Larry Ellison Sosok Kontroversial: Pendiri Oracle, Taipan Berharta Rp 6.376 Triliun, Pendukung Genosida Israel

1 hour ago 1

Selular.ID – Meskipun genosida di Jalur Gaza telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023, para pengusaha Yahudi ternama dunia dilaporkan terus berinvestasi dan mendukung kebiadaban Israel.

Hingga menjelang akhir September 2025, kampanye militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 orang.

Sejauh ini, dengan dukungan penuh Presiden AS Donald Trump, PM Israel Benjamin Netanyahu tidak berniat untuk menghentikan aksi tersebut meski dunia mengutuk keras karena bertentangan dengan hukum humaniter.

Mirisnya aksi genosida yang dilakukan zionis Israel, didukung penuh oleh orang-orang yang “mengendalikan” dunia, melalui teknologi, media, dan lembaga-lembaga internasional.

Dalam laporan terbaru yang diterbitkan pekan ini, surat kabar Israel terkemuka, Jerusalem Post menerbitkan daftar “50 Orang Yahudi Berpengaruh 2025”.

Daftar tersebut mencakup para pendiri berbagai perusahaan ternama dunia serta beberapa tokoh politik dan media. Beberapa nama tersebut di antaranya adalah:

Sam Altman, dedengkot AI – ChatGPT/CEO perusahaan teknologi OpenAI yang berbasis di San Francisco.

Mark Zuckerberg, CEO Meta, grup perusahaan yang membawahi Facebook, Instagram.

Jan Koum, pendiri WhatsApp.

Larry Ellison, pendiri dan pimpinan perusahaan teknologi terkemuka Amerika Oracle.

Michael Dell, pendiri dan pimpinan Dell.

Sergey Brin, salah satu pendiri Google.

Para pendiri perusahaan keamanan Cloud Wiz, yang dibeli Google seharga 32 miliar dolar.

Marc Benioff, CEO perusahaan perangkat lunak berbasis cloud Salesforce.

Andre Azoulay, Direktur UNESCO.

Surat kabar Jerusalem Post menempatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memiliki surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh ICC, di posisi kedua dalam daftar tersebut.

Jerusalem Post juga menyebutkan bahwa Larry Ellison, pendiri dan pimpinan perusahaan teknologi Amerika Oracle, memberikan sumbangan besar kepada yayasan “Sahabat Tentara Israel” yang didirikan untuk membantu tentara Israel, dan kepada kota Sderot yang terletak di perbatasan Jalur Gaza.

Baca Juga: Oracle Lirik Batam Jadi Pusat Data Cloud di Indonesia, Saingi Singapura

Kinerja Oracle Meroket Dorong Peningkatan Kekayaan Larry Ellison

Untuk diketahui, Larry Ellison, 81 tahun, adalah salah satu sosok kunci di balik meraksasanya Oracle, sejak didirikan pada 1977 di California.

Pria bernama lengkap Lawrence J. Ellison lahir di Bronx, New York pada 17 Agustus 1944, menjabat sebagai CEO Oracle hingga 2014.

Meski telah mundur dari posisi CEO, Ellison masih meduduki dua posisi kunci, yaitu sebagai chairman dan kepala teknologi perusahaan (chief technology officer).

Ia juga menjabat sebagai anggota dewan direksi Tesla antara Desember 2018 dan Agustus 2022, memiliki 45 juta saham di perusahaan tersebut sebelum ia mengundurkan diri.

Baru-baru ini, Ellison memposisikan dirinya sebagai sekutu Presiden AS Donald Trump dan secara rutin tampil bersama di Gedung Putih.

Bagi Trump peran Ellison semakin krusial, karena ia adalah salah satu dari tiga tokoh kunci di balik proyek kecerdasan buatan (AI) senilai $US500 miliar milik Trump — Stargate.

Ellison mendanai sebagian besar tawaran senilai $US4,75 miliar yang diajukan putranya untuk mengakuisisi Paramount. Nama Oracle juga digadang-gadang sebagai calon pembeli TikTok.

Sejak satu dekade terakhir, Ellison menjadi langganan dalam daftar taipan terkaya di dunia. Pada awal bulan ini, harta Larry Ellison naik signifikan usai saham perusahaan miliknya melonjak tajam pasca pengumuman kinerja keuangan.

Mengutip data Forbes Realtime Billionaire, tumpukan kekayaan Larry Ellison saat ini mencapai US$ 387,6 miliar (Rp 6.376 triliun).

Secara spesifik kekayaan Larry melonjak naik US$ 94,5 miliar (Rp 1.554 triliun) dalam sehari menyusul saham Oracle meroket lebih dari 34% pada Rabu (10/9/2025) dan membawa indeks acuan utama Wall Street, S&P 500, mencetak rekor harga tertinggi.

Harta kekayaan Larry tercatat melesat tajam tahun ini ditopang oleh deman AI yang ikut mengangkat penjualan dan kinerja keuangan Oracle secara keseluruhan.

Dalam paparan kinerja terbaru, Oracle mengungkapkan perusahaan perangkat lunak tersebut memenangkan sejumlah kontrak bernilai miliaran dolar pada kuartal terakhirnya.

Mengutip laporan Wall Street Journal, perusahaan perangkat lunak berbasis data yang berbasis di Austin, Texas, memiliki pendapatan kontrak yang belum dibukukan sebesar US$ 455 miliar yang diharapkan dapat dikumpulkan untuk kuartal terakhir yang berakhir pada 31 Agustus.

Kinerja tersebut meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.

Hal ini didorong oleh prospek cerah perusahaan perangkat lunak basis data tersebut untuk bisnis infrastruktur cloud-nya dan kesepakatan AI senilai miliaran dolar dengan perusahaan-perusahaan seperti OpenAI, Meta, Nvidia, dan xAI milik Musk.

Oracle telah memproyeksikan, sebagai bagian dari laporan pendapatan kuartalannya, bahwa pendapatan dari bisnis infrastruktur cloud-nya akan melonjak hingga 77% tahun ini menjadi $US18 miliar.

Kekayaan bersih Ellison sebagian besar berasal dari 41% sahamnya di Oracle.  Jadi, ketika saham melonjak, kekayaan bersihnya bertambah $100 miliar hanya dalam waktu setengah jam setelah pasar dibuka.

Baca Juga: Daftar Aplikasi Populer yang Ternyata Dikembangkan Mantan Intelijen Israel

Jejak Larry Ellison dan Oracle dalam Mendukung Penuh Israel

Sayangnya, profil Larry Ellison, baik sebagai salah satu orang terkaya di dunia sekaligus pendiri Oracle, tak dapat dilepaskan dari kiprahnya yang kontroversial, terutama dalam mendukung penuh Israel.

Seperti dilaporkan BDS Movement, keterlibatan Oracle dalam pendudukan ilegal dan aksi genosidal terdokumentasi dengan baik melalui ikatan kuatnya dengan militer Israel, kolaborasinya dengan kementerian pemerintah Israel, dan investasinya dalam ekonomi apartheid Israel.

Perusahaan ini secara sadar menyediakan teknologi bagi Israel, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan cloud, yang digunakan untuk memfasilitasi pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

Kemitraan Oracle dengan militer Israel, komitmen ideologis kepemimpinannya terhadap Zionisme, dan perannya dalam mempertahankan pendudukan illegal Israel menunjukkan bahwa perusahaan ini terlibat dalam kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan (termasuk apartheid), serta genosida.

Oracle secara terbuka menyatakan bermitra dengan Israel meskipun Israel melakukan genosida di Gaza dan melakukan serangan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di Tepi Barat.

Seperti halnya Oracle, dukungan Larry Ellison terhadap pemerintah juga tidak pernah surut.

Pada Maret 2024, ia mengatakan bahwa Oracle bermaksud untuk menghabiskan $10 miliar untuk pembangunan fasilitas komputasi di Israel pada 2025, termasuk, “pusat AI besar di area seluas total tempat delapan pesawat Boeing 747 dapat diparkir.

“Kami sedang menciptakan kapasitas data dalam jumlah besar dalam dua tahun ke depan”, ujar Larry.

Berikut daftar sebagian kemitraan Oracle dengan militer dan pemerintah Israel yang didukung penuh Larry Ellison, seperti diungkapkan dalam laporan BDS Movement.

  • Pada Februari 2024, Oracle mengumumkan bahwa perusahaan menyumbangkan tas berisi perlengkapan medis dan lingkungan kepada tentara Israel, senilai setengah juta dolar.
  • Pada Juli 2022, Oracle menjamu tentara dan pengembang perangkat lunak dari C41 Corp militer Israel untuk mempelajari cara menggunakan cloud Oracle untuk keperluan militer.
  • Pada 2022, Oracle mengumumkan bahwa Unit 81 militer Israel—yang mantan pemimpinnya mendirikan perusahaan spyware Intellexa—sedang berada di tahap akhir program tiga tahun dengan Oracle untuk mempercepat pengadaan dengan memungkinkan setiap tentara untuk membuat permintaan pembelian militer mereka sendiri.
  • Pada 2021, Oracle bermitra dengan angkatan udara Israel untuk Proyek Menta, sebuah proyek rekayasa data yang dirahasiakan.
  • Pada 2024, Oracle menjajaki kelayakan pembangunan pusat data raksasa berkapasitas 30 megawatt untuk memproses AI dan pengoperasian komputer kompleks yang membutuhkan infrastruktur komputasi kinerja tinggi (HPC).

Biaya pembangunan pusat data ini lebih dari $250 juta. Laporan media Israel menyebutkan bahwa Oracle akhirnya memutuskan untuk memindahkan proyek tersebut ke negara lain.

  • Pada November 2023, Oracle memimpin inisiatif untuk mengangkat konten pro-Israel di TikTok dan Twitter, bekerja sama dengan kementerian pembangunan Israel, untuk “membantu Israel dalam perebutan opini publik global selama konflik ini.”
  • Pada 2021, Oracle menjadi perusahaan teknologi multinasional pertama yang menjual layanan cloud kepada Israel. Raksasa basis data tersebut membangun pusat data senilai $319 juta di Yerusalem untuk proyek tersebut.
  • Pada 2019, Oracle menyewa pusat data bawah tanah yang kuat di Har Hotzvim, Yerusalem, untuk memasok layanan pemrosesan AI, manajemen data, danpenyimpanan informasi kepada bank, dana kesehatan, dan pasukan militer Israel.

Baca Juga: Elon Musk Vs Larry Ellison, Siapa Paling Tajir Sejagat?

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi