Jakarta, Gizmologi – Alwan Abdul Zaki, pemilik Nawla, sebuah brand UMKM menceritakan kisahnya bisa sukses sebelum umur 30 tahun. Nawla merupakan brand lokal fashion pria yang elegan, berkualitas namun tetap terjangkau.
Nawla masuk ke dalam rangkaian Kisah UMKM Shopee “Sukses Berkarya Sebelum 30”. Program ini mengangkat perjalanan para pelaku UMKM dan brand lokal dalam meraih mimpi dengan mengoptimalkan berbagai peluang bersama ekosistem Shopee.
“Berangkat dari pengalaman panjang di industri fesyen, saya membangun Nawla dengan visi menghadirkan fesyen pria yang timelessdari segi konsep dan kualitas untuk dipakai lintas generasi,” ujar Alwan.
Baca Juga: Bidik Pasar UMKM, Pasar Jajan WhatsApp Hadir di Jakarta
Perjalanan Nawla Menjadi Produk Fashion Lokal Populer

Nawla resmi berdiri pada akhir 2023, didirikan oleh Alwan saat berusia 25 tahun. Brand ini berangkat dari perjalanan personal sang pendiri yang telah berkecimpung di industri fesyen sejak lulus SMA. Nama Nawla dipilih dari pembalikan nama Alwan, sebagai simbol keterikatan personal yang menjadi fondasi brand dalam membangun identitasnya.
“Sejak awal, Nawla dijalankan dengan tujuan menghadirkan kualitas yang sepadan dengan harga yang lebih rasional,” ungkap Alwan.
Alwan menuturkan bahwa setiap koleksi pakaiannya lahir dari keresahan pribadi yang kemudian diramu dengan identitas produk serta kebutuhan konsumen. Pendekatan ini melahirkan produk dengan karakter desain yang timeless dan awet.

“Setiap produk dirancang agar relevan digunakan lintas generasi. Saya membayangkan pakaian yang tetap layak dipakai seiring waktu, bahkan dapat diwariskan kepada anak atau anggota keluarga lain,” jelasnya.
Perjalanan brand lokal UMKM Shopee ini dimulai dari skala kecil dengan lima artikel produk, berfokus pada kaos dan polo berbahan knitwear dengan desain yang lebih refined dan tidak pasaran. Seiring pertumbuhan brand, UMKM ini terus berevolusi menghadirkan pengembangan produk, mulai dari polo dengan desain signature, kemeja dengan detail jahitan rapi dan material quick dry, hingga loose pants yang dirancang nyaman untuk aktivitas harian.
Setiap artikel dikembangkan melalui proses riset, uji pasar, dan produksi bertahap guna menjaga kualitas tetap terjaga. Dalam operasionalnya, Alwan mengadopsi model kerja kolaboratif bersama talenta muda, dengan mayoritas tim berasal dari generasi Gen Z. Sistem kerja fleksibel berbasis work from home (WFH) membuka ruang bagi anak muda kreatif untuk memperoleh pengalaman industri sekaligus menyalurkan ide-ide segar.

“Seiring meningkatnya permintaan pasar, kapasitas produksi bertumbuh dari sekitar 2.000 potong per bulan pada 2023 menjadi 4.000 potong per bulan pada 2025, menandai perjalanan Nawla sebagai UMKM fesyen yang berkembang secara berkelanjutan,” tambah Alwan.
Tidak berhenti di pasar domestik, brand lokal ini juga mulai memperluas jangkauan melalui Program Ekspor Shopee. Melalui inisiatif ini, produk Nawla kini dapat diakses oleh konsumen di Singapura, membuka babak baru bagi perjalanan brand lokal menuju pasar global.
Ke depannya, Nawla masih menyimpan banyak rencana pengembangan untuk terus menjawab kebutuhan konsumen fesyen pria yang kian dinamis.
“Kami terus berinovasi menghadirkan artikel fesyen pria yang relevan dengan gaya hidup modern, termasuk rencana peluncuran lini outerwear dan oversize t-shirts yang tetap mengedepankan karakter Nawla. Melalui proses produksi yang adaptif dan responsif terhadap masukan pelanggan, kami berupaya menjaga keseimbangan antara idealisme brand dan kebutuhan pasar,” tutup Alwan.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

















































