Alibaba Pamerkan Inovasi AI dalam WAIC 2025, Industri Otomotif hingga Wearable AI

21 hours ago 3

Jakarta, Gizmologi – Alibaba Group kembali menarik perhatian publik global lewat ajang World Artificial Intelligence Conference (WAIC) 2025 di Shanghai. Raksasa teknologi asal Tiongkok ini memamerkan serangkaian inovasi berbasis kecerdasan buatan, mulai dari sistem kokpit kendaraan cerdas, kolaborasi strategis dengan perusahaan internasional, hingga peluncuran produk wearable berupa kacamata AI pertama mereka.

Inovasi-inovasi ini seluruhnya ditenagai oleh Qwen, large language model (LLM) buatan Alibaba yang dikembangkan secara internal. Dengan fokus utama pada penerapan nyata di berbagai sektor industri, Alibaba tampak ingin menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam perkembangan AI generatif, bukan sekadar pencipta teknologi di balik layar.

Menurut Jingren Zhou, CTO Alibaba Cloud Intelligence, pergeseran AI dari eksperimen laboratorium menuju dunia nyata menjadi kunci dalam strategi mereka. “Solusi kami bukan hanya inovatif secara teknologi, tapi juga dirancang agar relevan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Baca Juga: Polemik Transfer Data Pribadi di Balik Kesepakatan Dagang AS–Indonesia

Kokpit Cerdas Generasi Baru, Kolaborasi dengan Qualcomm dan Banma

Alibaba Qualcomm Banma

Salah satu highlight dari partisipasi Alibaba di WAIC 2025 adalah peluncuran sistem kokpit cerdas generasi terbaru yang ditenagai oleh model multimodal besar (LMM) berbasis Qwen. Teknologi ini dikembangkan bersama dua mitra penting: Qualcomm sebagai penyedia platform Snapdragon 8397, dan Banma, anak perusahaan Alibaba yang fokus pada sistem kendaraan.

Sistem ini mengandalkan asisten digital bernama Yan AI, yang mampu memahami bahasa alami, visual, dan konteks situasi di dalam mobil. Pengguna cukup menggunakan perintah suara biasa untuk melakukan berbagai aktivitas seperti memesan restoran, membeli tiket bioskop, atau meminta navigasi. Bahkan, Yan AI juga bisa memberi saran secara proaktif, seperti menyarankan musik atau mengatur suhu kabin secara otomatis.

Jika berhasil diterapkan secara luas, teknologi ini berpotensi mengubah cara interaksi antara pengemudi dan kendaraan, khususnya di pasar otomotif Tiongkok yang tengah agresif mengembangkan mobil pintar. Namun, implementasi secara global mungkin akan menghadapi tantangan terkait regulasi, adaptasi bahasa, dan infrastruktur data yang berbeda-beda di tiap negara.

Signify Tunjukkan Efisiensi Operasional, Guna Wujudkan Smart City

Alibaba Signify

Alibaba menyoroti bagaimana LLM Qwen yang digunakan oleh perusahaan global seperti Signify, pemimpin dalam teknologi pencahayaan. Perusahaan ini memperkenalkan agen GenAI pertama di industrinya yang mengintegrasikan AI ke dalam sistem pencahayaan jalan pintar mereka, Interact City Flex.

Lewat sistem tersebut, AI Qwen digunakan untuk mengatur strategi peredupan cahaya otomatis, deteksi anomali, serta perawatan berbasis prediksi. Dengan begitu, operasional sistem pencahayaan menjadi lebih efisien dan hemat energi.

Hans Nikol, Head of Open Innovation Signify, mengatakan kolaborasi ini sejalan dengan misi perusahaan untuk membangun kota yang lebih hijau dan cerdas. “Kami percaya kota masa depan butuh sistem yang adaptif dan berdaya AI,” jelasnya.

Meski demikian, pendekatan semacam ini perlu pengawasan ekstra dalam hal keamanan siber dan privasi data. Penggunaan AI dalam pengelolaan fasilitas publik seringkali memicu kekhawatiran, terutama soal transparansi algoritma dan kemungkinan penyalahgunaan data oleh otoritas atau pihak ketiga.

Kacamata AI Quark, Wearable Alibaba Pertama

Alibaba Quark

Selain itu, Alibaba juga memperkenalkan Kacamata AI Quark, perangkat wearable pertama yang mereka kembangkan secara mandiri. Produk ini ditenagai oleh model Qwen dan mendukung fitur seperti terjemahan real-time, transkripsi rapat, panggilan bebas genggam, hingga pemutar musik.

Secara desain, kacamata ini mengedepankan kenyamanan dan estetika. Pengguna juga bisa mengakses layanan dari berbagai ekosistem Alibaba seperti navigasi dari Amap, pembayaran via Alipay, hingga pencarian harga di Taobao.

Langkah ini menandai upaya Alibaba memasuki pasar wearable yang saat ini didominasi oleh pemain seperti Apple dan Meta. Di sisi lain, tantangan dalam adopsi massal tetap ada—terutama soal privasi pengguna, kenyamanan jangka panjang, serta kompatibilitas antar-platform.

Rencananya, Kacamata AI Quark akan dirilis di Tiongkok pada akhir 2025. Belum ada informasi resmi mengenai peluncuran global, meski permintaan terhadap perangkat wearable berbasis AI diprediksi terus tumbuh.

Selain produk, Alibaba juga menegaskan komitmennya terhadap inovasi terbuka. Mereka menyebut bahwa seri model Qwen telah diunduh lebih dari 400 juta kali, dengan lebih dari 140.000 model turunan dikembangkan oleh komunitas global.

Strategi ini mengarah pada pendekatan open-source yang memperluas jangkauan teknologi AI mereka di luar ekosistem Alibaba. Namun, langkah ini juga membawa risiko terkait penyebaran teknologi ke pihak-pihak yang tidak dapat dikontrol penuh oleh perusahaan.

Dengan semakin banyak sektor yang mengadopsi teknologi AI, tantangan ke depan bukan hanya soal kecanggihan model, tapi juga seberapa besar teknologi tersebut bisa diterapkan secara bertanggung jawab dan inklusif di tingkat global. Alibaba, melalui Qwen dan berbagai produk turunannya, kini berada di titik krusial untuk membuktikan bahwa AI tidak hanya soal potensi—tapi juga soal dampak nyata.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi