Laporan Nutanix: GenAI Dorong Transformasi Keuangan, Tapi Infrastruktur dan Talenta Jadi Kunci

1 month ago 14

Jakarta, Gizmologi – Studi terbaru Nutanix, bertajuk Financial Services Enterprise Cloud Index (ECI) 2025, menunjukkan hampir seluruh perusahaan keuangan di dunia kini telah mengadopsi GenAI dalam berbagai bentuk. Namun, laporan ini juga menegaskan bahwa keberhasilan jangka panjang penerapannya akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan ketersediaan talenta digital.

GenAI dianggap mampu mendorong efisiensi operasional, meningkatkan produktivitas, hingga membuka peluang inovasi produk baru. Di Indonesia, 49 persen lembaga keuangan menempatkan GenAI sebagai prioritas untuk memperkuat layanan pelanggan, dan 34 persen di antaranya telah merasakan dampak positifnya. Bahkan 51 persen lembaga keuangan di tanah air sudah menggunakan GenAI dalam aktivitas bisnis harian mereka.

Namun, di balik potensi besar tersebut, sektor jasa keuangan juga menghadapi tantangan serius. Masalah utama meliputi risiko halusinasi, bias algoritmik, pelanggaran privasi data, hingga keamanan siber. Selain itu, banyak organisasi menyoroti kesenjangan kemampuan teknis dalam mengelola dan mengamankan model AI yang semakin kompleks. Hal ini menuntut investasi lebih besar pada sistem yang aman dan skalabel, sekaligus peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Baca Juga: ITSEC Asia Catat Pertumbuhan Pendapatan 78 Persen di Kuartal III 2025

Tantangan Infrastruktur dan Keamanan dalam Implementasi GenAI

peneliti kembangkan teknologi AI seperti otak manusia

Hasil survei dari Nutanix dan dilakukan terhadap 1.500 pengambil keputusan IT di seluruh dunia menunjukkan 92 persen responden menilai bahwa infrastruktur mereka perlu dimodernisasi agar mampu mendukung aplikasi berbasis cloud dan kontainer secara optimal. Meskipun banyak organisasi telah memanfaatkan Kubernetes untuk beban kerja AI, keterpisahan data antar platform masih menjadi hambatan besar dalam memaksimalkan efisiensi sistem.

Nutanix juga mengatakan dari sisi keamanan, 97 persen responden mengaku masih bisa melakukan lebih banyak langkah untuk melindungi model dan aplikasi GenAI mereka. Isu ini menjadi semakin relevan mengingat banyak lembaga keuangan beroperasi di lingkungan multi-cloud yang kompleks, dengan interaksi antara vendor teknologi yang beragam. Sebanyak 90 persen responden menyebut keamanan data di ekosistem vendor sebagai salah satu tantangan terbesar yang perlu diatasi segera.

Robert Kayatoe, Country Manager Nutanix Indonesia, mengatakan bahwa GenAI menjadi pilar penting dalam transformasi digital lembaga keuangan. “Banyak organisasi sudah merasakan manfaatnya, mulai dari peningkatan efisiensi kerja hingga inovasi produk baru. Namun, keberhasilan implementasi jangka panjang sangat bergantung pada bagaimana mereka membangun fondasi keamanan dan talenta yang memadai,” ujarnya.

Kekurangan Talenta dan Tantangan ROI

Selain infrastruktur, Nutanix mengatakn adanya kekurangan talenta digital menjadi hambatan besar dalam percepatan adopsi GenAI. Sekitar 98 persen responden global mengaku kesulitan dalam membawa proyek GenAI dari tahap pengembangan ke tahap produksi karena keterbatasan tenaga ahli dan masalah integrasi. Meskipun 62 persen lembaga kini aktif merekrut talenta di bidang AI, pelatihan internal tetap menjadi kebutuhan mendesak.

Kayatoe menambahkan, “Kami percaya bahwa kombinasi hybrid multicloud dan kontainerisasi akan menjadi fondasi penting bagi kesuksesan GenAI. Kedua pendekatan ini memberikan fleksibilitas, keamanan, dan skalabilitas yang dibutuhkan untuk berinovasi secara bertanggung jawab.” Ia juga menegaskan bahwa Nutanix terus berupaya mendukung lembaga keuangan di Indonesia agar siap menghadapi era baru yang digerakkan oleh AI.

Dari sisi bisnis, 58 persen responden memperkirakan keuntungan nyata dari GenAI baru akan terlihat dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Sebaliknya, 39 persen masih mengantisipasi potensi kerugian jangka pendek, baik dari sisi biaya pengembangan maupun risiko kesalahan sistem. Ini menunjukkan bahwa para pemimpin perusahaan melihat GenAI sebagai investasi strategis jangka panjang, bukan solusi instan.

Laporan Nutanix juga menyoroti bahwa hampir semua lembaga keuangan kini menempatkan keamanan dan kepatuhan sebagai prioritas utama dalam setiap inisiatif AI. Sebanyak 96 persen responden menyebut bahwa kehadiran GenAI mengubah cara mereka memandang perlindungan data, dengan tuntutan regulasi yang semakin ketat dari otoritas di berbagai negara.

Di Indonesia sendiri, isu perlindungan data pribadi semakin relevan sejak diberlakukannya Undang-Undang PDP. Hal ini mendorong lembaga keuangan untuk meninjau ulang sistem keamanan dan tata kelola datanya, terutama ketika mengintegrasikan GenAI dengan layanan pelanggan atau sistem transaksi.

Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan bahwa GenAI bukan sekadar tren teknologi, melainkan katalis transformasi strategis di sektor keuangan. Namun, untuk meraih manfaat optimal, perusahaan perlu membangun infrastruktur yang tangguh, mengembangkan talenta lokal, dan memastikan implementasi AI berjalan secara etis dan bertanggung jawab.

Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, investasi pada SDM, serta dukungan ekosistem teknologi yang aman, industri keuangan Indonesia berpeluang besar untuk menjadi salah satu pionir dalam penerapan GenAI di kawasan Asia Pasifik.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi