
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dan Ekonomi, Heru Subagia, menyebut, pertemuan mantan Presiden Jokowi dengan Presiden Prabowo Subianto di Kertanegara bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan bagian dari dinamika politik nasional yang tengah berlangsung.
Dikatakan Heru, hubungan antara Jokowi dan Prabowo masih terjalin erat dalam konteks kerja sama politik dan arah kebijakan strategis pemerintahan ke depan.
"Saya meyakini, Prabowo dan Jokowi masih dalam koridor kerja sama politik. Hubungan mereka masih sangat dekat dan terorganisir,” ujar Heru kepada fajar.co.id, Minggu (5/10/2025).
Ia menilai, kolaborasi keduanya tidak hanya sebatas komunikasi, tetapi juga menyangkut determinasi isu-isu politik nasional serta arah kebijakan strategis yang berpengaruh terhadap masyarakat.
Lebih jauh, Heru melihat ada urgensi tersendiri di balik pertemuan itu. Ia menduga pertemuan tersebut berkaitan dengan langkah politik Jokowi yang disebut-sebut akan bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Ada kaitannya dengan rencana Pak Jokowi menempati posisi sebagai Dewan Pembina PSI,” jelasnya.
Heru menambahkan, jika benar Jokowi akan masuk ke PSI, maka langkah tersebut merupakan bentuk penegasan posisi politiknya pasca tidak lagi menjabat sebagai presiden.
"Saya yakin Jokowi tahu langkah terbaik dalam terjun ke politik praktis. Ia ingin menunjukkan dirinya tetap berpengaruh dalam peta politik nasional,” katanya.
Kata Heru, komunikasi Jokowi dan Prabowo bisa dipandang sebagai bentuk koherensi kerja sama politik yang sudah terjalin sejak Pilpres 2024 lalu.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: