Selular.id – PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) bersiap memasuki babak baru dengan merencanakan perampingan struktur usaha dan menjajaki pengembangan bisnis data center melalui skema investasi atau penawaran umum perdana saham (IPO).
Direktur Wholesale & International Services Telkom Indonesia, Honesti Basyir, menyampaikan perusahaan belum ingin terburu-buru menentukan langkah, meski tak menutup kemungkinan untuk mengarah pada IPO anak usaha.
Honesti menjelaskan bahwa fokus utama Telkom saat ini adalah meningkatkan nilai bisnis data center agar bisa berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan Telkom Group.
“Struktur apakah itu, nanti melalui IPO atau melalui strategi investment, nanti akan kami lihat mana yang memberikan valuasi yang lebih baik bagi perusahaan,” kata Honesti dalam Public Expose 2025 secara virtual, yang Selular kutip Selasa (16/9/2025).
Telkom saat ini sudah mengoperasikan data center berkapasitas 17 megawatt di Singapura dan terus melakukan ekspansi untuk menjajaki peluang pembangunan data center di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Batam, Singapura, dan Johor.
Saat ini, Telkom Group telah mengelola kapasitas sekitar 48 megawatt yang tersebar di tiga lokasi data center.
Perseroan optimistis permintaan terhadap layanan data center akan terus meningkat seiring pesatnya perkembangan industri, khususnya dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (AI). Honesti mengatakan, ke depannya bisnis data center Telkom akan bersifat tanpa batas (borderless), sehingga membutuhkan kolaborasi dengan mitra global.
Sebelumnya, berdasarkan Reuters, pada 2024 lalu, mencuat kabar Telkom Indonesia menunjuk Goldman Sachs dan Mandiri Sekuritas untuk mencari investor strategis bagi bisnis data center mereka.
Menurut SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom, Ahmad Reza, Goldman Sachs akan bertindak sebagai penasihat keuangan global, sementara Mandiri Sekuritas menjadi penasihat utama.
Reuters sebelumnya melaporkan pada Februari 2024 bahwa penjualan saham minoritas di bisnis NeutraDC valuasinya lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,36 triliun.
Minat investor dan perusahaan teknologi terhadap data center di Asia semakin besar, seperti yang terlihat dari investasi sebesar S$ 1,75 miliar (US$1,3 miliar) di ST Telemedia Global Data Centres oleh konsorsium yang dipimpin KKR dan Singapore Telecommunications.
Perampingan Struktur Usaha
Sejalan dengan rencana pengembangan bisnis, Telkom Indonesia juga menargetkan perampingan struktur usaha dengan memangkas jumlah anak perusahaan dari sekitar 60 menjadi hanya 20 entitas. Langkah ini sejalan dengan rencana aksi korporasi besar-besaran yang tengah dijalankan BPI Danantara terhadap seluruh perusahaan BUMN.
Anak usaha Telkom saat ini di antaranya ada Telkomsat, Telkom Akses, TelkomMetra, PINS Indonesia, Telin, Mitratel, Metranet, Telkom Infra, Telkom Property, Telkomsigma, Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), Telkom Data Ekosistem atau NeutraDC, dan lain-lain.
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan langkah streamlining ini agar Telkom tidak hanya bergantung pada bisnis telekomunikasi tradisional, melainkan juga memperkuat posisi sebagai holding digital infrastruktur dengan margin yang lebih sehat sekaligus menjaga kontribusi dividen tetap tinggi.
“Lebih dari 60 anak usaha dan harapan kami nanti kurang lebih sekitar 20-an saja anak usaha yang benar-benar strategis dan akan kami pertahankan,” ucap Awal dalam Public Expose 2025.
Awaluddin menyebut perampingan anak usaha juga akan memperbaiki prospek valuasi Telkom ke depan. Dengan struktur yang lebih sederhana, ia menyebut kinerja perusahaan diharapkan menjadi lebih optimal dan kompetitif.
NeutraDC, yang merupakan merek dari PT Telkom Data Ekosistem, anak usaha Telkom, saat ini memiliki 29 data center. Aset tersebut mencakup lima data center global dan tiga data center enterprise di Indonesia.
NeutraDC juga mengoperasikan satu hyperscale data center di Jakarta, sedang membangun dua lainnya termasuk di Batam, serta mengelola 19 edge data center di berbagai kota di Indonesia dan satu data center global di Singapura.
Rencana perampingan dan pengembangan bisnis data center ini menunjukkan komitmen Telkom untuk terus bertransformasi di era digital. Sebagai bagian dari strategi tersebut, perusahaan juga terus mendukung pengembangan talenta digital melalui berbagai inisiatif, seperti Telkom Dukung Ribuan Talenta Digital Siap Kerja Melalui Digistar Connect.
Selain itu, beberapa anak usaha Telkom juga menunjukkan kinerja yang positif, seperti Mitratel, Anak Usaha Telkom, Siap Buyback Saham Rp 1 Triliun. Inovasi juga terus dilakukan, termasuk dalam pengembangan aplikasi seperti DigiPOS Aja dari Telkomsel yang meraih penghargaan di Singapura.
Ke depan, Telkom akan terus memantau perkembangan pasar dan mengevaluasi strategi yang paling tepat untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Telkom sebagai pemain utama di industri digital dan infrastruktur, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.