CNN Indonesia
Sabtu, 09 Nov 2024 07:45 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua PSSI Erick Thohir memberi respons terhadap pujian pemilik klub Liga Malaysia, Johor Darul Ta'zim, Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Erick mengundang Ismail untuk berinvestasi bersama di Indonesia.
Ismail sempat memberi pernyataan bahwa Asosiasi Sepak Bola malaysia (FAM) butuh sosok seperti Erick Thohir karena punya koneksi yang luas di lingkup internasional.
"Tentu itu pendapat dari luar negeri. Cuma kalau dari Johor ingin investasi di sepak bola di Indonesia, kami welcome. Karena Liga 1, Liga 2, akan dijadikan liga yang sangat profesional," kata Erick di Jakarta, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi misalnya pangeran dari Johor mau investasi di Indonesia, kami welcome, supaya bola kita juga makin tinggi dengan ada investasi dari berbagai negara," ia menambahkan.
Erick menyontohkan skema 'Sister Club' yang sudah diterapkan oleh beberapa tim seperti Manchester City. Pemilik The Citizens juga berinvestasi di klub-klub lain seperti New York City FC, Melbourne City FC, dan Yokohama F. Marinos.
"Kita bisa lihat Manchester City punya sister city di Australia, di Jepang. Kenapa tidak di kita? Nah kita harus coba migrasi, tetapi yang amatir harus tetap dijaga. Nah itulah tugasnya pemerintah daerah melakukan pembinaan di klub-klub amatir. Mereka juga ingin bikin kejuaraan Gubernur Cup, Bupati Cup, Kapolda Cup, Pangdam Cup, boleh," ucapnya.
Lebih lanjut Erick memaparkan Indonesia butuh piramida yang jelas untuk sepak bola. Karenanya, Erick sedang berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk turut berkontribusi dalam sepak bola di lingkup pelajar.
"Kami akan mulai menata nanti yang SMP dan SD bersama Pak Abdul Mu'tiaya udah kemarin bicara dari hati ke hati, beliau sangat support sepak bola juga," ujar dia.
"Nanti kalau yang amatir ini sudah jalan dua tahun ke depan nanti yang SMP, SD kami dorong dengan keberpihakan Menteri Pendidikan. Jadi ini semua memang membangun tadi piramida sepak bola ini gak bisa cuma sebulan. Ini sudah puluhan tahun, jadi kita harus benar-benar tata ulang," ia melanjutkan.
(ikw/sry)