Asal Muasal Nada Dering Nokia yang Legendaris Ternyata dari Musik Ini

6 hours ago 2

Selular.id – Nada dering “tiri-tiri-tirii” yang melekat di ingatan pengguna ponsel era 1990-2000an ternyata bukan kreasi orisinal Nokia.

Melodi ikonik yang dikenal sebagai “Nokia Tune” ini berasal dari potongan karya musik klasik “Gran Vals” gubahan komponis Spanyol Francisco Tárrega dari abad ke-19.

Sebelum iPhone dan ponsel layar sentuh mendominasi, nada pendek ini menjadi simbol kejayaan Nokia sebagai raja komunikasi seluler global.

Bunyi sederhana itu bukan sekadar penanda panggilan masuk, melainkan identitas audio yang menyertai jutaan perangkat di seluruh dunia.

Kisah penemuan asal-usul nada dering Nokia bermula dari seorang penulis dan pemain gitar yang awalnya mengira melodi tersebut adalah karya orisinal pabrikan Finlandia itu.

Saat memainkan koleksi musik Tárrega, temannya yang mendengar dari dapur langsung berseru, “Bukankah itu nada dering ponsel?”

Awalnya dianggap kebetulan, namun kecurigaan tumbuh setelah semakin sering mendengar kemiripan itu, terutama di Eropa dimana Nokia sangat populer.

Keyakinan itu semakin kuat ketika versi gitar dari nada tersebut terdengar dari saku seorang turis Spanyol.

Penelusuran lebih lanjut mengungkap kebenaran: Nokia memang mengambil empat bar pendek dari “Gran Vals” dan menjadikannya nada dering resmi sejak 1994.

Dari Iklan Televisi ke Nada Dering Bawaan

Keputusan Nokia menggunakan lagu klasik ini bukan tanpa alasan.

Menurut catatan WQXR.org, potongan “Gran Vals” pertama kali muncul dalam iklan televisi tahun 1991 untuk mempromosikan Nokia 1011.

Tiga tahun kemudian, melodi itu resmi menjadi nada dering bawaan perangkat Nokia.

Pemilihan melodi gitar lembut Tárrega dinilai lebih “manusiawi” dan selaras dengan slogan “Connecting People” yang diusung Nokia.

Pendekatan ini berbeda dengan gaya iklan teknologi masa itu yang identik dengan musik rock dan kesan maskulin.

Keuntungan praktis juga menjadi pertimbangan.

Karena karya Tárrega sudah masuk domain publik, Nokia tidak perlu membayar biaya lisensi untuk menggunakan potongan musik tersebut.

Keputusan bisnis yang cerdas ini turut mendukung penyebaran nada dering yang akhirnya menjadi salah yang paling dikenali di dunia.

Evolusi Teknologi dan Penyempurnaan Nada

Seiring perkembangan teknologi ponsel, versi nada dering Nokia Tune pun mengalami evolusi signifikan.

Awalnya, nada ini hanya tersedia dalam format monofonik yang terdengar kaku seperti robot.

Kemudian berkembang menjadi versi polifonik yang lebih kaya, hingga akhirnya hadir dalam format realistis menyerupai suara piano dan gitar asli.

Perusahaan terus menyempurnakan suara ini agar terdengar lebih musikal dan emosional, menyesuaikan dengan perubahan selera pengguna di era ponsel cerdas.

Beberapa versi terbaru bahkan menghadirkan rubato – permainan tempo yang lebih fleksibel – sehingga membuatnya terdengar lebih mirip komposisi klasik asli Tárrega.

Fakta menarik lain terungkap dari penamaan nada ini di perangkat lama Nokia.

Perusahaan sempat menuliskan judulnya sebagai “Grande Valse” – versi Prancis dari judul asli bahasa Spanyol.

Nokia sendiri tidak menutup-nutupi asal-usul nada deringnya, bahkan mencantumkan informasi tersebut di situs resmi perusahaan.

Popularitas ponsel Nokia yang masuk dalam jajaran terlaris sepanjang masa turut memperkuat penyebaran nada dering ikonik ini ke berbagai penjuru dunia.

Ironi di Balik Ketenaran Global

Kisah di balik ketenaran melodi ini menyimpan ironi yang dalam.

Francisco Tárrega, sang pencipta “Gran Vals”, dikenal sebagai sosok pemalu yang hanya nyaman bermain gitar di hadapan audiens kecil.

Komponis yang dijuluki “Sarasate gitar” ini tidak pernah membayangkan bahwa salah satu karyanya – dan bukan yang paling terkenal – akan menjadi nada yang paling sering terdengar di seluruh dunia.

Tárrega, yang menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai guru musik dan pemain konser skala kecil, menciptakan “Gran Vals” sebagai bagian dari warisan musik gitar klasik Spanyol.

Karyanya yang lebih terkenal justru “Recuerdos de la Alhambra”, namun potongan dari “Gran Vals”-lah yang meraih immortalitas melalui teknologi komunikasi.

Transformasi Nokia dari perusahaan industri hutan menjadi raja telekomunikasi global juga menjadi bagian dari cerita sukses ini.

Inovasi dalam fitur dan layanan seperti Nokia Life Tools turut memperkuat posisi brand di pasar emerging.

Meski dominasi Nokia di pasar ponsel telah memudar, warisan nada deringnya tetap hidup.

Nokia Tune tidak hanya menjadi nostalgia bagi generasi tertentu, tetapi juga studi kasus tentang bagaimana elemen sederhana dapat menjadi identitas brand yang kuat dan abadi.

Evolusi teknologi komunikasi terus berlanjut, namun cerita di balik nada dering Nokia mengingatkan kita bahwa inovasi seringkali datang dari perpaduan antara warisan masa lalu dan visi masa depan.

Kombinasi antara karya klasik abad ke-19 dengan teknologi komunikasi modern menciptakan ikon budaya pop yang transenden, melampaui batas waktu dan generasi.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi