He Xiangjian, Raja Perkakas Rumah Tangga China Berharta Rp537,41 T

10 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

He Xiangjian adalah salah satu konglomerat terkaya di China. Pundi-pundi hartanya berasal dari raksasa produsen peralatan rumah tangga, Midea.

Berdasarkan catatan Forbes, Minggu (21/12), kekayaan He dan keluarganya menembus US$32,2 miliar atau sekitar Rp537,41 triliun (asumsi kurs RpRp16.690 per dolar AS).

Total hartanya itu menempatkan He pada peringkat ke-64 pada daftar real time orang terkaya Forbes.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, He duduk di peringkat ke-9 pada daftar Forbes untuk 100 Orang Terkaya di China dan peringkat ke-75 pada Lis Konglomerat Dunia.

Lantas bagaimana perjalanan He hingga bisa membangun kerajaan peralatan rumah tangga dunia?

Dilansir dari berbagai sumber, He Xiangjian lahir di Foshan, Guangdong, China, pada 5 Oktober 1942.

Tak banyak informasi mengenai latar belakang keluarganya. Maklum, He termasuk sosok konglomerat yang jauh dari sorotan media.

Dilansir SCMP, perjalanan bisnis He berawal ketika ia berusia 26 tahun. Saat itu, China mulai membuka diri terhadap investasi asing dan swasta. He tak menyia-nyiakan peluang itu dengan membuka pabrik tutup botol bermodalkan 5.000 yuan pada 1968.

Ia mempekerjakan 23 orang penduduk di desanya untuk membantu usaha itu.

Setelah pabrik tersebut berjalan, sekitar tahun 1980-an, He mengembangkan usahanya dengan membuka pabrik kipas angin listrik dengan mengusung jenama "Midea".

Perusahaan terus berkembang hingga memproduksi pendingin udara (AC) dan berbagai peralatan elektronik rumah tangga lain. Karena kualitas dan harga yang terjangkau, permintaan terhadap peralatan elektronik dan perkakas Midea terus meningkat.

Berkat tangan dingin He, pada 1990, Midea menjadi salah satu raksasa perkakas rumah tangga di China. Investasinya kala itu tak main-main menembus 100 juta yuan. Pada 1993, He membawa Midea melantai di Bursa Saham Shenzen.

He Xiangjian, Pendiri Midea GroupHe Xiangjian adalah salah satu konglomerat terkaya di China berharta Rp537,41 triliun. Kekayaannya berasal dari raksasa produsen peralatan rumah tangga, Midea. (Midea Group via CNBC Indonesia).

Midea mulai agresif ekspansi ke pasar internasional saat membuka pabrik produksi di Ho Chi Minh City, Vietnam pada 2007. Ketika itu, penjualan perusahaan disebut menembus 100 miliar yuan.

Tak berhenti di sana, perusahaan pun bekerja sama dengan sejumlah perusahaan perkakas di berbagai negara mulai dari Amerika Serikat, India, Mesir hingga Jerman.

Pada 2012, He memutuskan untuk mundur dari kursi kepemimpinan Midea untuk fokus mengembangkan Midea Investment Holding. Namun, He tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Keluarganya memegang kendali sekitar sepertiga bisnis perusahaan multinasional yang memiliki lebih dari 200 anak usaha itu.

Setelah lebih dari 50 tahun berdiri, kapitalisasi pasar Midea kini menembus 613,26 miliar yuan (sekitar Rp1.454,3 triliun) dengan mempekerjakan lebih dari 190 ribu orang yang tersebar di seluruh dunia.

Jadi Target Penculikan

Pada medio 2020, nama He menjadi berita utama di berbagai media setelah menjadi target penculikan.

Kala itu, He tengah beristirahat di kediamannya di kompleks elite Royal Orchid International Golf Club, Foshan, Guangdong, China. Tak lama sekelompok orang tak dikenal menerobos masuk dengan membawa alat peledak.

Beruntung, putranya, He Jiangfeng, berhasil melarikan diri dan menelepon pihak kepolisian. Tak lama, polisi datang dan mencegah upaya penculikan itu. Sebanyak lima orang ditetapkan sebagai tersangka.

He kini menghabiskan masa tuanya bersama keluarganya di Foshan. Ia memiliki seorang istri dan tiga orang anak, termasuk He Jiangfeng yang kini menjadi salah satu direktur Midea.

Di luar dunia bisnis, He memiliki ketertarikan pada dunia seni. Sebagai bentuk kecintaanya, He dan keluarganya membuka He Art Museum di Guangdong, China pada 2020 lalu.

[Gambas:Video CNN]

(sfr)

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi