Jakarta, CNN Indonesia --
Upaya pemerintah dalam memperluas akses kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat menunjukkan hasil positif. Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan pada Februari 2025 telah menarik perhatian lebih dari 4,4 juta pendaftar di seluruh Indonesia.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyampaikan antusiasme masyarakat terhadap program ini dalam konferensi pers APBN Kita edisi Mei 2025.
"Beberapa waktu yang lalu, kita terus meng-update program pemeriksaan kesehatan gratis. Sekarang yang sudah mengakses adalah 4,4 juta pendaftar lebih," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025, program CKG menunjukkan tren peningkatan jumlah peserta yang stabil setiap bulannya. Data hingga akhir April menunjukkan 4.265.957 pendaftar telah hadir untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di 9.346 puskesmas yang tersebar di seluruh Nusantara.
Yang menarik dari program ini adalah komposisi pesertanya. Kelompok usia 25 hingga 59 tahun, yaitu usia produktif yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, menjadi pengguna terbanyak layanan ini.
Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat usia kerja terhadap pentingnya menjaga kesehatan sebagai investasi jangka panjang.
"Kita lihat terjadi peningkatan terus sejak bulan Februari, Maret, April dan tentu kita harapkan pemeriksaan kesehatan gratis ini akan terus digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," tambah Suahasil.
Sebagai informasi, program CKG menawarkan rangkaian pemeriksaan kesehatan yang cukup lengkap, meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan indeks massa tubuh. Selain pemeriksaan fisik, peserta juga mendapatkan edukasi hidup sehat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilustrasi pengecekan kesehatan gratis oleh pemerintah. (Foto: Arsip Kemenkeu)
Salah satu keunggulan program ini adalah aksesibilitasnya yang luas. Pemeriksaan dapat dilakukan di puskesmas terdekat tanpa dipungut biaya, baik untuk peserta BPJS Kesehatan maupun masyarakat umum yang belum terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan.
Program CKG juga menghadirkan inovasi menarik berupa skema 'Cek Kesehatan Ulang Tahun'. Masyarakat dapat melakukan pemeriksaan gratis pada hari ulang tahun mereka hingga 30 hari setelahnya. Konsep ini dirancang untuk memudahkan masyarakat mengingat jadwal pemeriksaan kesehatan rutin mereka.
Pendekatan ini tidak hanya praktis, tetapi juga membantu membangun kebiasaan pemeriksaan kesehatan berkala yang penting untuk deteksi dini berbagai penyakit, termasuk penyakit kronis seperti jantung, stroke, kanker, TBC, serta gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Pelaksanaan program CKG tentunya didukung oleh komitmen anggaran yang kuat dari pemerintah. Hingga saat ini, anggaran kesehatan yang telah terealisasi mencapai Rp47,6 triliun atau sekitar 21,8% dari total alokasi anggaran kesehatan dalam APBN 2025.
Realisasi anggaran tersebut terbagi menjadi Rp32,7 triliun melalui belanja pemerintah pusat dan Rp14,9 triliun melalui transfer ke daerah. Pembagian ini mencerminkan sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
"Untuk belanja kementerian/lembaga mencapai Rp253,6 triliun rupiah, adalah 21,9% dari APBN. Di dalamnya, ada belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial, dan beberapa belanja bantuan sosial nanti akan kita lihat sedang dilakukan validasi dengan data tunggal sosial ekonomi nasional," papar Suahasil.
Program CKG merupakan bagian penting dari transformasi sistem kesehatan nasional yang lebih mengutamakan aspek preventif dibandingkan kuratif. Pendekatan ini sejalan dengan prinsip 'lebih baik mencegah daripada mengobati' yang terbukti lebih efektif dan efisien dalam jangka panjang.
Dengan memfasilitasi pemeriksaan kesehatan rutin, pemerintah berharap dapat mengurangi beban penyakit yang seharusnya bisa dicegah. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan tepat, sehingga dapat menekan biaya pengobatan yang umumnya lebih mahal pada stadium lanjut.
Keberhasilan program CKG dalam menarik minat jutaan warga Indonesia memberikan optimisme bagi pencapaian visi kesehatan nasional yang lebih baik.
Program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Dengan dukungan infrastruktur puskesmas yang tersebar luas dan komitmen anggaran yang berkelanjutan, program CKG berpotensi menjadi model layanan kesehatan preventif yang dapat diadopsi secara lebih luas.
Pada akhirnya, program ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
(rir)