Jakarta, Gizmologi – Apple kembali mengambil langkah tersebut dengan merilis MacBook Pro 14 inci terbaru yang dibekali chip M5 generasi lanjutan dari Apple Silicon yang diklaim membawa peningkatan pada performa grafis, efisiensi daya, dan kapabilitas AI.
Peluncuran ini menandai upaya Apple mempertahankan dominasinya di segmen laptop profesional, di tengah persaingan ketat dari perangkat berbasis Windows dengan chip Qualcomm X Elite dan Intel Lunar Lake.
. MacBook Pro M5 dirancang untuk menjawab tren tersebut, menawarkan performa Neural Engine yang disebut hingga 3,5 kali lebih cepat dibanding M4. Pertanyaannya, apakah peningkatan berbasis AI ini cukup meyakinkan bagi pengguna yang masih bertahan di Intel atau Mac generasi awal?
Apple mencoba menarik dua kelompok sekaligus pengguna profesional yang membutuhkan performa ekstrem, dan pengguna umum yang mencari perangkat tahan lama dengan daya baterai panjang. Klaim daya tahan hingga 24 jam tentu menjadi sorotan utama, terutama bagi pengguna mobile yang bekerja tanpa akses daya.
Lompatan AI dengan M5

Chip M5 menjadi pusat dari seluruh narasi pembaruan MacBook Pro. Dibangun dengan arsitektur CPU dan GPU generasi terbaru, M5 menyematkan Neural Accelerator di setiap inti GPU, memungkinkan percepatan beban kerja AI hingga 3,5 kali lebih cepat dari M4, dan enam kali lipat dari M1. Apple menekankan bahwa fokus utama bukan hanya rendering gambar atau gaming, tetapi kemampuan menjalankan model bahasa besar (LLM) langsung di perangkat tanpa ketergantungan cloud.
Dalam praktiknya, Apple menyebut MacBook Pro M5 mampu mempercepat proses seperti text-to-image, pembangkitan model difusi, hingga penyuntingan video berbasis AI. Aplikasi seperti Draw Things, LM Studio, hingga Topaz Video dapat berjalan dengan respons lebih cepat. Namun, sebagian pengguna profesional mungkin mempertanyakan dukungan perangkat lunak pihak ketiga di luar ekosistem Apple, terutama mengingat banyak workflow AI tetap bergantung pada GPU Nvidia dengan CUDA di platform Windows atau Linux.
Dengan bandwidth memori mencapai lebih dari 150 GB/s serta opsi penyimpanan hingga 4 TB SSD yang diklaim dua kali lebih cepat dari generasi sebelumnya, MacBook Pro M5 memang menawarkan infrastruktur kuat bagi pengguna AI. Meski begitu, keberhasilan adopsi tetap bergantung pada bagaimana Apple membuka akses bagi developer dan kompatibilitas aplikasi lintas industri sesuatu yang selama ini menjadi tantangan tersendiri di ekosistem eksklusif macOS.
Performa, Baterai, dan Ekosistem Jadi Daya Tarik?

Selain AI, Apple juga menyoroti performa umum M5. CPU sepuluh inti diklaim menawarkan peningkatan 20 persen dalam tugas multithread dibanding M4, sementara GPU menghadirkan peningkatan grafis hingga 1,6 kali untuk aplikasi profesional maupun gaming. Klaim performa hingga 86 kali lebih cepat dari sistem Intel terdengar mencolok, namun jelas ditujukan kepada pengguna lama yang masih bertahan di generasi pra-Apple Silicon. Bagi pengguna M1 atau M2, peningkatan ini mungkin terasa lebih bertahap ketimbang revolusioner.
Bagi kalangan mobile worker, daya tahan baterai hingga 24 jam menjadi salah satu nilai jual kuat. Tidak seperti banyak laptop Windows yang mengurangi performa saat lepas charger, Apple menyatakan MacBook Pro tetap mempertahankan kinerja penuh meski berjalan pada baterai. Hal ini bisa menjadi keunggulan nyata, terutama bagi pekerja lapangan atau kreator yang sering berpindah lokasi tanpa akses daya.
Namun, harga tetap menjadi pertimbangan utama. Dengan banderol US$1.599, MacBook Pro 14 inci tetap berada di segmen premium. Pesaing seperti ASUS Zenbook AI atau Surface Laptop dengan Qualcomm X Elite menawarkan harga kompetitif dengan fitur serupa, termasuk akselerasi AI dan baterai panjang.
Apple memang unggul dalam integrasi perangkat dan sistem operasi, tetapi konsumen rasional akan menimbang ekosistem dan kompatibilitas aplikasi sebelum meng-upgrade.
Perlu kamu ketahui bahwa informasi ini sendiri sudah diambil dari informasi secara global. Hanya saja, untuk pasar Indonesia belum disebutkan apakah akan ada laptop MacBook dengan performa M5. Hanya saja, jika melihat dari pengalaman pasar di Indonesia, banyak yang berspekulasi bahwa MacBook M5 memang akan segera direalisasikan dalam pasar tanah air.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.