Di tengah tren action cam yang makin beragam, ada satu hal yang jadi perhatian utama para kreator masa kini: bagaimana mendapatkan kualitas profesional tanpa harus membawa perangkat besar dan berat. Tren ini mendorong lahirnya kategori baru: mini action cam. Perangkat kamera aksi mini yang bisa dipakai langsung di tubuh, tapi tetap menghadirkan hasil setara kamera aksi premium. Dan di sinilah DJI Osmo Nano muncul sebagai pemain baru yang siap mengubah cara kita merekam keseharian.
Kalau kita perhatikan ke belakang, selama beberapa tahun terakhir, pasar action camera telah berevolusi secara menarik. Jika dulu kita terpaku pada satu nama dominan yang mempopulerkan bodi kotak tangguh, kini arena bermain menjadi jauh lebih beragam. Kita punya kamera 360, kamera modular, dan yang tak kalah penting, segmen ‘tiny wearable camera’. Kategori ini memprioritaskan ukuran ultra-kompak dan kemudahan pemasangan di mana saja, mulai dari topi, baju, hingga bodi sepeda. Segmen ini, yang lama didominasi oleh Insta360, kini mendapat penantang serius melalui kehadiran DJI Osmo Nano.
DJI, yang dikenal lewat lini drone dan kamera aksi seri Osmo, tampak serius menyasar segmen ini. Osmo Nano bukan sekadar kamera mungil untuk vlogging, tapi juga alat serbaguna yang memadukan kecanggihan imaging, fleksibilitas pemasangan, dan integrasi ekosistem audio DJI. Dengan desain magnetik dua arah, sensor besar 1/1.3 inci, serta kemampuan rekam hingga 4K 120fps, DJI ingin membuktikan bahwa ukuran kecil tak lagi jadi batasan kreativitas.
Seperti apa kemampuan perangkat mungil ini? Simak review selengkapnya Dji Osmo Nano.
Desain

DJI Osmo Nano menganut filosofi desain dua bagian yang cerdas: unit kamera itu sendiri dan sebuah “Multifunctional Vision Dock”. Kesan pertama saat melihat DJI Osmo Nano adalah: mungil tapi premium. Bobotnya hanya 52 gram untuk unit kamera, dan 72 gram untuk Vision Dock, membuatnya terasa hampir seolah tidak ada saat dipakai di dada, topi, atau bahkan di kepala. Meski kecil, build quality-nya solid dengan sentuhan finishing khas DJI yang rapi dan futuristik.
Dengan berat hanya 52 gram, unit kamera DJI Osmo Nano terasa sangat ringan namun padat berisi. Bodinya yang membulat (mirip kapsul) terasa premium, sama sekali tidak terkesan ringkih. Yang mengesankan, di dalam bodi sekecil ini, DJI berhasil menanamkan penyimpanan internal hingga 128GB.
Sementara itu, Vision Dock adalah otak, jantung, sekaligus pusat komando dari Osmo Nano. Di bagian depan, kita disambut oleh layar sentuh OLED 1.96 inci yang cerah dan jernih. Layar ini tidak hanya berfungsi sebagai viewfinder dan menu kontrol, tetapi juga sebagai remote monitor nirkabel. Kita bisa melepas unit kamera, menempelkannya di helm atau di seberang ruangan (dalam jarak 10m), dan tetap memantau frame secara real-time dari Vision Dock.
Kejeniusan desain tidak berhenti di situ. Unit kamera terhubung ke Vision Dock menggunakan sistem magnet yang sangat kuat. Dan kuncinya ada pada kata “Dual-Sided Magnetic Design”. Unit kamera memiliki konektor magnet tidak hanya di bagian belakang, tetapi juga di samping. Ini memungkinkan kita memasang kamera menghadap ke depan (untuk vlogging atau selfie) atau menghadap ke belakang (untuk mengambil gambar POV). Sebuah detail kecil yang memengaruhi kenyamanan penggunaan sehari-hari.
Saat kedua unit ini menyatu, DJI Osmo Nano terasa seperti action cam mungil yang ergonomis. Saat terpisah, ia menjadi sistem kamera nirkabel yang modular. Dan satu lagi killer feature pada Dock: ia memiliki slot kartu SD internal. Ini semakin memberikan fleksibilitas, memungkinkan kita merekam langsung ke kartu atau mentransfer data dari penyimpanan internal kamera ke kartu SD dengan cepat.
Satu lagi, kelebihan perangkat ini adalah durabilitasnya. Unit kamera DJI Osmo Nano tahan air hingga 10 meter, tanpa perlu casing tambahan. Ini adalah keunggulan signifikan dibanding kompetitor yang pod-nya seringkali hanya splash-proof. Ini membuat Dji Osmo Nano siap diajak berenang atau snorkeling. Vision Dock sendiri memiliki rating IPX4, yang berarti tahan cipratan air dan hujan, jadi kita tidak perlu panik saat cuaca tiba-tiba memburuk.
Aksesori Pendukung Kreativitas

DJI menyediakan berbagai aksesori pendukung seperti magnetic lanyard, hat clip, headband, hingga dual-direction magnetic ball-joint mount, yang membuka banyak kemungkinan angle pengambilan gambar. Bagi kreator yang suka bereksperimen, ini adalah kamera mini yang terasa “hidup” di setiap posisi.
Desain magnetik dan ukuran super ringan membuka banyak cara baru untuk merekam. Osmo Nano bisa digunakan untuk:
- Head-mounted POV, menghasilkan sudut pandang natural seolah penonton ikut merasakan pengalamanmu.
- Chest-mounted POV, ideal untuk kegiatan outdoor seperti bersepeda, hiking, atau traveling.
- Pet POV, menempel di hewan peliharaan untuk hasil yang lucu dan menggemaskan.
- Bahkan untuk eksperimen kreatif seperti “Gulliver’s Perspective” pada miniatur LEGO atau model arsitektur.
- Kamera ini juga tahan air hingga 10 meter, dengan Vision Dock yang memiliki rating IPX4, cukup aman untuk pemakaian di pantai atau saat hujan ringan.
Jika ingin lebih aman saat aktivitas outdoor, kita bisa memasang protective case, walau membuat ukurannya jadi sedikit membesar.
Layar Vision Dock
Salah satu keunggulan terbesar DJI Osmo Nano adalah adanya Multifunctional Vision Dock. Sekilas terlihat seperti charging base biasa, tapi fungsi sebenarnya jauh lebih dari itu. Vision Dock berperan sebagai layar monitor 1,96 inci OLED, remote trigger, sekaligus hub transfer data berkecepatan tinggi.
Layar OLED-nya tajam dengan rasio 16:9 — cukup untuk melakukan framing, playback, atau bahkan menavigasi menu langsung. Saat kamera dilepas dari dock, pengguna tetap bisa mengontrolnya secara wireless dalam jarak hingga 10 meter, sempurna untuk pengambilan gambar dengan sudut kreatif seperti timelapse atau vlogging grup.
Bagusnya, Vision Dock mendukung pengisian cepat yang bisa mengisi 80% baterai hanya dalam 20 menit. Jadi kita bisa mengisi daya di sela-sela istirahat dan kembali merekam tanpa menunggu lama.
Kamera

DJI jelas tak main-main soal performa imaging. Osmo Nano dibekali sensor besar 1/1.3 inci CMOS. Bagi yang kurang familiar, ukuran sensor ini setara dengan yang digunakan pada action cam kelas atas seperti Osmo Action 4. Ini adalah lompatan besar untuk kamera seukuran ini. Sensor yang lebih besar secara fundamental berarti lebih banyak cahaya yang ditangkap, menghasilkan performa low-light yang lebih baik, noise yang lebih minim, dan yang terpenting, dynamic range yang jauh lebih luas.
Kamera tersebut menyajikan aperture f/2.8 denga sudut pandang ultra-wide 143°. Di kelas kamera mini, ini adalah kombinasi yang sangat impresif. Sensor besar memungkinkan tangkapan cahaya lebih banyak, menghasilkan gambar lebih tajam dan bersih, terutama di kondisi low-light.
Kualitas videonya mencapai 4K 60fps, dengan opsi 4K 120fps untuk efek slow-motion yang halus dan dramatis. DJI juga menghadirkan dukungan 10-bit D-Log M yang biasa ditemukan di kamera profesional, memberikan ruang luas untuk color grading di tahap editing. Hasilnya? Video yang tidak hanya tajam, tapi juga punya rentang warna dan kontras yang sangat hidup.
Berkat 13.5-stop dynamic range, kamera ini mampu menjaga detail di area terang dan gelap sekaligus. Dalam pengujian malam hari di area perkotaan, performanya tetap stabil tanpa noise berlebihan. Transisi dari area terang ke gelap (misalnya saat melewati terowongan) juga terekam mulus — membuktikan kemampuan dynamic range-nya bukan sekadar klaim di atas kertas.
Sebagai kamera aksi, stabilisasi adalah hal penting. DJI menyematkan teknologi RockSteady 3.0 serta HorizonBalancing ±30°, yang menjaga horizon tetap lurus meski kamera sedikit miring. Ketika digunakan saat bersepeda atau berlari, hasil video tetap halus dan bebas guncangan, bahkan tanpa bantuan gimbal tambahan.
Dalam beberapa skenario seperti naik motor atau berjalan cepat, footage dari Osmo Nano terasa natural tanpa efek “gelombang” yang kadang muncul di kamera lain. Kombinasi sensor besar dan sistem stabilisasi digital canggih membuat hasil rekaman terasa sinematik meski diambil dari kamera seukuran ibu jari.
Audio dan Ekosistem DJI
Salah satu nilai plus terbesar dari Osmo Nano adalah dukungan penuh terhadap ekosistem audio DJI. Kamera ini bisa langsung terhubung dengan DJI Mic 2 dan DJI Mic Mini melalui OsmoAudio™. Ini artinya, pengguna bisa melakukan perekaman suara profesional tanpa repot pairing manual atau alat tambahan.
Koneksi ganda juga memungkinkan dua transmitter sekaligus — sangat berguna untuk vlog duo, wawancara, atau travel content. Suara yang dihasilkan bersih, detail, dan minim noise, membuat Osmo Nano bukan hanya unggul di visual, tapi juga audio.
Selain itu, kamera ini juga kompatibel dengan berbagai aksesori Osmo Action Series, memperluas kemampuannya bagi pengguna lama DJI. Bagi mereka yang sudah berada di ekosistem DJI, Osmo Nano terasa seperti puzzle terakhir yang melengkapi set.
Kinerja
Kamera sekecil, kapasitas baterainya pun pasti kecil sehingga daya tahan tidak bisa lama. Di sinilah Vision Dock kembali berperan. Unit kamera sendiri memiliki baterai yang mampu merekam hingga 90 menit (diuji pada 1080p/24fps). Tentu, jika merekam di 4K/60fps, durasinya akan berkurang. Namun, saat terhubung dengan Vision Dock, total waktu perekaman DJI Osmo Nano melonjak hingga 200 menit.
Kelemahan daya tahan baterai pendek pada kamera utama tertutupi dengan kecepatan pengisian. Saat unit kamera kehabisan daya, kita tinggal memasangkannya kembali ke Vision Dock. Hanya dalam 20 menit, baterai kamera akan terisi hingga 80%. Ini adalah workflow yang sangat praktis: rekam, istirahat sejenak sambil mengisi daya, lalu rekam lagi.
DJI Osmo Nano punya dua sumber daya utama: unit kamera dengan daya tahan hingga 90 menit, dan kombinasi dengan Vision Dock yang bisa memperpanjangnya hingga 200 menit (lebih dari 3 jam) untuk perekaman 1080p 24fps. Angka ini luar biasa untuk kamera sekecil ini, bahkan melampaui beberapa kamera aksi ukuran penuh.
Sistem fast charging 20 menit ke 80% sangat membantu saat shooting di luar ruangan. Tidak ada rasa khawatir kehabisan baterai di tengah sesi karena Vision Dock bisa berfungsi sebagai power bank mini yang efisien.
Osmo Nano hadir dalam dua pilihan penyimpanan internal: 64GB dan 128GB, dengan kecepatan transfer data hingga 600MB/s (USB 3.1) untuk versi tertinggi. File bisa langsung diekspor ke SD card melalui Vision Dock tanpa perlu kabel tambahan. Kecepatan ini jelas menghemat waktu ketika kamu harus mengedit footage di tempat atau mengunggah cepat ke media sosial.
Kesimpulan
Jadi, apakah DJI Osmo Nano layak dibeli? Setelah melihat spesifikasi dan desainnya, jawabannya adalah “ya”. DJI tidak hanya membuat kloning dari Insta360 GO. Mereka telah mempelajari pasar, mengidentifikasi titik lemah kompetitor, dan meluncurkan produk yang secara strategis unggul di hampir setiap aspek krusial.
DJI Osmo Nano unggul telak dalam kualitas gambar berkat sensor 1/1.3 inci yang masif. Ia unggul dalam fleksibilitas workflow berkat Vision Dock yang jenius (layar OLED, remote monitor, slot SD card, fast charging). Ia unggul dalam kualitas audio berkat konektivitas langsung ke DJI Mic. Dan unggul dalam daya tahan berkat kemampuan selam 10m.
Ini adalah kamera yang cocok bagi para vlogger yang membutuhkan B-cam POV berkualitas tinggi tanpa repot. Ini adalah perangkat bagi kreator yang ingin bereksperimen dengan sudut pandang ekstrem (Gulliver’s perspective, Pet POV) tanpa mengorbankan kualitas gambar. Dan ini adalah action cam ideal bagi siapa saja yang menginginkan solusi “ambil dan rekam” yang andal, kuat, dan menghasilkan output yang siap tayang secara profesional.
DJI Osmo Nano bukan sekadar kamera kecil yang lucu. Ini adalah representasi dari bagaimana teknologi imaging bisa dikemas dalam bentuk paling efisien tanpa mengorbankan performa. DJI berhasil menanamkan sensor besar, stabilisasi canggih, audio profesional, dan daya tahan kuat ke dalam perangkat seukuran jempol.
Untuk vlogger, traveler, hingga kreator konten yang ingin kebebasan tanpa ribet, Osmo Nano adalah kamera yang paling seru untuk 2025 — kecil di tangan, tapi besar dalam hasil.
Spesifikasi Dji Osmo Nano
| Sensor | 1/1.3 inci |
| Resolusi Video | Hingga 4K pada 60 fps |
| Sudut Pandang | 143° (Ultra Wide FOV) |
| Warna | 10-bit Color, D-Log M |
| Desain | Magnetik dua sisi, ringan & portabel |
| Daya Tahan Baterai | Hingga 200 menit |
| Pengisian Daya | Mendukung fast charging |
| Audio | OsmoAudio™ – koneksi mic langsung |
| Tahan Air | Hingga 10 meter (unit utama), Vision Dock IPX4 |
| Fitur Tambahan | Remote live view, quick file transfer |
| Harga | Rp4,999 juta (64GB) Rp5,749 juta (128GB) |
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.















































