Selular.id – Qualcomm berhasil mencatatkan Snapdragon 8 Elite Gen 5 sebagai CPU mobile tercepat di dunia untuk kinerja multi-core, berdasarkan hasil benchmark Geekbench 6 terbaru. Namun, pencapaian ini datang dengan harga yang mahal: konsumsi daya chipset flagship tersebut melonjak hingga 61 persen lebih tinggi dibandingkan pesaing utamanya, Apple A19 Pro. Hasil benchmark dari sampel engineering ini mengungkap strategi Qualcomm yang fokus pada performa puncak, meski harus mengorbankan efisiensi energi.
Dalam tes multi-core Geekbench 6, Snapdragon 8 Elite Gen 5 mencetak skor 12.546 poin. Angka ini tidak hanya membuatnya unggul 22,5 persen dari pendahulunya, Snapdragon 8 Elite, tetapi juga 13,5 persen lebih cepat dari Apple A19 Pro yang meraih 11.054 poin. Dengan demikian, chipset Qualcombe ini resmi menjadi prosesor mobile paling powerful saat ini. Lonjakan performa ini sangat signifikan dan ditunggu-tunggu oleh para penggemar ponsel Android flagship mendatang yang akan mengusung chipset ini.
Analisis mendalam oleh Geekerwan menunjukkan bahwa untuk mencapai keunggulan tersebut, sampel engineering Snapdragon 8 Elite Gen 5 harus beroperasi dengan daya papan (board power) yang sangat tinggi, mendekati 19,5 watt selama pengujian Geekbench 6. Sebagai perbandingan, A19 Pro hanya mengonsumsi 12,1 watt untuk menghasilkan skor yang lebih rendah. Artinya, chip Qualcomm membutuhkan 61 persen lebih banyak daya hanya untuk mengungguli chip Apple dalam tes multi-core.
Ketika dilihat dari sudut pandang efisiensi, atau ‘kinerja per watt’, ceritanya menjadi berbeda. A19 Pro menunjukkan kehebatannya dengan meraih 913,55 poin per watt, sementara Snapdragon 8 Elite Gen 5 berada di angka 643,38 poin per watt. Ini berarti chip Apple memiliki efisiensi 42 persen lebih tinggi daripada chip Qualcomm. Bahkan, MediaTek Dimensity 9500 yang juga merupakan chipset 3nm mencatat efisiensi terendah di antara ketiganya, yaitu 595,33 poin per watt. Snapdragon 8 Elite Gen 5 memang menjanjikan perubahan besar, namun efisiensi daya masih menjadi tantangan.
Di sisi lain, dalam tes single-core, jarak antara kedua rival ini semakin menyempit. A19 Pro masih memimpin dengan skor 4.019, tetapi Snapdragon 8 Elite Gen 5 tidak jauh tertinggal dengan 3.846 poin. Selisihnya hanya 4,5 persen, menunjukkan bahwa Qualcomm secara konsisten berhasil mengejar ketertinggalannya dari Apple dalam hal kinerja single-threaded. Ini adalah kabar baik bagi pengguna yang mengandalkan aplikasi yang tidak terlalu multi-threading.
Implikasi untuk Perangkat Konsumen
Pertanyaan besarnya adalah bagaimana hasil benchmark sampel engineering ini akan diterjemahkan ke dalam perangkat konsumen yang akan segera rilis. Sampel engineering biasanya belum dioptimalkan sepenuhnya untuk efisiensi daya, sehingga ada harapan bahwa versi final yang akan dipasang di smartphone seperti yang dikonfirmasi oleh POCO untuk flagship terbarunya akan memiliki manajemen daya yang lebih baik. Produsen smartphone pasti akan melakukan tuning lebih lanjut untuk menyeimbangkan antara performa dan masa pakai baterai.
Pencapaian Snapdragon 8 Elite Gen 5 sebagai CPU multi-core tercepat menandakan era baru untuk perangkat mobile, terutama untuk tugas-tugas berat seperti gaming, rendering video, dan komputasi AI. Namun, trade-off dalam konsumsi daya menjadi pengingat bahwa hukum fisika masih berlaku. Meningkatkan performa seringkali berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan daya. Tantangan bagi Qualcomm dan mitra manufakturnya adalah memastikan bahwa kecepatan ekstra ini tidak mengorbankan pengalaman pengguna sehari-hari akibat baterai yang cepat habis atau perangkat yang overheat.
Dengan beberapa flagship seperti OnePlus 15 yang sudah menunjukkan kekuatan chipset ini di benchmark, pasar smartphone tinggi akan menyaksikan persaingan ketat antara performa mentah dan efisiensi. Keputusan konsumen nantinya mungkin akan tergantung pada prioritas mereka: kecepatan tertinggi untuk produktivitas dan gaming, atau efisiensi daya untuk penggunaan yang lebih lama dan lebih dingin.
Perkembangan ini juga menyiratkan bahwa Apple masih memegang mahkota efisiensi untuk generasi chipset mobile saat ini. A19 Pro membuktikan bahwa mungkin untuk mencapai performa tinggi tanpa mengorbankan daya tahan baterai secara signifikan. Kedua pendekatan yang berbeda ini – performa maksimal Qualcomm dan efisiensi optimal Apple – akan terus mendorong inovasi di industri mobile, yang pada akhirnya menguntungkan konsumen dengan pilihan yang lebih beragam.
Kedatangan Snapdragon 8 Elite Gen 5 menandai babak baru persaingan chipset mobile. Meski efisiensi menjadi catatan, gelar CPU mobile tercepat yang disandangnya menjanjikan pengalaman pengguna yang lebih mumpuni di perangkat-perangkat flagship mendatang. Perkembangan optimasi pada perangkat retail nantinya akan menjadi penentu seberapa sukses chipset ini di pasaran.