Setahun Prabowo-Gibran: Janji Pembangunan Pabrik Handphone Belum Terealisasi

9 hours ago 1

Selular.id – Presiden Prabowo Subianto, berjanji akan melakukan pembangunan pabrik handphone di Indonesia.

Janji ini dia sampaikannya dalam debat capres dan cawapres seri kelima yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (4/2/2024).

Pada debat tersebut mengangkat tema teknologi informasi, kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Dalam sesi debat yang semakin memanas, Prabowo menanggapi pertanyaan mengenai kedaulatan teknologi Indonesia yang terancam.

Dia menyoroti besarnya impor ponsel yang mencapai Rp 30 triliun pada tahun 2023.

Padahal, menurutnya, biaya membangun pabrik ponsel hanya membutuhkan investasi sekitar setengah triliun rupiah.

“Pembangunan pabrik ponsel di Indonesia terganjal oleh political will (kehendak politik),” tegas Prabowo.

Pernyataan ini merupakan tanggapan langsung terhadap jawaban capres nomor urut satu, Anies Baswedan, yang sebelumnya menyebut solusi melalui alih teknologi dan investasi padat karya.

Prabowo menekankan bahwa dengan kemauan politik yang kuat, hambatan pembangunan pabrik smartphone bisa diatasi.

“Kalo memang bangun pabrik cuma 1 triliun, ya sudah bangun aja. Kalau political will dibutuhin, Ayok dibantu dengan political will,” ucapnya dengan penuh semangat.

Fokus pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

Selain fokus pada kemudahan pembangunan pabrik smartphone, Prabowo juga menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia.

Dia menegaskan bahwa masalah teknologi selalu berurusan dengan sumber daya.

“Kita harus mendidik anak kita lebih banyak di bidang sains, teknologi, engineering, matematika (STEM),” ujarnya.

Prabowo melanjutkan, hanya dengan memiliki SDM yang mumpuni di bidang STEM, Indonesia baru bisa bersaing di kancah global.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dia berencana memberikan beasiswa sebanyak 10.000 untuk kedokteran dan 10.000 di bidang STEM.

“Setelah itu, baru kita bisa bersaing,” sambungnya.

Mantan Panglima TNI ini juga menyoroti bahwa dengan beasiswa ini, Indonesia bisa menciptakan SDM pintar di bidang STEM yang mampu bersaing secara global.

“Kita bisa ambil yang terpintar di Indonesia, dan kirim ke luar negeri, kita bangun fakultas STEM banyak lagi di Indonesia dan baru kita rebut teknologi,” katanya dengan penuh keyakinan.

Ilustrasi pabrik handphone modern di Indonesia

Dampak terhadap Industri Telekomunikasi Indonesia

Komitmen Prabowo ini dinilai penting bagi perkembangan industri telekomunikasi Indonesia.

Selama ini, Indonesia masih bergantung pada impor ponsel dengan nilai yang sangat besar.

Padahal, potensi untuk membangun industri manufaktur handphone dalam negeri sebenarnya cukup besar.

Beberapa merek smartphone sudah mulai menunjukkan komitmennya dengan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Beberapa model handphone tertentu bahkan telah mencapai TKDN yang cukup signifikan, menunjukkan bahwa produksi lokal sebenarnya memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Namun, hambatan regulasi dan birokrasi seringkali menjadi kendala utama.

Janji Prabowo untuk mempermudah proses pembangunan pabrik handphone diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan perkembangan terbaru dimana beberapa perusahaan teknologi global mulai menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Pengamat industri telekomunikasi menilai bahwa political will dari pemerintah memang menjadi kunci.

Tanpa dukungan politik yang kuat, berbagai rencana investasi dalam pembangunan pabrik handphone bisa terhambat oleh regulasi yang berbelit dan birokrasi yang rumit.

Janji Prabowo ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi terciptanya iklim investasi yang lebih kondusif di sektor manufaktur telekomunikasi.

Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa beberapa perusahaan sudah mulai merespons positif sinyal dari calon pemimpin negeri ini.

Beberapa bahkan telah memulai langkah konkret dengan mengeksplorasi kemungkinan pembangunan pabrik di berbagai wilayah Indonesia.

Dengan komitmen yang kuat dari calon pemimpin, ditambah dengan pengembangan SDM melalui program beasiswa STEM, industri handphone Indonesia memiliki peluang untuk tumbuh lebih pesat.

Hal ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Ke depan, implementasi dari janji-janji ini akan menjadi penentu apakah Indonesia benar-benar bisa mewujudkan kemandirian di bidang teknologi, khususnya dalam industri handphone.

Semua pihak tentu berharap bahwa komitmen ini tidak hanya sebatas wacana di masa kampanye, tetapi benar-benar diwujudkan dalam kebijakan nyata apabila terpilih memimpin negeri ini.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi