Pertama kali hadir resmi di Indonesia Mei 2025, Motorola Edge 60 Fusion membawa opsi smartphone stylish dengan tampilan yang menggoda—baik dari pilihan material yang ditawarkan, hingga pilihan warna lebih mencolok. Dirilis dengan harga Rp5 jutaan, membuat smartphone ini langsung berkompetisi dengan banyak sekali opsi lain pada segmen harganya.
Yang ditawarkan oleh Motorola sendiri terbilang unik—dengan Motorola Edge 60 Fusion, kamu bisa mendapatkan sebuah smartphone stylish tetapi tahan banting, dengan tampilan antarmuka mendekati Android murni tetapi sejatinya kaya fitur. Mulai dari pintasan gestur khas Motorola, sampai fitur Smart Connect yang benar-benar bisa meningkatkan produktivitas. Kamera ultra-widenya pun terbilang superior di segmennya.
Bagaimana dengan performa, atau kualitas kamera utamanya? Tergolong baik, meski bukan yang terbaik. Tetapi selang hampir tiga bulan kemudian, harga Motorola Edge 60 Fusion yang sudah lebih terjangkau, membuatnya lebih gampang direkomendasikan. Berikut ulasan selengkapnya.
Desain

Tak dapat dipungkiri, desain smartphone kebanyakan sudah mulai terasa homogen, alias punya kemiripan satu sama lain. Mulai dari sisi perangkat yang tegas, atau opsi warna yang kurang beragam—mungkin pengecualian untuk seri smartphone khusus para gamer. Dengan begitu, Motorola Edge 60 Fusion hadir membawa angin segar di segmennya.
Desain Motorola Edge 60 Fusion hadir dengan cukup banyak lekukan di berbagai sisi. Sebut saja layarnya yang melengkung di keempat sisi, bodi belakang yang meliuk termasuk pada bagian modul kamera, hingga pilihan warna yang tergolong “tidak biasa” hasil kurasi Motorola dengan PANTONE. Seperti pada unit dalam opsi warna Amazonite satu ini, tampil cerah dengan permukaan kulit vegan yang selalu terasa nyaman dan dalam suhu ruang, tidak pernah panas atau dingin.
Modul kameranya pun dibuat sedikit berbeda, tak mengikuti desain iPhone, atau dengan lingkaran besar di tengah. Desain Motorola Edge 60 Fusion terbilang tampil cukup berbeda. Memang, tidak bisa dibilang yang paling solid, karena sisi bezel pun gunakan bahan plastik. Tetapi sisi positifnya, smartphone ini tergolong ringan, karena hanya 178 gram.





Ketebalannya yang hanya 7,95mm, ditambah lekukan di kedua sisi samping depan dan belakang, memberikan kesan lebih tipis saat dipegang atau dibawa bepergian. Dan meski tampil stylish, Motorola hadirkan standar cukup tinggi untuk meyakinkan konsumen bila smartphone ini dapat diandalkan untuk berbagai skenario penggunaan. Berkat sertifikasi IP68, IP69, hingga MIL-STD-810H.
Dengan kata lain, Motorola Edge 60 Fusion bisa dibilang tahan banting—pencapaian standar yang impresif, mengingat sisi layar depannya melengkung dan umumnya lebih rentan dibandingkan layar flat. Tentunya standar tersebut hanya untuk jaga-jaga saja, setidaknya ketika terjadi hal yang tak diinginkan, bodi smartphone tidak akan rusak parah. Kamu juga bisa memanfaatkan casing bawaan yang dibuat sewarna bodi, dengan material keras sehingga tidak akan molor atau menguning seperti soft case kebanyakan.
Layar

Bagian ini menurut saya bisa menjadi salah satu nilai jual utama dari smartphone Motorola kelas menengah satu ini. Ya, spesifikasi layar Motorola Edge 60 Fusion terbilang superior di atas kertas. Berukuran 6,67 inci, gunakan panel OLED 120Hz, beresolusi 1.5K, mendukung standar warna 10 bit dan HDR10+, hingga tingkat kecerahan maksimum yang diklaim bisa sampai 4500 nits.
Panel tersebut dibalut dalam tampilan kaca quad curved, sehingga terlihat stylish nan premium dari tampak depannya, plus terproteksi Gorilla Glass 7i. Dan benar saja, kualitas visualnya sangat baik, mulai dari kontras, saturasi yang bisa diatur sesuai keinginan, responsivitas, hingga sudut pandangnya yang sangat lebar.

