Sikap Liga Arab Usai Israel Serang Qatar, Bisa Jauhi Israel

2 hours ago 1

CNN Indonesia

Minggu, 14 Sep 2025 15:45 WIB

Liga negara-negara Arab mulai menyiapkan sikap setelah keamanan kawasan itu ikut terdampak konflik Timur Tengah. Ilustrasi Liga Arab. (AFP/-)

Jakarta, CNN Indonesia --

Liga negara-negara Arab mulai menyiapkan sikap setelah keamanan kawasan itu ikut terdampak konflik Timur Tengah.

Setidaknya terdapat dua hal yang memicu sikap tersebut: serangan Iran terhadap pangkalan udara AS di Qatar pada Juni 2025 dan serangan Israel di Doha yang menargetkan pimpinan Hamas pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari CNN, Sabtu (13/9), Qatar telah berjanji akan memberikan respons regional kolektif terhadap Israel. Langkah ini ditempuh karena keterbatasan opsi membalas dengan senjata.

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan tanggapan regional itu sedang dalam konsultasi dan diskusi dengan negara lain.

Keputusan diperkirakan akan diambil dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) darurat Arab-Islam pada 15 September 2025.

PM Qatar juga mengatakan sebagian tanggapan Doha akan ditempuh lewat jalur hukum, seperti hukum internasional. Pendekatan itu terlihat ketika Qatar berhasil melobi pernyataan bulat di Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan Israel.

Sikap lain ditunjukkan Uni Emirat Arab, negara yang memiliki hubungan paling dekat dengan Israel. Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan langsung tiba di Doha kurang dari 24 jam setelah serangan.

Ia menyambangi Qatar sebagai titik pertama untuk membahas tanggapan atas serangan Israel, sebelum bertolak ke Bahrain dan Oman.

Pada Jumat (12/9), UEA juga memanggil salah satu diplomat Israel. Negara itu mengecam serangan Israel dan menyebutnya "mencolok dan pengecut".

Perubahan sikap itu menjadi sorotan banyak pihak, termasuk pakar hingga analis regional. Asisten Profesor Sejarah di Kuwait University, Bader Al-Saif menilai negara-negara Arab akan bersatu demi menghadapi serangan Israel lebih lanjut.

"Kita perlu mengambil sikap sekarang karena jika tidak, negara-negara Teluk Arab lainnya akan menjadi sasaran berikutnya," ujar Bader Al-Saif.

Salah satu sikap yang kemungkinan diambil, menurut analis, adalah menurunkan hubungan diplomatik UEA dengan Israel dan mengurangi keterlibatannya dalam perjanjian normalisasi Abraham Accords.

UEA bahkan sudah mengisyaratkan rasa tidak puas terhadap Israel sebelum serangan di Doha. Pejabat senior UEA Lana Nusseibeh sempat memperingatkan rencana Israel mencaplok Tepi Barat akan menjadi "garis merah" yang mengkhianati Abraham Accords.

Israel sebelumnya menargetkan sebuah kompleks perumahan pada hari Selasa (9/9) yang menampung para pemimpin Hamas di Doha.

Serangan itu menewaskan lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar, yang sedang mendiskusikan kesepakatan gencatan senjata baru yang diusulkan oleh AS untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina.

Dalam agresi tersebut, Israel telah membunuh lebih dari 64.000 orang sejak Oktober 2023. Qatar, bersama dengan AS dan Mesir, telah menjadi mediator dalam negosiasi untuk mengakhiri perang.

(frl/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi