ARUKI dan YLBHI Kecam Keras Penangkapan 11 Aktivis Desa Maba Sangaji yang Menolak Tambang

17 hours ago 5

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Penangkapan 11 aktivis desa Maba Sangaji di Halmahera Timur yang menolak tambang nikel di tanah adat, memicu keprihatinan mendalam di kalangan aktivis senior. Yeni Rosa Damayanti, seorang aktivis dari ARUKI (Aliansi Rakyat untuk Keadilan Iklim), yang juga pernah merasakan represi di era Orde Baru, melihat peristiwa ini sebagai sinyal bahaya. Menurut Yeni, kasus penangkapan ini mengingatkan kembali pada masa-masa kelam penindasan rezim Soeharto.

“Ini adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan," ujarnya dalam acara Media Briefing Indonesia Climate Justice Summit 2025 di Mampang, Jakarta Selatan pada Selasa (5/8) pagi.

Yeni pun berharap, peristiwa penangkapan ini menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, terutama para mantan aktivis yang kini berada di sekitar kekuasaan. Yeni bahkan secara khusus menyoroti para mantan aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kini menjabat di parlemen atau posisi penting lainnya. Ia pun mengingatkan agar mereka tidak melupakan idealisme untuk berjuang melawan penindasan.

“Ini (penangkapan 11 aktivis Maba Sangaji) harus menjadi perhatian serius bagi banyak pihak,” tutur dia.

Senada, Ketua Bidang Advokasi dan Jaringan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Zaenal Arifin mengecam keras tindakan kriminalisasi terhadap 11 aktivis desa Maba Sangaji tersebut. Zaenal menyatakan kasus ini merupakan catatan kelam baru dalam transisi energi di Indonesia, di mana hak-hak masyarakat lokal diabaikan demi kepentingan pengerukan sumber daya alam besar-besaran.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi