
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus pengadaan Chromebook yang menjerat mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, terus menuai sorotan.
Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, ikut angkat suara dengan pernyataan yang memancing tanda tanya besar di publik.
“Saya tak bisa berhenti curiga, benarkah keputusan Nadiem Makarim mengunci spesifikasi laptop sekolah hanya untuk Chromebook murni lahir dari dirinya? Atau ada tarian gemulai di balik layar?” kata Herwin kepada fajar.co.id, Jumat (5/9/2025).
Ia menyinggung pertemuan mantan Presiden Jokowi dengan petinggi Google beberapa tahun lalu.
“Ingat, Mulyono (Jokowi, red) pernah bertemu langsung dengan pimpinan Google," sebutnya.
Pertemuan tersebut, kata Herwin, tidak pernah dipublikasikan secara luas.
"Pertemuan itu tak pernah dipublikasikan secara luas, hanya sekilas narasi digitalisasi Indonesia yang terdengar indah,” ungkapnya.
Herwin mengaitkan momen tersebut dengan proyek pengadaan Chromebook bernilai triliunan rupiah yang dinilai dipaksakan masuk ke sekolah-sekolah.
“Lalu bertahun kemudian, proyek Chromebook bernilai triliunan dipaksakan masuk sekolah-sekolah, dengan spesifikasi yang hanya bisa dipenuhi satu merek,” katanya lagi.
Ia mempertanyakan apakah semua ini hanya kebetulan atau ada skenario besar di baliknya.
“Apakah ini hanya kebetulan? Ataukah ada koreografi halus, di mana Nadiem sekadar menjadi penari utama, sementara arahan musik datang dari istana?” tegas Herwin.
Lebih jauh, ia menyinggung janji transparansi yang selama ini digaungkan.
“Transparansi selalu menjadi janji, tapi dalam kasus ini, justru bayang-bayang yang lebih jelas menari di depan mata,” kuncinya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: