rp479 ribu per bulan plus harga perangkat mulai Rp7,8 juta dinilai masih terlalu mahal untuk kalangan sekolah dan masyarakat di daerah terpencil.

Pilihan pemerintah terhadap teknologi alternatif ini menunjukkan komitmen untuk mencari solusi yang lebih sustainable dari segi biaya.

Meski tidak disebutkan secara spesifik teknologi apa yang akan digunakan, namun dijamin mampu memberikan performa setara dengan layanan satelit komersial.

Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun kemandirian teknologi digital nasional.

Dengan tidak bergantung sepenuhnya pada teknologi asing, Indonesia berpeluang mengembangkan ekosistem digital yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.

Program pemerataan internet murah ini juga akan berdampak positif pada pengembangan ekonomi digital di daerah terpencil.

Akses internet yang terjangkau akan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk terlibat dalam ekonomi digital, sekaligus mendukung program transformasi digital nasional.

Dengan implementasi teknologi internet murah ini, diharapkan kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pelosok bisa semakin berkurang.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam membangun infrastruktur digital yang inklusif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi