Jakarta, Gizmologi – Google kembali memperluas penerapan AI ke lini produk utamanya. Kali ini, perusahaan resmi menghadirkan AI Mode di aplikasi Chrome untuk Android dan iOS. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Google untuk mempertahankan dominasi mesin pencarinya di tengah perubahan kebiasaan pengguna yang kini lebih sering mencari informasi lewat chatbot seperti ChatGPT atau platform video seperti TikTok.
Fitur baru ini hadir dalam bentuk pintasan (shortcut) yang kini muncul di halaman utama Chrome mobile, tepat di bawah kolom pencarian. Dengan penempatan yang sangat terlihat, Google tampaknya ingin memastikan pengguna selalu mengingat keberadaan AI Mode setiap kali membuka tab baru. Melalui mode ini, pengguna dapat mengajukan pertanyaan kompleks yang terdiri dari beberapa bagian sekaligus, serta menelusuri topik lebih dalam melalui pertanyaan lanjutan dan tautan relevan yang disediakan secara otomatis oleh sistem.
Peluncuran awal dilakukan di Amerika Serikat, dan Google memastikan fitur ini akan tersedia di 160 negara dan wilayah lain dalam waktu dekat. Menariknya, Indonesia menjadi salah satu pasar yang akan mendapat dukungan lebih awal, mengingat AI Mode juga akan tersedia dalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia, Hindi, Jepang, Korea, dan Portugis. Hal ini menunjukkan niat Google untuk menjadikan AI sebagai bagian integral dari pengalaman menjelajah web global.
Baca Juga: Google Hapus Model AI Gemma Usai Tuduhan Pemalsuan Informasi terhadap Senator AS
Dorongan Google untuk Pertahankan Relevansi Pencarian

Selama beberapa bulan terakhir, Google semakin agresif dalam mengintegrasikan AI ke seluruh produk intinya, mulai dari Gmail, Docs, hingga Search. AI Mode di Chrome menjadi langkah lanjutan yang menyatukan fungsi pencarian tradisional dengan kemampuan percakapan mirip chatbot. Pendekatan ini bertujuan agar pengguna tidak perlu berpindah platform ketika mencari jawaban yang lebih mendalam, seperti yang saat ini sering dilakukan lewat ChatGPT atau bahkan TikTok.
Melalui AI Mode, hasil pencarian tidak hanya menampilkan tautan situs web, tetapi juga memberikan konteks tambahan serta opsi untuk menggali topik lebih dalam tanpa meninggalkan halaman utama. Misalnya, pengguna dapat menanyakan “bagaimana cara kerja energi surya dan dampaknya terhadap lingkungan,” lalu melanjutkannya dengan pertanyaan tambahan seperti “bagaimana perbandingannya dengan energi angin.” Sistem akan menjawab secara berurutan, menyesuaikan dengan konteks percakapan yang sedang berlangsung.
Namun, langkah ini juga menunjukkan kekhawatiran Google terhadap pergeseran perilaku pengguna muda yang semakin sering mencari informasi melalui media sosial. Data internal menunjukkan bahwa sebagian besar generasi muda di AS kini lebih memilih mencari ide kuliner, destinasi wisata, atau rekomendasi produk langsung di TikTok atau Instagram, bukan di Google Search. AI Mode diharapkan bisa mengembalikan daya tarik pencarian Google dengan pengalaman yang lebih interaktif dan personal.
Tantangan Keamanan dan Akurasi Jawaban AI

Meski tampak menjanjikan, penerapan AI Mode di Chrome juga menghadirkan sejumlah tantangan, terutama dalam hal akurasi dan keamanan informasi. Seperti model AI lainnya, sistem buatan Google masih berpotensi menghasilkan “hallucination” atau kesalahan fakta, terutama saat menjawab pertanyaan yang sensitif atau bersumber pada data yang belum diverifikasi. Kondisi ini bisa menjadi sorotan jika pengguna mengandalkan AI Mode untuk keputusan penting, seperti berita terkini, kesehatan, atau keuangan.
Selain itu, aspek privasi pengguna juga menjadi isu penting. Karena AI Mode memerlukan pemrosesan data dalam jumlah besar untuk memberikan jawaban yang kontekstual, Google perlu memastikan bahwa data pribadi pengguna tidak dimanfaatkan untuk kepentingan iklan atau pelatihan model tanpa izin eksplisit. Meski Google menegaskan bahwa sistem mereka mengikuti kebijakan privasi ketat, publik masih menunjukkan kewaspadaan, terutama setelah serangkaian kasus pelanggaran data yang terjadi di industri teknologi.
Bagi pasar seperti Indonesia, keberadaan AI Mode bisa menjadi peluang sekaligus ujian. Di satu sisi, fitur ini membuka cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan internet secara lebih cerdas dan efisien. Namun di sisi lain, masih perlu ada edukasi mengenai bagaimana cara menggunakan teknologi AI secara bijak agar tidak menimbulkan ketergantungan atau penyebaran informasi keliru. Dengan perluasan global yang direncanakan, Google tampaknya berusaha menyeimbangkan antara inovasi dan tanggung jawab, sesuatu yang kini menjadi tuntutan utama di era AI yang kian cepat berkembang
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.













































