Roblox Hadirkan Verifikasi Usia Berbasis Wajah, Tantangan Baru Keamanan Anak Muda di Dunia Digital

1 month ago 9

Jakarta, GizmologiRoblox mengambil langkah besar untuk merespons tantangan tersebut. Mereka memperkenalkan sistem komunikasi berbasis usia yang diwajibkan melalui verifikasi usia wajah, sebuah pendekatan yang dianggap cukup progresif sekaligus kontroversial.

Langkah ini menandai perubahan paradigma dalam manajemen keamanan online: bukan hanya menyaring konten, tetapi juga memisahkan interaksi sosial berdasarkan kelompok usia. Di satu sisi, pendekatan ini bisa membantu menekan risiko interaksi berbahaya antara pengguna dewasa dan anak-anak.

Namun di sisi lain, penerapan verifikasi wajah tentu memicu diskusi soal privasi, regulasi data, hingga kesiapan teknologi. Apalagi, tidak semua pengguna, terutama anak-anak yang memang sudah hidup di ekosistem keluarga yang tech-savvy.

Dengan kebijakan baru ini, Roblox menjadi platform pertama yang mewajibkan perkiraan usia berbasis wajah untuk dapat mengakses fitur obrolan. Langkah ini berpotensi menjadi standar baru industri, tetapi pelaksanaannya tentu membutuhkan pemahaman pengguna, edukasi orang tua, dan jaminan keamanan data yang transparan.

Baca Juga: Deretan Nominasi The Game Awards 2025 Resmi Diumumkan, Tahun Paling Padat dengan Rilisan Besar

Fitur Obrolan Berbasis Usia Guna Memisahkan Interaksi demi Keselamatan

Roblox

Mulai Desember 2025, Roblox akan mulai menerapkan obrolan berbasis usia di beberapa pasar utama seperti Australia, Belanda, dan Selandia Baru, sebelum akhirnya diperluas secara global pada Januari 2026. Pengguna kini bisa melakukan proses perkiraan usia secara sukarela, namun bagi yang ingin menggunakan fitur obrolan, verifikasi usia menjadi syarat wajib. Sistem ini akan mengelompokkan pengguna ke dalam rentang usia tertentu seperti U9, 9–12, 13–15, 16–17, 18–20, dan 21+, dan hanya memungkinkan interaksi dalam kelompok serupa.

Sistem ini bekerja cukup ketat. Misalnya, pengguna berusia 12 tahun hanya dapat berinteraksi dengan pengguna berusia 15 tahun ke bawah, sementara pengguna yang lebih tua akan dibatasi aksesnya untuk memulai percakapan dengan mereka. Sementara pengguna dengan usia perkiraan 18 tahun bisa berinteraksi dengan kelompok 16+ dan dapat menambahkan saudara kandung yang lebih muda sebagai kontak tepercaya, selama mereka berusia di atas 13 tahun. Bagi pengguna di bawah sembilan tahun, fitur obrolan dalam game bahkan otomatis dinonaktifkan dan hanya dapat diaktifkan melalui persetujuan orang tua.

Dari sisi keamanan, pendekatan ini cukup kuat karena mengurangi risiko interaksi tidak pantas antara anak-anak dan orang dewasa. Namun, pembatasan usia yang ketat ini mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi pengguna yang terbiasa bermain dengan teman sebaya yang kebetulan berada dalam kelompok usia berbeda. Selain itu, keberhasilan sistem ini sangat bergantung pada akurasi teknologi facial age estimation yang digunakan yang tidak selalu sempurna dalam membaca usia pengguna dengan fitur wajah tertentu atau dalam kondisi pencahayaan berbeda.

Verifikasi Usia Berbasis Wajah, Cepat, Aman, tapi Tetap Butuh Evaluasi

Sistem verifikasi yang digunakan Roblox bergantung pada teknologi Perkiraan Usia Wajah, yang bekerja langsung melalui kamera perangkat pengguna. Prosesnya relatif singkat: pengguna diminta memosisikan wajah ke tengah layar lalu menoleh sesuai instruksi. Setelah itu, gambar diproses oleh Persona sebagai mitra verifikasi Roblox, dan dihapus setelah proses selesai. Roblox menekankan bahwa mereka tidak menyimpan gambar maupun video yang digunakan dalam verifikasi.

Untuk pengguna di bawah 13 tahun, proses ini memerlukan izin orang tua dan tidak bisa dijalankan tanpa persetujuan mereka. Hal ini dirancang untuk memastikan orang tua tetap memegang peran pengawasan terhadap aktivitas anaknya. Selain verifikasi wajah, Roblox juga memberi opsi verifikasi berbasis identitas, meski implementasinya berbeda-beda tergantung regulasi setempat.

Meski pendekatan privasi-first ini cukup meyakinkan, tetap ada ruang diskusi soal kenyamanan dan kepercayaan pengguna terhadap proses verifikasi wajah. Tidak semua orang tua merasa nyaman mengizinkan anaknya memindai wajah untuk kebutuhan aplikasi, bahkan jika data tersebut dihapus seketika. Di sisi lain, beberapa negara mungkin memiliki regulasi ketat soal pengumpulan data biometrik, sehingga Roblox perlu memastikan kepatuhan di setiap pasar.

Untuk memperkuat transparansi, Roblox juga memperkenalkan Pusat Keamanan Baru yang berisi panduan dan alat kontrol orang tua. Ini menjadi bagian dari 145 inisiatif keamanan yang telah mereka luncurkan sejak Januari 2025, termasuk pemantauan AI real-time, pembatasan konten dewasa, dan kemitraan dengan organisasi keamanan global.

Dengan sistem obrolan berbasis usia dan verifikasi wajib ini, Roblox menunjukkan komitmen kuat untuk menciptakan pengalaman daring yang lebih aman bagi anak muda. Langkah ini bisa menjadi standar baru bagi industri game dan media sosial, terutama dalam menghadapi risiko interaksi lintas usia yang semakin kompleks.

Meski demikian, keberhasilan implementasi ini sangat bergantung pada akurasi teknologi, kesiapan pengguna, serta kejelasan komunikasi antara platform dan orang tua. Pada akhirnya, upaya seperti ini menjadi fondasi penting dalam membangun ruang digital yang lebih beradab dan ramah bagi generasi muda.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi