Review Honor 400: Mid-Range Premium dengan Teknologi AI Tingkat Lanjut

5 hours ago 1

Fitur AI memang sudah cukup banyak menjadi salah satu nilai jual utama dalam sebuah smartphone, tidak hanya kelas flagship, namun juga merambah ke segmen harga yang lebih terjangkau. Memasuki semester kedua tahun ini, Honor Indonesia menghadirkan inovasi menarik. Lewat Honor 400 yang disebut smartphone pertama membawa fitur AI Image to Video. Ya, justru disematkan ke dalam sebuah produk kelas menengah.

Berbeda saat pertama kali comeback ke Indonesia, Honor kali ini memutuskan untuk tidak hadirkan varian Pro. Sebagai alternatif, kini tersedia Honor 400 Lite yang membawa daya tarik tersendiri seperti adanya tombol kamera khusus mirip iPhone 16, dan Honor 400 yang bawa sejumlah fitur premium. Sebut saja sensor utama 200MP, serta baterai 6000 mAh dalam dimensi yang relatif lebih kecil dibandingkan kompetitornya.

Dengan harga menyentuh hampir Rp7 juta, Honor 400 hadir membawa fitur yang sangat lengkap, atau bisa dibilang palugada, terutama semua yang terkait AI. Namun apakah semua aspek yang dibawanya lebih baik dibandingkan kompetitornya? Berikut review Honor 400 selengkapnya.

Desain

Honor 400

Ketika kebanyakan smartphone tampil membawa modul kamera belakang sangat besar dan relatif identik satu sama lain, Honor 400 membawa desain yang cukup berbeda. Smartphone ini tampil kompak sekaligus terlihat premium, tersedia dalam tiga pilihan warna berbeda. Meski memang, tidak membawa tombol kamera khusus seperti pada varian Lite.

Mari kita bahas aspek positifnya lebih dulu. Dimensi Honor 400 tergolong kompak untuk standar smartphone masa kini, relatif lebih kecil dibandingkan Galaxy A56, dan setara dengan OPPO Find X8. Nggak sekecil Galaxy S25 standar, memang, tetapi karena bobotnya yang ringan dan dimensi layar sedikit lebih kecil, jadi rasanya lebih mudah untuk digunakan satu tangan. Permukaan bodi matte-nya juga nggak licin, dan tidak begitu mudah kotor saat digunakan tanpa case.

Honor 400
Honor 400
Honor 400
Honor 400

Aspek positif lain menurut saya, ada pada desain modul kamera belakangnya. Dibuat cukup low-profile, namun juga tampil beda. Membuatnya cocok untuk Gizmo friends yang mendambakan smartphone dalam desain tidak begitu mainstream. Lantas adakah bagian yang kurang? Menurut saya, ada pada pilihan material bodi, serta IP rating yang diusungnya.

Rasa menggenggam smartphone ini, bukan yang paling premium. Terutama pada material bingkai yang memang tak terasa seperti aluminium, hingga permukaan bodi belakangnya. Namun bukan berarti terasa ringkih ya, masih solid dan kokoh. Dan mungkin ini cara Honor untuk hadirkan bobot ringan pada Honor 400, yang tidak sampai 185 gram.

Poin kedua, ada pada sertifikasi IP65 yang dibawanya, ketika kompetitor lain mulai tawarkan IP68 bahkan IP69. Sehingga untuk Gizmo friends yang berencana menggunakan smartphone di bawah air, bukan jadi pilihan pas. Tentu berbagai kekurangan tersebut bisa menjadi minor, bergantung pada preferensi dan skenario penggunaan masing-masing.

Layar

Honor 400

Setara flagship, dengan beberapa fitur ekstra yang dapat diapresiasi. Layar Honor 400 berukuran 6,55 inci, dengan keempat sisi bezel yang terlihat dibuat sama tipisnya—membuatnya terasa lebih imersif ketika dilihat dari jarak pandang normal, sembari terasa relatif kompak dalam genggaman satu tangan. Meski memang, Honor tidak menyebutkan secara gamblang proteksi tertentu pada permukaan kaca depannya.

Panel layar Honor 400 gunakan AMOLED yang mendukung satu milyar warna, refresh rate hingga 120Hz, bahkan kecerahan maksimum sampai 5000 nits yang membuatnya sangat nyaman digunakan di luar ruangan termasuk di bawah pancaran sinar matahari terik sekalipun. Resolusi tinggi dengan kerapatan piksel 460ppi, juga membuat visualnya terlihat tajam, sekaligus membawa saturasi yang pas. Standar konten HDR pun sudah didukung.

Menurut saya, ada tiga fitur ekstra menarik yang bisa ditemukan pada bagian ini. yang pertama, adalah PWM dimming hingga 3840Hz. Angka tersebut terbilang sangat tinggi di segmennya—semakin tinggi angka tersebut, semakin kecil efek flicker yang terlihat ketika menggunakan smartphone dalam tingkat kecerahan rendah. Artinya, layar Honor 400 lebih memanjakan mata, tidak membuat mata mudah lelah, terutama ketika digunakan di dalam ruangan dengan pencahayaan lebih rendah.

Yang kedua, kamu bisa menemukan mode eBook khusus pada menu pengaturan layarnya. Dalam sekali sentuh, bisa mengubah tampilan layar menjadi monokrom, sehingga lebih nyaman untuk kamu membaca artikel maupun file buku digital. Ketiga, adalah fitur Motion Sickness Relief—membuat kamu tidak pusing saat menggunakan smartphone dalam perjalanan.

Kamera

Honor 400

Masuk ke bagian yang menurut saya paling menarik sekaligus salah satu yang paling diunggulkan pada smartphone ini. Kamera Honor 400 membawa sensor utama beresolusi tinggi, yakni 200MP ISOCELL HP3 dengan OIS. Sensor keduanya berjenis ultra-wide 12MP dengan autofokus. Dan, ya, hanya ada dua sensor saja di belakang. Alias tanpa sensor telefoto khusus. Untuk membidik obyek jarak jauh, Honor andalkan AI lewat pendekatan yang menarik.

Saya seperti melihat Honor menggunakan algoritma serupa Google Pixel terdahulu, yang bisa sempurnakan kualitas foto meski menggunakan digital zoom. Kalau in-sensor zoom untuk foto dengan pembesaran 2-4x, sudah biasa. Namun dalam 15-30x zoom, Honor 400 hadirkan teknologi AI zoom yang memanfaatkan pemrosesan lebih lanjut saat foto berhasil ditangkap. Hasilnya? Surprisingly cukup bisa diandalkan, selama obyek yang ditangkap merupakan obyek yang mudah dikenali, dan bukan wajah manusia.

Dan dengan sensor utama superior, Honor berani untuk hadirkan opsi 3x portrait, selain focal length lainnya seperti 1x, 1,5x, dan 2x. Dan untuk berikan kualitas portrait lebih dramatis, algoritma dan filter dan studio Harcourt dibawa ke Honor 400, sama seperti yang ada pada Magic V3. Hasilnya? Tergolong eye-pleasing, dengan warna dan efek blur yang tergolong pas.

Karena banyak menggunakan pendekatan AI, menurut saya hasil foto dari Honor 400 secara keseluruhan terbilang memuaskan dengan sedikit catatan. Berbicara detail, ketika kamu melakukan zoom pada area wajah, detailnya bukan yang terbaik. Dan dalam skenario tertentu seperti low-light terutama saat gunakan sensor ultra-wide, situasi serupa juga berlaku. Tetapi selebihnya, dalam pencahayaan yang berlimpah, hasil fotonya tajam. Dengan warna kulit yang juga tergolong pas, termasuk dalam kondisi pencahayaan yang sedikit menantang seperti backlight.

Beberapa hasil foto tangkapan kamera Honor 400, bisa kamu akses lewat album berikut ini.