Walaupun ada lengkungan di sisi kanan dan kiri, saya tidak alami gejala seperti mistouch saat menggunakan Motorola Edge 60 Fusion, alias tergolong aman. Yang saya ingin apresiasi juga, adalah opsi wallpaper bergerak dinamis bawaan dengan banyak pilihan vibrant, menambah kesan mewah. Plus, opsi “edge lighting” yang bisa menampilkan warna khusus pada kedua sisi layar saat smartphone diletakkan dalam layar menghadap ke bawah—mengingatkan saya pada fitur serupa di Galaxy S6 edge terdahulu.
Motorola juga berikan opsi DC dimming tambahan untuk mengurangi efek flickering dalam kondisi pencahayaan lebih redup. Sedikit catatan dari saya, hanyalah peletakkan sensor sidik jari in-displaynya yang sedikit terlalu ke bawah. Kecepatan dan tingkat akurasinya sendiri sudah sangat baik. Plus, tidak ada opsi penunjuk jam yang bisa selalu nyala—opsi “sleep display” hanya bisa aktif ketika Motorola Edge 60 Fusion disentuh layarnya, diangkat, atau digerakkan sedikit.
Kamera

Selain mengedepankan desain, aspek kamera juga menjadi salah satu nilai jual utama dari smartphone Motorola Rp5 jutaan satu ini. Ya, kamera Motorola Edge 60 Fusion punya spesifikasi di atas kertas yang tergolong baik, membawa sensor utama Sony Lytia 700C 50MP OIS, dan sertifikasi khusus dari PANTONE untuk akurasi warna.
Sensor tersebut dipasangkan dengan 13MP ultra-wide yang mendukung autofokus, serta 32MP di depan dengan sudut pandang lebar. Dan meski tanpa telefoto, ada opsi portrait dalam beragam focal length; 24mm, 35mm, dan 50mm. Mode fotonya pun sangat banyak, hingga mode perekaman video dari kedua sisi kamera. Lalu bagaimana hasil fotonya?
Sensor utamanya bisa hasilkan gambar dengan warna yang pas—dalam artian, berwarna namun tidak berlebihan. Namun overall, terasa seperti Motorola menambahkan efek sharpness sedikit lebih tinggi. Sensor ultra-widenya juga bisa hasilkan foto berkualitas, dalam resolusi yang tergolong tinggi, mengingat cukup banyak smartphone lebih mahal dalam sensor 8MP, bahkan tanpa autofokus.
Yang menurut saya masih perlu ditingkatkan, adalah kualitas 2x zoom dari sensor utama Motorola Edge 60 Fusion, masih kurang optimal seolah tidak mengaplikasikan teknik in-sensor zoom dengan maksimal. Sementara untuk skenario low-light, sensor utamanya bisa diandalkan. Dan untuk sensor ultra-wide, selama mode malam aktif, masih bisa hasilkan gambar minim noise—hanya saja temperatur warna terkadang bisa berubah.
Kurang lebih, kamera Motorola Edge 60 Fusion sudah terbilang baik di kelasnya, dan juga pas untuk post-processing berkat hasilnya yang lebih netral secara warna (terkecuali efek oversharpening dalam beberapa kondisi). Hasil foto lengkapnya bisa kamu akses lewat album berikut ini.
Beralih ke video, ketiga sensor mendukung perekaman 4K 30fps, lengkap dengan stabilisasi, dan sudut pandang yang masih cukup lebar dari kamera selfie. Namun bila Gizmo friends mencari opsi 1080p 60fps, hanya tersedia pada sensor utamanya saja. Kualitas footage-nya pun sudah sangat oke untuk keperluan vlogging.
Dalam kondisi low-light, ada baiknya hindari perekaman dengan sensor ultra-wide, karena bakal jadi jauh lebih halus plus dengan efek getar ketika berjalan. Sementara kamera depannya bisa berikan footage lebih tajam pada 1080p 30fps, seolah kamera Motorola Edge 60 Fusion bisa terapkan teknologi penggabungan piksel saat rekam pada malam hari, untuk detail lebih baik.
Fitur

Motorola Edge 60 Fusion hadir dengan Android 15, membawa tampilan antarmuka khas smartphone Motorola yang tergolong clean, mendekati stock Android. Impresi serupa saya dapatkan ketika menjajal smartphone dari Sharp, karena meski terlihat sederhana, sejatinya ada cukup banyak fitur ekstra yang bisa ditemukan dan dimanfaatkan untuk keseharian.
Mirip dengan Moto G45, fitur Motorola Edge 60 Fusion terkait sambungan ke komputer PC secara nirkabel cukup lengkap lewat Smart Connect. Ditambah Moto AI, kamu bisa manfaatkan kecerdasan AI yang bersumber tidak hanya dari Gemini AI saja. Fitur cerdas seperti merangkum notifikasi, transkrip rekaman suara, menciptakan sebuah gambar baru lewat teknologi AI generatif, bisa diakses lewat tampilan yang tergolong ringkas.
Mau akses layanan AI Google seperti Gemini Live? Tentu tetap bisa, dan kamu bisa mengatur sejumlah pintasan sesuai kebutuhan pribadi. Terkait software, Motorola Edge 60 Fusion dijanjikan untuk mendapat setidaknya tiga kali pembaruan versi OS, dan empat tahun pembaruan keamanan rutin. Memang, masih belum setingkat Samsung, namun juga tak bisa dibilang inferior.
Bagian lain yang juga tidak inferior, adalah aspek audionya. Saya selalu suka dengan bagaimana Motorola sematkan efek Dolby Atmos pada semua smartphone-nya. Karena berhasil membuat output speaker stereo pada Motorola Edge 60 Fusion jadi optimal—terdengar lantang dan pas untuk memutar musik maupun podcast. Oh ya, slot kartunya berjenis hybrid, dan mendukung microSD untuk alternatif penyimpanan ekstra. Dukungan eSIM, sayangnya belum tersedia.
Performa

Berbeda dengan versi global, performa Motorola Edge 60 Fusion yang dijual resmi di Indonesia, hadir menggunakan cip Dimensity 7400 dari MediaTek. Cip yang satu ini masih bisa dibilang baru, dirilis Februari lalu, dan menjadi versi penyempurnaan dari Dimensity 7300. Di mana clock speed inti tertingginya mencapai 2,6GHz, serta memiliki performa NPU yang diklaim 15% lebih baik dibandingkan seri sebelumnya. Dipasangkan bersama RAM 12GB LPDDR4x, dan penyimpanan internal 256GB berjenis UFS 2.2.
Untuk multitasking dan digunakan dalam penuhi aktivitas maupun pekerjaan harian, sudah terbilang cukup. Memang, performa Motorola Edge 60 Fusion tak bisa dibilang yang paling kencang, tapi juga tidak lamban. Yang saya perhatikan, beberapa kali terjadi efek stutter alias animasi yang sedikit patah, terutama ketika smartphone baru dinyalakan setelah standby, atau saat bergulir pada menu. Selebihnya, jeda waktu untuk membuka maupun berpindah aplikasi tergolong singkat. Semoga bisa disempurnakan lewat pembaruan software.
Untuk main game seperti Genshin Impact, tentu kamu akan alami frame drop ketika ada momen combat, namun masih tergolong playable. Juga sejumlah game tidak bisa dijalankan dalam opsi frame rate tinggi, seperti kompetitor yang memang berkolaborasi demi membuka potensi tersebut. Sisi positifnya, suhu perangkat terbilang sangat terjaga—mungkin salah satunya berkat material bodi yang secara efektif meredam efek panas dari dalam.
Baterai

Selain chipset yang sedikit lebih baik, kapasitas baterai Motorola Edge 60 Fusion versi Indonesia juga yang paling besar, yakni mencapai 5,500 mAh. Tergolong besar untuk dimensinya yang tipis dan ringan, meski Motorola tidak menyebutkan secara spesifik jenis baterai yang digunakan. Namun disebutkan bila kapasitasnya bakal tetap prima meski sudah mencapai lebih dari 1000 kali siklus pengisian.
Dengan chipset yang tergolong efisien, daya tahan baterainya bisa dibilang cukup baik. Dalam skenario penggunaan intensif, bisa bertahan hingga satu hari penuh. Dan bila aktivitasnya lebih ringan, tentu dengan mudah capai dua hari—yang saya perhatikan, waktu standby-nya tergolong sangat baik. Seolah menjawab keluhan saya terkait adanya efek stutter saat baru pertama digunakan.
Untuk pengisian dayanya, Motorola Edge 60 Fusion sudah mendukung fast charging hingga 68W, dengan adaptor charger dan kabel USB-C to USB-C yang tersedia dalam paket penjualan. 30 menit pengisian, sudah bisa mencapai kisaran 80%, sementara untuk capai 100% tak sampai satu jam. Membuat smartphone Motorola kelas menengah satu ini bisa diandalkan pada hari yang paling sibuk sekalipun, dengan waktu top-up daya relatif singkat.
Kesimpulan

Dengan harga peluncuran normal Rp5,6 jutaan, tentu Gizmo friends bisa mencari opsi lain yang mungkin tawarkan performa lebih ngebut, sampai kamera utama yang sedikit lebih baik. Namun bila ditilik di situs e-commerce beberapa hari terakhir, harga Motorola Edge 60 Fusion sudah bisa didapat mulai Rp4,5 jutaan. Alias selisih kurang lebih Rp1 juta dari harga awal, bahkan menyamai Moto G86 Power 5G.
Sehingga ketika “dinilai” menggunakan harga baru, lebih mudah bagi saya untuk merekomendasikan Motorola Edge 60 Fusion. Kamu bisa mendapatkan smartphone stylish yang punya standar militer, kualitas layar superior, kamera dengan tiga sensor versatile, hingga fitur ekstra yang tergolong komplit. Tentunya pas bagi kamu yang memang ingin tampil beda.
Spesifikasi Motorola Edge 60 Fusion

General
Device Type | Smartphone |
Model / Series | Motorola Edge 60 Fusion |
Released | 14 Mei, 2025 |
Status | Available |
Price | Rp 5.699.000 (12+256GB) |
Platform
Chipset | Mediatek Dimensity 7400 (4 nm) |
CPU | Octa-core (4x2.6 GHz Cortex-A78 & 4x2.0 GHz Cortex-A55) |
GPU | Mali-G615 MC2 |
RAM (Memory) | 12GB |
Storage | 256GB |
External Storage | Yes, hybrid slot |
Operating System | Android 15 |
User Interface | Hello UI |
Design
Dimensions | 161 x 73 x 8.0-8.3 mm |
Weight | 177.5-180 gram |
Design Features |
Glass front, eco leather back, plastic frame IP68/69 dust and water resistant MIL-STD-810H |
Battery |
5500 mAh 68W fast charging |
Display
Screen Type | P-OLED, 1B colours, 120Hz, 4500 nits (maks) |
Size and Resolution | 6,67" 2712 x 1220 1.5K, 20:9, 446 ppi |
Touch Screen | Yes |
Features |
HDR10+ Eye-care display |
Network
SIM | Dual nano SIM, dual standby |
Data Speed | HSPA 42.2/5.76 Mbps, LTE-A, 5G (2+ Gbps DL) |
Camera
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 50 MP, f/1.9, (wide), 1/1.56-inch LYT-700C, 1.0µm, multi-directional PDAF, OIS; 13 MP, f/2.2, 120-degree (ultrawide), 1/3.0-inch, 1.12µm, AF |
Front | 32 MP, f/2.2, (wide), 1/3.14-inch, 0.7µm |
Flash | LED Flash |
Video | 4K@30fps, 1080p@60fps (main sensor); OIS & gyro-EIS |
Camera Features | Auto Enhance, AI Audio, Slow Motion, Pro, Night Vision, Ultra-Res, Photo Booth, Tilt-Shift, Dual Capture Video, Timelapse |
Connectivity
Wi-fi | Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac/6, dual-band |
Bluetooth | 5.4, A2DP, LE, aptX HD |
USB | USB Type-C 2.0, USB On-The-Go |
GPS | GPS, GLONASS, GALILEO |
HDMI | No |
Wireless Charging | No |
NFC | |
Infrared | No |
Smartphone Features
Multimedia Features | Stereo speakers with Dolby Atmos |
FM Radio | - |
Web Browser | HTML5, Google Chrome |
Messaging | SMS (threaded view), MMS, Email, Push Email, IM |
Sensors |
Fingerprint (under display, optical), accelerometer, gyro, compass, proximity (ultrasonic) |
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.