Selular.id – Memilih ponsel Xiaomi bisa menjadi tantangan tersendiri bagi konsumen Indonesia.
Dengan beragam sub-brand seperti Xiaomi Series, Redmi, POCO, dan Black Shark, serta puluhan seri di dalamnya, banyak calon pembali yang kebingungan membedakan fokus dan posisi masing-masing lini.
Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan berbagai seri ponsel Xiaomi untuk membantu Anda memilih perangkat yang tepat sesuai kebutuhan dan anggaran.
Xiaomi Series, yang sebelumnya dikenal sebagai seri “Mi”, merupakan kasta tertinggi dalam portofolio Xiaomi.
Seri ini berfungsi sebagai etalase tempat Xiaomi memamerkan teknologi terbarunya, mulai dari prosesor terkencang, inovasi kamera hasil kolaborasi dengan Leica, hingga material bodi paling premium.
Posisinya langsung bersaing dengan flagship global seperti Samsung Galaxy S atau Apple iPhone, dengan harga berkisar belasan hingga puluhan juta rupiah.
Dalam Xiaomi Series sendiri terdapat beberapa kategori khusus.
Seri Angka seperti Xiaomi 17 Series adalah jagoan utama yang selalu mencuri perhatian.
Pada September 2025, Xiaomi membuat gebrakan dengan melompati penomoran dan langsung merilis Xiaomi 17 Series yang dilengkapi chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5, baterai berkapasitas sekitar 7.000 mAh, dan layar sekunder di varian Pro.
Sementara Seri T hadir sebagai “affordable flagship” yang menawarkan pengalaman mendekati seri utama dengan harga lebih terjangkau, seperti Xiaomi 15T Pro yang dijual di bawah Rp10 juta.
Redmi: Penggerak Utama Penjualan
Jika Xiaomi Series menjadi etalase premium, Redmi adalah motor yang mendorong penjualan dan memperkuat posisi Xiaomi di banyak pasar, termasuk Indonesia.
Prinsip Redmi jelas: memberi nilai terbaik di kelas harganya dengan fokus pada spesifikasi tinggi yang tetap ramah di kantong.
Seri Redmi Angka seperti Redmi 15 dan Redmi 15C menjadi tulang punggung penjualan untuk pengguna smartphone pertama kali atau sebagai ponsel kedua yang andal.
Harganya umumnya berada di kisaran Rp1-2 juta, dengan fokus pada fungsi dasar komunikasi dan media sosial.
Sementara Seri Redmi Note sering dijuluki “HP gaip” atau “spek dewa harga rakyat” karena sering habis terjual dengan cepat.
Seri ini mengambil fitur-fitur yang biasanya hanya ada di ponsel mahal dan membungkusnya dalam harga yang masuk akal.
Redmi Note memiliki banyak varian mulai dari 4G, 5G, Pro, hingga Pro+ dengan kamera beresolusi tinggi 108 MP atau 200 MP.
Saat artikel ini dibuat, Redmi Note sudah mencapai generasi 15 dengan harga varian bawah sekitar Rp2 juta dan varian atas mencapai Rp5,9 juta.
Namun, varian Pro+ kadang kurang laris karena bertabrakan dengan Xiaomi seri T atau POCO kelas menengah ke atas.
POCO: Fokus pada Performa Maksimal
POCO bisa dibilang sebagai merek terpisah yang masih bagian dari Xiaomi, dengan fokus hampir total pada performa.
Filosofi POCO adalah “performa maksimal, harga minimal” dengan penjualan lebih banyak melalui kanal daring.
POCO tidak ragu mengorbankan kualitas kamera atau material bodi yang mewah demi bisa memasang chipset paling kencang di kelasnya.
Seri F merupakan kasta tertinggi POCO dan penerus legenda Pocophone F1. Seri ini memberikan performa buas dengan prosesor Snapdragon kelas atas di harga Rp5-6 jutaan.
Ciri khasnya adalah chipset Snapdragon seri 8 atau setara, dilengkapi perangkat lunak optimasi khusus, memori UFS, dan RAM LPDDR5X untuk pengalaman gaming pada frame rate tinggi yang mulus.
Seri X diposisikan sebagai ponsel kelas menengah atas yang mendekati rasa flagship dengan fokus menyeimbangkan performa tinggi dan harga bersahabat.
Chipset yang digunakan umumnya Snapdragon 7 atau MediaTek Dimensity 7000/8000 series.
Sementara Seri M hadir di rentang harga Rp2-3 juta dengan baterai jumbo 6.000 mAh atau lebih, dan Seri C sebagai lini paling murah untuk kebutuhan esensial sehari-hari.
Strategi rebranding menjadi ciri khas POCO. Seri F biasanya merupakan kembaran dari seri Redmi K atau Turbo yang lebih dulu rilis di Tiongkok.
Contohnya, Redmi K70 menjadi POCO F6 Pro di pasar global, dan Redmi Turbo 3 menjadi POCO F6.
Begitu pula Seri X Pro seperti POCO X6 Pro yang merupakan penjelmaan dari Redmi K70E.
Di pasar Indonesia, POCO memiliki status unik dimana secara merek mandiri dalam strategi pemasaran, namun secara operasional masih bagian dari Xiaomi.
Pada awal 2025, terjadi penyatuan kanal dimana situs web resmi POCO Indonesia ditutup dan seluruh produk serta layanannya dipindahkan ke situs web resmi Xiaomi.
Black Shark: Eksperimen Gaming yang Berakhir
Black Shark sebenarnya bukan merek di bawah Xiaomi, melainkan berdiri secara mandiri dengan hubungan hanya sebatas investasi dari Xiaomi.
Merek ini dijadikan sebagai uji coba Xiaomi dalam menghadirkan ponsel gaming ketika pasar HP gaming meledak pada 2017-2018 seiring populernya game berat seperti PUBG Mobile.
Daya tarik Black Shark adalah fitur yang tidak ditemukan di ponsel biasa, seperti desain sangar dan agresif, tombol fisik L1 dan R1 yang bisa muncul dan tenggelam, sistem pendingin cair yang canggih, serta layar dengan tingkat responsivitas sentuhan sangat tinggi.
Seri Black Shark sempat masuk resmi ke Indonesia dengan penjualan yang cukup baik.
Namun era Black Shark berakhir dengan seri terakhir mereka yaitu Black Shark 5 pada 2022.
Rencana akuisisi oleh raksasa game Tencent gagal, berujung pada PHK besar-besaran di internal Black Shark, dan sejak saat itu merek ini tidak merilis ponsel baru.
Kini, lini ponselnya praktis berhenti sementara aksesori masih dijual.
Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa ekosistem ponsel Xiaomi menawarkan beragam pilihan untuk berbagai segmen pasar.
Xiaomi Series menjadi andalan di kelas premium, Redmi menguasai pasar menengah dan pemula dengan nilai terbaik, POCO fokus pada performa untuk anak muda dan gamer, sementara Black Shark menjadi catatan sejarah dalam evolusi ponsel gaming.
Perkembangan terbaru di industri ponsel gaming menunjukkan bahwa meskipun Black Shark sudah tidak aktif, pasar ini terus berkembang dengan pemain baru seperti HTC yang bakal rilis smartphone gaming baru di seri Wildfire.
Sementara di sisi teknologi, inovasi terus berlanjut dengan ponsel Snapdragon 8 Elite Gen 5 dengan baterai 9.000mAh yang segera hadir, mengikuti jejak Xiaomi 17 Series yang sudah lebih dulu menggunakan chipset terbaru tersebut.