AP1GczMwUsmkPaFfCFaVu6Tk EcLWQH4y7sX8F2EeoQ3Dd i8Z7DJ2PxIPEeV17t0nEgBiqN524vNCuk5PkHWf4uSCx45
AP1GczOHaCTMiI r6 9ja 3qXTQWfTwkjlYWwC5AEuZWR69h0dx04LmCTeVJEZSFW qmnj Rk pkN1zCZjq 2C4nWbINO5j6JDyPp3Sm11uGeYQMD4Nuan7w=w2400
AP1GczPMVS2kGlWW IDVBLYTp0MiCz1VOlSGAZ dqWeANZ h7DFuy7t KuMC4wfpIoaIu7JogOGMY3UfnEb9PbBF7VboAQMft0eijo5Ipn7vc5URWsshuBnt=w2400
AP1GczNp8LldWIpXxkNxuCzBpJUnPe24XG3Mhwcfs3zjWaPtae8O4udTPsbrevpPSJXjfoAsPseZG lJ5fCjnshPzS7k1TQIMHbbXJuJI7V 692TVQXQIzou=w2400
AP1GczNAT3SpA2DKUDYX7T9rxlm0FdEPtr72M8TF6lW1aOB2ATDX76ne7njrBjZHCD2XA e0UJyhbLqJKC3XLVO4Yz5k52Mn H9Qp8W8utANhuurp5XOsuIu=w2400
AP1GczOTKw5EhLRZASW4lxpykW9ow4gR0pb1uYpfY5QFnP8HO6fxoPljmc VrVIorVG 43T9rCba
AP1GczN 7yWEdaezOnQq9E6ZwXw5eSlut0Lq4QRLRRzN 9iiWf2eeoJXpKmTTa0Rch3f 79WbKEeMcMWSJqyKjBgaIHnHhwXzW6ehKK0DY6F5tJeMKqTB 2P=w2400

Untuk keperluan vlogging, baik kedua sensor kamera belakang dan kamera selfie 50MP di depan, sama-sama bisa merekam video hingga 4K 30fps—sayangnya belum ada opsi 4K60. Tangkapan video dalam resolusi tertinggi terbilang cukup stabil, dengan warna yang juga pas. Kamu juga bisa berpindah antar sensor selama perekaman berlangsung. Hanya saja ada baiknya untuk gunakan sensor ultra-wide untuk merekam momen dalam pencahayaan berlimpah saja.

Fitur

Honor 400

Integrasikan banyak layanan Google dalam tingkat sistem, Honor 400 hadir dengan MagicOS 9 terbaru, berbasis Android 15. Kabar baiknya, Honor janjikan hingga enam tahun pembaruan perangkat lunak, baik versi OS maupun keamanan rutinnya. Menjadi kabar baik, dan menandakan bila benefit tersebut kini tak lagi hanya ditawarkan oleh Samsung saja. Dua jempol untuk Honor pada bagian ini.

Tampilan antarmukanya sendiri, terlihat familiar seperti seri smartphone Honor (dan juga Huawei) terdahulu. Ada banyak sekali fitur AI yang disematkan, mulai dari editor foto, transkrip perekaman suara, membuat ringkasan dari catatan atau dokumen, terjemah real-time, hingga AI Deepfake Detection yang bisa mendeteksi adanya penipuan dalam bentuk panggilan video dari berbagai platform.

Honor 400

Tentunya yang paling menarik adalah fitur AI Image to Video, hasil integrasi teknologi Google Veo 2 ke dalam Honor 400. Sesuai namanya, kamu bisa mengubah gambar yang tersimpan di smartphone, menjadi video berdurasi lima detik, lewat pemrosesan yang memakan waktu sekitar dua menit. Hasilnya cukup menarik secara konsisten, bahkan bisa memberikan gerakan pengambilan video tertentu, sampai mengubah arah kepala obyek manusia.

Fitur eksklusif milik Honor 400 ini, bisa dimanfaatkan secara gratis—Honor sendiri belum bisa menyebutkan sampai kapan, namun untuk saat ini, bisa men-generate sekitar 10 kali dalam satu hari, atau 300 kali dalam satu bulan. Melengkapi AI Image to Video, tentu hadir fitur edit foto lainnya seperti AI Outpainting yang bisa generate sudut gambar lebih luas, AI Eraser 2.0, sampai Face Tune yang bisa mengubah ekspresi wajah seperti saat mata tertutup. Komplit deh pokoknya.

Hadirnya Honor Connect juga memudahkan kirim dan terima file termasuk lintas OS, sehingga lebih mudah memindahkan foto atau video dengan pengguna iPhone sekalipun. Fitur ekstra lainnya meliputi sensor inframerah yang bisa dimanfaatkan untuk kendali elektronik rumah, hingga dukungan dual SIM fisik atau dengan eSIM. Untuk aspek audio, output speaker stereonya tergolong biasa saja. Masih ada distorsi atau sedikit cempreng dalam volume lebih tinggi.

Performa

Skor Antutu Honor 400

Kalau dari aspek kamera dan fitur tergolong memuaskan, kini sampailah ke dalam bagian yang terbilang oke saja. Ya, sama dengan Honor 200, chipset yang disematkan pada Honor 400 masih sama persis, yakni Snapdragon 7 Gen 3 rilisan akhir 2023 lalu. Dibilang jadul, enggak juga, hanya saja bukan yang terbaru. Walaupun sudah tergolong efisien daya lewat fabrikasi 4nm.

Secara arsitektur, sejatinya mirip dengan Exynos 1580 milik Galaxy A56 terutama pada sektor CPU, hanya saja seri pada masing-masing inti adalah generasi lebih lama. Dipasangkan dengan RAM yang sudah tergolong luas, pemakaian sehari-hari sejatinya tidak ada masalah. Multitasking terasa mulus, lancar, aman. Hanya saja, terkadang masih terasa ada stutter, maupun refresh rate yang sedikit kurang konsisten.

Sejumlah kekurangan minor tersebut tentu bisa disempurnakan lewat software update. Namun bila dibandingkan dengan kompetitor di segmennya, bahkan dalam banderol harga sedikit lebih murah, alangkah baiknya kalau Honor memilih cip yang lebih baru atau sedikit lebih superior. Yang tentu bisa memberikan pengalaman lebih mulus seperti ketika memproses foto, atau ketika masih digunakan dalam masa-masa akhir jaminan pembaruan OS-nya yang sangat lama.

Buat main game, Honor 400 juga bisa jalankan sejumlah game populer dengan lancar dalam visual yang mulus. Bodi bakal terasa sedikit panas, namun masih dalam taraf wajar, tidak sampai overheat. Overall, tergolong mulus dan sangat cukup untuk aktivitas harian. Hanya saja bukan yang paling kencang di segmennya.

Baterai

Honor 400

Dalam profilnya yang tergolong kompak dan ringan, Honor bisa membawa kapasitas daya cukup besar ke dalam smartphone ini. Ya, memanfaatkan inovasi silikon karbon, baterai Honor 400 yang hadir resmi di Indonesia berkapasitas 6000 mAh. Bisa menjadi pilihan pas untuk Gizmo friends yang sedang mencari smartphone all-rounder dengan waktu pemakaian sehari-hari lebih panjang.

Berkat chipset yang hemat daya, saya bisa menggunakan Honor 400 secara intensif dalam satu hari penuh tanpa harus takut kehabisan daya. Nggak sampai bisa dua hari penuh sih, tapi tentu akan mudah dicapai dengan penyesuaian penggunaan dan memanfaatkan sejumlah mode hemat daya yang disediakan. Terasa menyenangkan ketika saya bisa menggunakan smartphone yang tidak mudah habis daya, dalam dimensi kompak, dengan kamera yang juga tergolong bisa diandalkan.

Sementara untuk pengisian dayanya pun tergolong cukup cepat. Meski dalam satuan watt bukan yang paling tinggi (66W), waktu pengisiannya hanya memakan waktu kurang lebih satu jam kok. Nggak sampai penuh juga tidak masalah, mengingat kapasitasnya yang besar, juga sudah cukup untuk satu hari pemakaian. Reverse charging? Bisa, dengan menggunakan kabel. Adaptor charger juga sudah termasuk ke dalam paket penjualan.

Kesimpulan

Honor 400

Honor 400 hadir sebagai alternatif smartphone mid-range premium yang menarik, mengisi segmen harga yang sejatinya tidak banyak pilihan bagi konsumen di Indonesia. Beberapa hal seperti chipset dan material bodi memang bukan yang terbaik, namun juga tak bisa dibilang jelek. Ada banyak aspek lain di dalamnya yang membuat Honor 400 menarik.

Fitur AI yang komplit hingga eksklusif seperti AI Image to Video, sensor kamera 200MP yang bisa diandalkan berkat penyempurnaan AI, dimensi perangkat serta desain yang tidak mainstream, hingga kapasitas baterai besar dan layar superior, menjadi beberapa daya tarik tersendiri. Membuat Honor 400 pas sebagai salah satu pilihan smartphone terbaik tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi