Jakarta, Gizmologi – 20th Century Studios mempersembahkan film Predator: Badlands, yang disutradarai kembali oleh Dan Trachtenberg. Ia sempat menyutradarai film semesta Predator lain sebelumnya yaitu Prey dan Predator: Killer of Killers.
Film Predator: Badlands merupakan babak terbaru dari semesta Predator yang kini berfokus pada sisi lain dari sang makhluk legendaris. Babak baru ini akan menggali lebih cerita dari semesta ini dengan menghadirkan kedalaman emosi di balik salah satu spesies paling ikonik di dunia fiksi ilmiah.
“Ini adalah film pertama dalam semesta Predator yang sepenuhnya berfokus pada spesies Yautja,” ujar Trachtenberg.
Baca Juga: Sinopsis Abadi Nan Jaya, Film Zombie dengan Kearifan Lokal Budaya Indonesia
Sinopsis Film Predator: Badlands, Berfokus ke Dek

Film Predator: Badlands membawa penonton ke planet berbahaya Genna, tempat seorang Predator muda bernama Dek berjuang untuk membuktikan dirinya. Dalam perjalanan tersebut ia menemukan sekutu tak terduga Thia, robot yang rusak.
Meski rusak, Thia merupakan robot yang berjiwa kuat. Bersama-sama, mereka menempuh perjalanan berbahaya melintasi planet Genna demi mencari lawan utama, makhluk tak terkalahkan bernama Kalisk.
“Untuk pertama kalinya, penonton akan mengikuti sudut pandang sang monster. Dek merupakan sosok terlemah di klannya, di ambang pengasingan, dan harus membuktikan dirinya dengan memburu makhluk paling berbahaya di galaksi,” jelas Trachtenberg.

Film ini dibintangi oleh pendatang baru Dimitrius Schuster-Koloamatangi sebagai Dek serta Elle Fanning sebagai Thia. Dimitrius Schuster-Koloamatangi berhasil menghadirkan performa fisik dan emosional luar biasa sehingga membuat sosok Yautja terasa hidup dan manusiawi. Sedangkan, Elle Fanning, yang merupakan penggemar dari Prey, juga sangat senang bergabung menjadi bagian dari film ini.
“Naskahnya sangat mengejutkan. Thia digambarkan sebagai robot yang tidak punya kaki dan berwujud ‘ransel’. Ini merupakan tantangan baru bagiku dan semangat yang Trachtenberg miliki menjadi motivasi aku untuk total dalam peran ini,” ungkap Fanning.
Film Predator: Badlands juga memperkenalkan Kalisk sebagai lawan utama yang merupakan sosok makhluk yang tak terkalahkan. Untuk mewujudkan karakter ini, Creature Designer legendaris Alec Gillis, yang memulai karirnya dalam film Alien dan Predator pertama di bawah bimbingan maestro efek spesial Stan Winston, kembali berkolaborasi dengan Trachtenberg setelah sebelumnya bekerja sama dalam film Prey.

Bersama tim Wētā FX, Gillis merancang sosok Kalisk dengan inspirasi dari berbagai makhluk nyata maupun fiksi, termasuk karakter-karakter imajinatif dari film Hayao Miyazaki, video game legendaris Shadow of the Colossus, serta biota laut dalam dari dunia nyata. Dari sisi efek visual, Olivier Dumont (“Doctor Strange in the Multiverse of Madness”) menghadirkan visual menakjubkan dengan bantuan studio legendaris seperti Wētā Workshop, Framestore, dan ILM.
Dengan menghadirkan sudut pandang baru dari seorang Predator, Trachtenberg berharap penonton dapat membangun koneksi emosional dengan para karakter dalam film ini. Predator: Badlands diproduseri oleh John Davis, Dan Trachtenberg, Marc Toberoff, Ben Rosenblatt, dan Brent O’Connor.
Film Predator: Badlands sudah tayang di bioskop Indonesia. Film ini hadir dalam berbagai format premium seperti IMAX, 4DX, dan ScreenX di seluruh bioskop indonesia.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


















































