CNN Indonesia
Kamis, 07 Nov 2024 14:56 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Sengkarut antara Kementerian Olahraga Korea Selatan vs Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) terus berlanjut. Berikut kronologinya.
Benang kusut yang terjadi berawal dari pernyataan pihak Kementerian Olahraga yang meminta presiden KFA, Chung Mong Gyu turun dari jabatan, Oktober lalu . Ini setelah Kementerian Olahraga melakukan audit pada Juli 2024 dan menemukan ada kesalahan prosedur dalam penunjukan Jurgen Klinsmann dan Hong Myung Bo sebagai pelatih timnas Korea Selatan.
"Kami telah melakukan audit pada 29 Juli atas penunjukan pelatih Jurgen Klinsmann dan Hong Myung Bo oleh KFA, amnesti mendadak dan penarikan personel sepak bola yang korup, serta proyek Pusat Sepak Bola Nasional."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil audit akhir mengonfirmasi 27 kasus praktek bisnis ilegal dan tidak pantas, yang karenanya kami menuntut tindakan disipliner, koreksi, dan sanksi serta menuntut mereka [KFA] untuk menetapkan langkah-langkah perbaikan yang wajar," kata Inspektur Jenderal Kementerian Olahraga Korea, Choi Hyun Joon dalam konferensi pers di Seoul, Rabu (6/11).
Investigasi yang dilakukan pemerintah Korea terhadap KFA terendus oleh FIFA. Tak lama setelah Kementerian Olahraga menyampaikan tuntutan terhadap Chung Mong Gyu untuk mundur, FIFA melalui perwakilan meminta KFA untuk tetap independen dalam menentukan sikap.
"Perwakilan resmi FIFA mengonfirmasi kepada Kantor Berita Yonhap bahwa mereka sudah mengirim surat kepada KFA yang merujuk kepada badan sepak bola Korea harus menaati prinsip independen dan tidak terpengaruh oleh pihak ketiga," tulis Yonhap.
Peringatan FIFA mengacu pada Pasal 14 Ayat 1 (i) Statuta FIFA juncto Pasal 19 Ayat 1 yang menyatakan, "Setiap asosiasi anggota harus mengurus urusannya secara independen dan tanpa pengaruh yang tidak semestinya dari pihak ketiga."
Peringatan keras FIFA membuat KFA sedang dalam bayang-bayang hukuman. Sebab jika KFA menuruti pemerintah Korea untuk melengserkan Chung Mong Gyu, bukan tak mungkin ada sanksi berat yang menanti.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>