Profil Hendri Susilo, Satu-satunya Pelatih Indonesia di Super League

7 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Namanya memang tak setenar Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, atau Budi Sudarsono, tetapi Hendri Susilo punya kharisma tersendiri.

Kini, di Super League 2025/2026, Hendri jadi satu-satunya pelatih lokal di antara 17 pelatih asing. Keputusan Malut United mengontraknya, setelah mendepak Imran Nahumarury, cukup mengejutkan.

Tak banyak yang menyangka Hendri akan menjadi pilihan Malut. Pasalnya, dalam lima musim terakhir, Hendri gonta-ganti klub. Bahkan, Hendri sering dipecat di tengah musim berjalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musim lalu misalnya, Hendri dipecat Semen Padang FC pada awal musim, 13 September 2024, seusai kalah dari Malut United. Hendri hanya bertahan empat pekan di Liga 1 2024/2025.

Tak sampai sebulan, Hendri dipinang Sriwijaya FC, klub yang diselamatkan dari degradasi dalam Liga 2 2023/2024. Hendri 'balik kucing' dengan Sriwijaya setelah berpisah dengan Jafri Sastra.

Dalam dunia kepelatihan, nama Hendri memang tak terlalu beken, tetapi menjanjikan kualitas. Ia adalah salah satu kunci Persiraja Banda Aceh promosi ke Liga 1 pada 2020.

Dunia kepelatihan Hendri dimulai sejak awal abad milenium. Pada 2005, Hendri ditunjuk PSSI menjadi pelatih Timnas Indonesia U-17. Jabatan ini ia emban hingga 2007.

Tahun berikutnya Hendri dikontrak DKI Jakarta untuk menangani tim Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencapaian Hendri dalam ajang ini adalah semifinal dan gagal ke final usai dikalahkan Papua.

Selepas PON, Hendri dikontrak Persisam Putra Samarinda (kini menjadi Bali United). Ini adalah pengalaman pertamanya melatih klub profesional. Kerja sama ini bertahan hingga 2011.

Setelah itu Hendri menjadi asisten Benny Dolo di Persija Jakarta pada 2013-2014. Hendri juga ikut ke Sriwijaya FC saat Bendol, sapaan akrab mendiang Benny, ke klub asal Palembang tersebut pada 2014.

Hubungan Hendri dengan Benny memang dekat. Benny adalah pelatih yang mendatangkannya dari PSP Padang ke Pelita Jaya pada 1986. Ditangani Benny, Hendri bertransformasi menjadi striker tajam.

Karena ketajamannya itu Hendri dipanggil ke Timnas Indonesia pada periode 1991-1993. Salah satu ajang yang diikuti Hendri bersama Garuda adalah Piala Presiden Korea Selatan 1991.

Selepas Benny pensiun pada 2016, Hendri memulai jalan ninjanya sendiri. Ia menangani PS Sumbawa Barat pada 2016-2017, lantas ke PSPS Riau selama 2017 hingga 2018.

Dan, pada 2019, ia dipinang Persiraja. Nama Hendri mulai dipertimbangkan pada musim ini, setelah membawa Persiraja promosi. Karena itu banyak klub yang memburu jasanya dari musim ke musim.

Jika dihitung, total sudah dua dekade Hendri menjadi pelatih, 2005 hingga 2025. Selama 20 tahun itu tak pernah pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 11 Desember 1965 ini menganggur.

Bisakah Hendri bertahan dalam persaingan keras Super League 2025/2026? Yang pasti, Hendri harus berjuang keras agar Malut United bertahan di papan atas. Jika tidak, kinerjanya akan dibandingkan dengan Imran.

[Gambas:Video CNN]

(abs/nva)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi