Avatar: Fire and Ash Tayang di Bioskop, Libatkan 1.500 Kru saat Proses Produksi

3 days ago 7

Jakarta, Gizmologi – Avatar: Fire and Ash, telah tayang di bioskop Indonesia dengan membawa cerita atau petualangan yang baru di dunia Pandora. James Cameron, sutradara dari seluruh trilogi Avatar, mengatakan film ini menjadi seri yang paling emosional.

Film Avatar: Fire and Ash memperlihatkan banyak aksi dan emosi yang mengikuti perjalanan Jake Sully (Sam Worthington) yang kini memimpin Na’vi—spesies di planet Pandora—, Neytiri (Zoe Saldana), dan seluruh keluarga Sully. Menjelang perilisan, film ini telah masuk nominasi di ajang bergengsi seperti Golden Globe untuk kategori “Cinematic and Box Office Achievement” dan “Best Original Song”, serta Critics’ Choice Award untuk “Best Visual Effect.”

Selain menyajikan cerita yang baru, di film Avatar: Fire and Ash juga terdapat karakter baru yaitu Varang (Oona Chaplin). Ada juga beberapa fakta yang harus kamu ketahui di balik Avatar: Fire and Ash.

Baca Juga: Film Lupa Daratan jadi Debut Project Imajinari dengan Netflix

Fakta Film Avatar: Fire and Ash Libatkan 1.500 Kru saat Proses Produksi

 Fire and Ash

Proses syuting Avatar: The Way of Water dan Avatar: Fire and Ash dimulai sejak September 2017 dan berlangsung selama 18 bulan. Seperti film-film sebelumnya, Avatar: Fire and Ash diproduksi di Selandia Baru dengan melibatkan lebih dari 1.500 kru.

Sutradara, penulis, dan produser James Cameron menegaskan bahwa film-film Avatar dibuat oleh tim berbakat. Terutama para aktor yang memainkan setiap adegan secara nyata.

“Setiap ekspresi, gerakan, dan emosi adalah hasil penampilan mereka. Setelah terekam, tim artistik bekerja tanpa henti untuk menghidupkan karakter dan dunia Pandora ke dalam layar,” ujar James Cameron.

 Fire and Ash

Proses produksi film ini juga turut diperkuat oleh sineas-sineas berbakat yang kembali bekerja sama dengan James Cameron, termasuk sinematografer pemenang Oscar, Russell Carpenter, ASC di film Titanic, lalu desainer produksi, Dylan Cole di film Maleficent dan sebagainya. Visual efek menjadi elemen kunci dalam Avatar: Fire and Ash, karena proses pengembangannya sudah dimulai sejak tahap awal produksi. Pendekatan ini membuat setiap departemen bekerja bersamaan untuk menghadirkan dunia Pandora dengan detail yang lebih kaya.

“Sering kali orang menganggap tahapan produksi itu terdiri dari pra-produksi, produksi, dan pasca produksi. Namun pada film-film Avatar, batasan itu tidak lagi terlihat jelas, dan proses visual efek kami sudah dimulai sejak pra-produksi,” ujar Jon Landau, Produser film Avatar: Fire and Ash.

Setelah rangkaian pengambilan gambar virtual selesai disusun, seluruh adegan serta penampilan para aktor diteruskan ke tim ahli Wētā FX di Selandia Baru, studio pemenang Academy Award yang mengerjakan total 3.382 shot visual efek untuk film ini. 

Sinopsis Film Avatar: Fire and Ash

 Fire and Ash

Kisah Avatar: Fire and Ash berlangsung beberapa minggu setelah peristiwa Avatar: The Way of Water. Keluarga Sully masih hidup bersama klan Metkayina di Pandora sambil berusaha beradaptasi dengan kepergian Neteyam.

Masing-masing anggota keluarga menghadapi duka itu dengan cara mereka sendiri. Di tengah upaya Spider menyesuaikan diri dengan kehidupan Metkayina, keluarga Sully menyadari bahwa ia tidak bisa lagi tinggal bersama mereka demi keselamatannya.

Melalui pertemuan dengan Klan Tlalim, atau Wind Traders, pemimpin mereka, Peylak, setuju mengantar Spider kembali ke High Camp, dan seluruh keluarga Sully memutuskan untuk ikut serta dalam perjalanan tersebut. Namun, rencana mereka terhenti ketika rombongan diserang oleh Klan Mangkwan, atau Ash People, yang dipimpin oleh Varang.

Berasal dari wilayah yang hancur akibat letusan gunung berapi, klan ini tumbuh dengan budaya dan cara hidup yang sangat berbeda. Di sisi lain, RDA yang merupakan organisasi manusia dengan ambisi untuk menguasai Pandora mulai bangkit dan merencanakan serangan baru setelah kekalahan sebelumnya.

Para kru dan aktor menulis nama Jon Landau atau penghormatannya setelah meninggal pada 5 Juli 2024. Film ini pun sudah bisa kalian tonton di bioskop Indonesia mulai 17 Desember 2025.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi