Mengenal Drone Rajawali, Buatan Siswa Indonesia untuk Penanganan Bencana Alam

5 days ago 1

Jakarta, Gizmologi – Tiga pelajar SMA yang tergabung dalam Tim Bayu Sakti dari SMA ACS Jakarta memperkenalkan Drone Rajawali, tim ini berisikan Arga Wibawa (18), Wibawa Putri Murti (16), dan Owen Tay Jia Hao (16) . Singkatnya, ini sebuah UAV berbasis AI  yang dirancang khusus untuk membantu penanganan bencana di fase awal.

Inisiatif ini patut dicermati, bukan hanya karena pelakunya masih berstatus pelajar, tetapi juga karena pendekatan teknologi yang ditawarkan cukup ambisius. Di sisi lain, pertanyaan soal kesiapan, skala implementasi, hingga keberlanjutan pengembangannya tetap relevan untuk dibahas.

Baca Juga: Galaxy Z Fold7, Desain Foldable yang Lebih Tipis dan Tangguh

Drone Rajawali dan Ambisi Teknologi untuk Penanganan Bencana

Bayu Sakti 2

Drone Rajawali dikembangkan sebagai UAV autonomous berbasis AI yang mampu melakukan pemetaan area, mengenali risiko seperti retakan dan label bahaya, serta tetap beroperasi meski tanpa sinyal GPS. Dengan dukungan sensor LIDAR, drone ini dirancang untuk bekerja di kondisi ekstrem, termasuk saat jaringan komunikasi terputus.

Pendekatan tersebut menjawab kebutuhan krusial di jam-jam awal bencana, ketika informasi lapangan sangat terbatas. Namun, seperti banyak prototipe teknologi bencana lainnya, efektivitasnya masih sangat bergantung pada kondisi nyata di lapangan, mulai dari cuaca ekstrem hingga kompleksitas medan yang tidak selalu ideal untuk drone.

Prestasi Internasional dan Tantangan Implementasi Nyata

Secara prestasi, Drone Rajawali telah mencatatkan capaian yang tidak bisa dianggap remeh. Tim Bayu Sakti berhasil meraih penghargaan di ajang World Robot Summit di Jepang dan World Robot Games di Taiwan, sekaligus menjadi perwakilan Indonesia termuda dan pertama di kategori tersebut.

Meski demikian, pengakuan di kompetisi tidak otomatis menjamin kesiapan adopsi di dunia nyata. Tantangan seperti daya jelajah, kemampuan multi-drone, hingga integrasi dengan sistem penanggulangan bencana nasional masih menjadi pekerjaan rumah besar. Tim pengembang sendiri mengakui bahwa Rajawali masih berada pada tahap awal pengembangan.

Drone Rajawali menunjukkan bahwa potensi teknologi lokal sangat besar, terutama ketika dikembangkan dengan pemahaman konteks Indonesia. Namun, agar tidak berhenti sebagai proyek inovatif semata, dukungan ekosistem, kebijakan, dan uji lapangan berskala besar akan menjadi faktor penentu langkah selanjutnya.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi