CNN Indonesia
Kamis, 07 Nov 2024 00:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Legenda tinju dunia Bernard Hopkins memprediksi duel Mike Tyson vs Jake Paul tidak akan berjalan serius di Stadion AT&T, Jumat (15/11) mendatang.
Pertarungan Mike Tyson vs Jake Paul menjadi sorotan lantaran merupakan duel berbeda generasi. Selain itu, Paul bukanlah atlet tinju, karena baru menekuni tinju dalam beberapa tahun terakhir.
Karena perbedaan usia yang jauh itu juga duel Tyson dan Paul mengundang kontroversi. Mereka yang menentang pertarungan ini khawatir akan kesehatan Mike Tyson yang kini berusia 58 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hopkins yang pernah juara dunia tinju kelas berat ringan dan menengah, Tyson dan Paul akan saling mengalahkan dalam laga ini. Namun dia menggarisbawahi, kedua petinju tidak akan habis-habisan di atas ring.
"Saya pikir salah satu dari mereka dapat mengalahkan satu sama lain jika mereka memiliki strategi yang tepat dan masuk dengan niat yang tepat untuk benar-benar mengalahkan satu sama lain dan menjadikannya seperti yang diyakini orang," ujar Hopkins dikutip dari Mirror.
"Tetapi saya tidak berpikir mereka akan bertarung habis-habisan. Saya pikir itu akan menjadi keringat, mungkin sedikit darah, tetapi saya tidak berpikir itu akan menjadi sesuatu yang biasa kita lihat jika Anda mengatakan itu tinju. Tetapi jika itu hiburan, Anda akan mendapatkan apa yang seharusnya Anda dapatkan," tutur Hopkins menambahkan.
Hopkins sendiri pernah merendahkan duel ini. Akan tetapi, mantan petinju berusia 59 tahun tersebut kini memberikan dukungan untuk duel Mike Tyson vs Jake Paul.
Hopkins menilai,tinju Mike Tyson vs Jake Paul berbeda dengan duel yang kini mengelola Golden Boy Promotions bersama Oscar De La Hoya.
"Saya pikir ini [Tyson vs Paul] cara yang bagus untuk menunjukkan kepada dunia acara hiburan ini," ucap Hopkins.
"Apa yang telah saya lakukan dan apa yang saya promosikan sekarang [melalui] Golden Boy dan mitra saya Oscar De La Hoya adalah hiburan. Ini hiburan, tetapi juga tinju pada level tertinggi dan berbahaya," tutur Hopkins melanjutkan.
(sry/sry)