Intel Rekrut Mantan Petinggi TSMC, Wei-Jen Lo! Persaingan Semakin Panas?

2 weeks ago 9

Jakarta, Gizmologi – Industri semikonduktor kembali memanas setelah laporan terbaru menyebut bahwa Wei-Jen Lo, mantan Senior VP TSMC, bergabung dengan Intel sebagai VP of R&D. Pergantian posisi antar perusahaan besar sebenarnya bukan hal baru, namun kasus ini menimbulkan perhatian ekstra karena terjadi di tengah persaingan paling ketat antara produsen chip terbesar dunia. Lo bukan sosok sembarangan: ia menghabiskan lebih dari dua dekade di TSMC dan ikut membangun portofolio teknologi yang menjadi fondasi dominasi perusahaan tersebut.

Masalah muncul ketika laporan menyebut bahwa sebelum pensiun pada Juli, Lo diduga meminta bawahan untuk menyalin dan menyiapkan rangkuman dokumen internal terkait teknologi proses 2 nm, A16, A14, dan generasi berikutnya. Di permukaan, langkah itu tampak seperti prosedur biasa dari seorang eksekutif berpengalaman. Namun setelah ia resmi bergabung dengan Intel pada Oktober, TSMC mulai mencurigai adanya potensi kebocoran rahasia dagang yang dianggap cukup serius untuk menimbulkan konsekuensi hukum.

Dugaan ini semakin menguat mengingat TSMC sudah pernah mengalami kebocoran 2 nm beberapa bulan sebelumnya. Pada Agustus, tiga engineer TSMC didakwa mencuri berkas teknologi inti yang terkait dengan pengembangan 2 nm dan kini menghadapi ancaman hukuman 7 hingga 14 tahun penjara. Dengan konteks itu, kepergian Lo ke kompetitor terbesarnya tentu memicu kekhawatiran baru mengenai keamanan dan perlindungan teknologi strategis Taiwan.

Baca Juga: Elon Musk Janjikan Starlink Gratis untuk Indonesia Usai Banjir Sumatra

Investigasi, Penggeledahan, hingga Pembekuan Aset

Intel

Situasinya semakin eskalatif. Pada 29 November, otoritas Taiwan melakukan penggeledahan di rumah Wei-Jen Lo, menyita komputer, USB drive, dan dokumen lain sebagai bagian dari penyelidikan. Tidak lama kemudian, pengadilan Taiwan menyetujui penyitaan aset Lo, termasuk saham TSMC yang nilainya mencapai NT$1.8 miliar. Total lebih dari NT$2 miliar (sekitar US$64 juta) asetnya kini dibekukan.

TSMC juga telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Kekayaan Intelektual dan Komersial Taiwan. Mereka menyatakan bahwa Lo telah menandatangani kontrak kerja, perjanjian non-kompetisi, serta tunduk pada Undang-Undang Rahasia Dagang Taiwan. TSMC menilai terdapat “probabilitas tinggi” bahwa Lo menggunakan atau berpotensi membocorkan rahasia dagang ke Intel. Jika terbukti, ini dapat menjadi salah satu kasus pelanggaran IP terbesar dalam sejarah industri chip Taiwan.

Di sisi lain, Intel secara tegas membantah seluruh tuduhan tersebut. Perusahaan menyatakan tidak menerima, tidak meminta, dan tidak menggunakan informasi rahasia milik TSMC. Intel juga menegaskan bahwa mereka mendukung penuh Lo sebagai anggota baru manajemen R&D. Sikap ini memperlihatkan bahwa Intel ingin menjaga jarak dari sengketa hukum sambil tetap mempertahankan kepercayaan terhadap karyawannya.

Persaingan Teknologi 2 nm Memperketat Atmosfer Industri

Kecurigaan ini tidak bisa dilepaskan dari momentum persaingan teknologi proses paling maju. Intel tengah mendorong node 18A memasuki produksi massal tahun ini dan menargetkan 14A untuk 2027, sebuah langkah agresif untuk mengejar ketertinggalan dari TSMC. Sementara itu, TSMC berencana memulai produksi massal A16 pada paruh kedua 2026. Dalam konteks ini, setiap pergeseran talenta senior maupun potensi kebocoran informasi menjadi isu strategis.

Dari sisi TSMC, kekhawatiran mereka bisa dimengerti. Lo memiliki akses mendalam terhadap roadmap jangka panjang, modul manufaktur, hingga strategi yield improvement. Kehadirannya di Intel—bahkan jika tanpa membawa dokumen apa pun—tetap menimbulkan risiko pengetahuan tacit yang sulit dipisahkan dari pengalaman kerja bertahun-tahun. Inilah yang membuat kasus ini sensitif secara geopolitik maupun industri.

Namun perlu diingat, mobilitas talenta adalah bagian normal dari dunia teknologi. Banyak pihak menilai bahwa tanpa bukti kuat, tuduhan berlebihan dapat menghambat inovasi dan mengurangi kebebasan profesional. Pada akhirnya, pengadilan dan regulator Taiwan akan menentukan apakah tindakan Lo melanggar hukum atau hanya sekadar rotasi karier yang kebetulan terjadi di waktu yang kurang tepat. Yang jelas, kasus ini menjadi cermin betapa rapuh dan strategisnya industri semikonduktor global hari ini.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi