Produser Film Merah Putih Bantah Terima Aliran Dana Rp6,7 Miliar dari Pemerintah

Jakarta, Gizmologi – Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan dengan sebuah film animasi karya Indonesia yang siap tayang di bioskop nasional mulai 14 Agustus 2025 mendatang. Sayangnya, tidak semuanya dalam penyambutan positif, justru kontroversial. Di mana film Merah Putih: One for All disebut terima dana Rp6,7 miliar dari pemerintah untuk pembuatannya.

Trailer film Merah Putih: One for All sendiri sudah mulai bermunculan dalam beberapa waktu terakhir, termasuk lewat akun Instagram sejumlah bioskop Indonesia, dan warganet pun langsung membandingkannya dengan film animasi karya anak bangsa lainnya yang telah tayang lebih dulu—termasuk film animasi Jumbo yang meraup kesuksesan berkat pencapaian lebih dari 10 juta penonton dalam 60 hari penayangan.

Belum resmi tayang di bioskop, film Merah Putih: One for All pun sudah tuai kontroversi. Sang produser film, Toto Soegriwo, akhirnya merilis sebuah klarifikasi resmi, menyebutkan bila aliran dana fantastis tersebut tidak ia terima. Bahkan menganggapnya sebagai tuduhan tidak benar hingga merupakan fitnah yang keji.

Baca juga: Sinopsis Film Animasi Merah Putih: One For All

Produser Merah Putih: “Kami Ini Sifatnya Gotong Royong Mandiri”

Toto Soegriwo, produser film Merah Putih: One for All.

Dalam sebuah cuitan terbaru dari akun X pribadinya, Toto mengunggah sebuah gambar berisikan teks klarifikasi penuhnya di atas, yang menjadi bantahan penerimaan aliran dana khusus untuk produksi film animasi Merah Putih: One for All. “Kami tidak pernah menerima satu rupiah pun dana dari pemerintah, apalagi melakukan tindakan korupsi atau memanfaatkan uang haram sebagaimana yang dituduhkan.” Ia memohon agar masyarakat tidak ikut menyebarkan informasi tidak benar maupun terus mengirim hujatan.

Toto menambahkan, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar juga telah memberikan klarifikasi resmi. “Beliau hanya memberikan sejumlah masukan terkait cerita, karakter, visual, trailer, dan aspek kreatif lainnya—sebagaimana beliaui lakukan kepada setiap pihak yang beraudiensi.”

Sebelumnya, dalam sebuah unggahan yang sudah dihapus, Toto juga sempat mengatakan bila waktu pembuatan film animasi Merah Putih: One for All terbilang singkat, yakni hanya kurang dari satu bulan. Sementara itu, dalam sebuah kesempatan lain, produser sekaligus sutradara film animasi Indonesia satu ini juga mengatakan bila biaya film merupakan hasil sumbangsih jajaran tim produksi.

“Jadi kami ini sifatnya gotong royong mandiri, urunan, bukan hanya duit, namun juga tenaga, pikiran, dan waktu. Saya yakin tidak semua orang berpikiran ke angka, tetapi ada juga yang punya idealis. Ternyata ada, termasuk animatornya, termasuk asisten, termasuk produsernya. Semua murni kami urunan potensi kapasitas kami masing-masing.”

Juga Dipertegas Oleh Wamenekraf, Hanya Memberikan Audensi

Sementara itu, seperti yang sudah disampaikan oleh sang produser, Irene Umar juga telah menegaskan bila kabar aliran dana pemerintah tersebut tidak benar. Bahkan ia menyebutkan bila pemerintah tidak memberikan bantuan apa pun untuk film tersebut.

“Kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi. Saya sendiri menerima audiensi tim produksi film beberapa waktu lalu, yang di mana saya menyampaikan beberapa masukan dari saya, termasuk teknikal terkait karakter, look, and feels, trailer, dan lain-lain,” jelasnya dalam sebuah kesempatan Senin (11/8), tim Gizmologi kutip dari Metro TV News.

Selain terkait aliran dana, ramainya pembahasan warganet di media sosial terkait Merah Putih: One for All, juga mengacu pada dugaan penggunaan aset animasi stok dalam film. Di mana beberapa adegan diketahui menggunakan aset  yang benar-benar identik dari Daz3D, maupun aset untuk masing-masing karakternya.