Jakarta, Gizmologi – Google kembali memperluas kemampuan AI Mode dalam layanan Search, dengan menghadirkan sejumlah fitur baru yang memperkuat pengalaman pencarian berbasis kecerdasan buatan. Mulai dari analisis file PDF, kemampuan melihat dan memahami gambar, hingga penggunaan kamera secara langsung—semua diarahkan untuk membuat pencarian menjadi lebih interaktif dan kontekstual.
Pembaruan ini hadir seiring dorongan Google untuk menjadikan Search sebagai asisten digital yang lebih adaptif, terutama di tengah kompetisi ketat antar penyedia teknologi AI. Beberapa fitur yang sebelumnya hanya tersedia di aplikasi seluler, kini juga dihadirkan untuk pengguna desktop, menunjukkan komitmen Google dalam memperluas jangkauan layanan AI Mode.
Namun, pengembangan ini tidak terlepas dari perhatian terhadap isu transparansi dan keandalan. Google menyatakan bahwa setiap respons AI akan menyertakan tautan sumber utama, memungkinkan pengguna untuk menelusuri dan memverifikasi informasi secara langsung.
Baca Juga: Menuju Perayaan 50 Tahun, Laptop Polytron Siap Debut Untuk Konsumen Indonesia
Interaksi Dari Gambar hingga File PDF

Salah satu fitur unggulan dalam pembaruan ini adalah kemampuan mengajukan pertanyaan kompleks berdasarkan gambar langsung dari browser desktop. Fitur ini sebelumnya hanya tersedia di aplikasi Google, dan kini memperluas kemudahan akses bagi pengguna laptop atau PC.
Tidak hanya itu, dukungan untuk file PDF juga akan segera hadir. Pengguna nantinya dapat mengunggah dokumen dan mengajukan pertanyaan mendalam tentang isi file tersebut. AI Mode akan menganalisis konten dokumen, mengaitkannya dengan data dari web, dan menyajikan jawaban yang relevan disertai sumber informasi. Google menyebut, dukungan untuk jenis file lainnya juga akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan.
Pendekatan ini sejalan dengan tren kebutuhan informasi yang semakin personal dan beragam. Pengguna tidak lagi hanya ingin mengetahui “apa”, tapi juga “mengapa” dan “bagaimana”, terutama ketika mengakses dokumen teknis, laporan akademik, atau catatan internal perusahaan.
Fitur Canvas dan Search Live Tambah Dimensi Baru

Selain kemampuan membaca gambar dan dokumen, Google juga memperkenalkan fitur baru bernama Canvas. Fitur ini berfungsi sebagai panel samping dinamis di Search yang membantu pengguna membangun rencana dan menyusun informasi dalam beberapa sesi. Konsepnya menyerupai asisten pribadi digital, di mana pengguna bisa melanjutkan percakapan dari sebelumnya, menyempurnakan output berdasarkan konteks tambahan, bahkan menambahkan file pendukung.
Canvas akan tersedia dalam beberapa minggu ke depan, khusus bagi pengguna di AS yang tergabung dalam eksperimen AI Mode Labs.
Google juga menyempurnakan fitur Search Live, yang kini bisa menerima input video secara langsung. Melalui integrasi dengan Google Lens, pengguna cukup membuka aplikasi Google, memilih ikon Live, lalu mengajukan pertanyaan sambil mengarahkan kamera ke objek nyata. Ini memungkinkan pengalaman pencarian yang lebih natural dan sesuai konteks visual.
Bagi pengguna Chrome, fitur serupa akan diterapkan langsung pada tampilan desktop. Nantinya, saat pengguna mengklik kolom alamat, akan muncul opsi baru “Ask Google about this page”. AI Mode akan memunculkan ringkasan informasi terkait halaman tersebut, dan pengguna bisa mengajukan pertanyaan lanjutan melalui panel AI Overview yang muncul.
Langkah Google ini jelas menunjukkan bahwa AI kini menjadi tulang punggung strategi produk mereka, terutama dalam pengalaman pencarian yang lebih interaktif dan personal. Kombinasi antara input teks, gambar, dokumen, dan video menciptakan ekosistem pencarian yang tidak lagi satu arah, tapi lebih seperti percakapan.
Namun, pendekatan ini juga menimbulkan kekhawatiran baru, terutama dari sisi privasi dan akurasi informasi. Beberapa pengamat menilai bahwa penggunaan kamera dan unggahan file bisa menjadi pintu masuk pelacakan data pengguna, meskipun Google telah menyatakan bahwa semua interaksi akan disertai tautan sumber untuk menjamin transparansi.
Selain itu, karena sebagian fitur masih dibatasi untuk pengguna di AS dan peserta Labs, pengguna global—termasuk di Indonesia—masih harus menunggu lebih lama untuk menjajal fitur-fitur baru tersebut.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi Google untuk memastikan bahwa peluncuran fitur-fitur canggih ini diiringi dengan edukasi yang tepat, agar pengguna tidak hanya terpesona dengan kecanggihan, tetapi juga paham akan batasan dan tanggung jawab saat menggunakannya.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.