
FAJAR.CO.ID,JAKARTA -- Kabar terkait pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2025 menjadi sesuatu yang dicari saat ini.
Hanya saja, ada peringatan dan perlu berhati-hati dalam mencari informasi terkait CPNS ini.
Antusiasme yang tinggi ini juga dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan informasi palsu dan melakukan penipuan yang mengatasnamakan seleksi CPNS.
Banyak modus beredar melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Telegram, hingga Instagram, yang menyamar sebagai akun resmi pemerintah.
Bagi para pejuang NIP tentunya diberi peringatan untuk lebih waspada dan mengenali tanda-tanda info palsu demi menghindari kerugian materi maupun penyalahgunaan data pribadi.
Ada beberapa referensi contoh modus atau penipuan untuk pendaftaran CPNS Ini, diantaranya ada:
- Menggunakan Akun Tidak Resmi
Penipuan sering menggunakan akun media sosial yang menyerupai instansi resmi, tapi biasanya memiliki tanda-tanda mencurigakan seperti:- Nama akun tidak diverifikasi (tidak centang biru)
- Username tidak sesuai dengan nama instansi
- Menggunakan logo instansi tapi dengan kualitas rendah atau modifikasi
- Menawarkan Jalur Khusus atau Jaminan Lolos
Modus paling umum adalah menawarkan kemudahan dengan iming-iming “jalur dalam”, “jalur orang dalam”, atau “dijamin lulus seleksi” dengan imbalan sejumlah uang. Perlu diingat, proses CPNS bersifat terbuka, kompetitif, dan tidak bisa diatur. - Meminta Transfer Uang untuk Kelulusan
Jika ada informasi yang meminta transfer uang untuk biaya administrasi, pelatihan, atau pengurusan berkas, maka bisa dipastikan itu adalah penipuan. Semua proses CPNS tidak dipungut biaya sepeser pun. - Menyebar Surat Palsu atau Tautan Tidak Resmi
Surat panggilan palsu atau link pendaftaran mencurigakan juga menjadi salah satu ciri modus penipuan. Biasanya surat tersebut tidak mencantumkan nomor surat resmi, tanpa kop lembaga, dan tidak melalui situs seperti sscasn.bkn.go.id. - Bahasa yang Tidak Profesional
Perhatikan cara penyampaian informasi. Jika bahasa yang digunakan tidak resmi, terlalu mendesak, atau terkesan memaksa dan penuh emotikon, maka kemungkinan besar itu bukan informasi dari sumber yang valid.
(Erfyansyah/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: