ANALISIS
Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Okt 2024 08:50 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Tidak ada bantahan hasil imbang lawan Bahrain adalah momen pahit bagi Timnas Indonesia. Tapi kini, mereka harus mengalihkan fokus kontra China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Indonesia nyaris menang lawan Bahrain, Jumat (11/10) dini hari WIB. Andai wasit meniup peluit panjang setelah 96 menit berlalu, dan tak ada gol Bahrain di menit ke-99, tepatnya 98:40, mungkin skuad Garuda sudah mengamankan tiga poin.
Skor akhir 2-2 mutlak terjadi. Pil pahit ini mau tidak mau harus ditelan. Tapi situasi ini mesti jadi pelajaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Timnas Indonesia pantas menang dalam laga itu, meski di atas kertas tim Merah Putih tertinggal dalam urusan statistik. Fakta ini mencerminkan masih ada aspek yang perlu dievaluasi oleh tim besutan Shin Tae Yong.
Dalam urusan penguasaan bola, Indonesia mencatat 42 persen. Kemudian jumlah tendangan, Indonesia membukukan lima kali berbanding 21 kali milik Bahrain. Pun halnya dengan peluang, terdapat empat kesempatan emas dicetak tim tamu sedangkan tuan rumah membukukan delapan kali.
Bahrain mampu mengendalikan tempo pertandingan, terutama saat menyusun serangan dari sektor flank. Peran Mohamed Marhoon di sayap kiri dan Ali Madan di sebelah kanan jadi pusat kekuatan Bahrain.
Sebagian besar permainan terbuka jadi milik Bahrain. Mereka juga bisa memaksimalkan peluang dari skema bola mati. Dua gol yang dicetak berasal dari pola tersebut.
Aspek yang mengunggulkan Bahrain adalah kemampuan mereka menjaga stabilitas sumber kekuatan. Ini terlihat dari keputusan pelatih Dragan Talajic mengganti sisi kanan dengan tenaga baru. Alhasil pembangunan serangan dari sektor sayap tetap seimbang.
Di satu sisi, keseimbangan sumber kekuatan ini yang kurang dimaksimalkan oleh Timnas Indonesia, terlepas dari keberhasilan Rafael Struick mencetak gol indah di menit ke-74.
Saat Indonesia berbalik unggul, Shin Tae Yong jelas ingin memperbarui napas tim dengan mengganti Thom Haye dengan Nathan Tjoe-A-On di menit ke-81. Upaya ini dilakukan untuk sedikit mengendurkan denyut serangan dengan memberi Nathan tugas mendampingi Ivar Jenner 'menyapu' lini tengah alih-alih sebagai distributor bola seperti yang dilakukan Haye.
Tugas serupa diberikan kepada Witan Sulaeman yang masuk menggantikan Rafael Struick di menit ke-90. Witan cenderung ditarik ke belakang untuk ikut membendung tekanan Bahrain.
Sudah sepantasnya Indonesia mempertahankan keunggulan di menit-menit akhir pertandingan. Fokus jadi kunci agar lawan tak mencuri kesempatan. Tapi dalam beberapa momen di ujung laga, tampak pemain Timnas Indonesia kurang tenang dalam membaca psikologi permainan.
Alhasil lawan kembali memanfaatkan situasi. Gawang Indonesia bergetar untuk kedua kalinya.