Samsung Untung Besar dari Kekurangan DRAM, Tapi Masih Tertinggal dari TSMC

9 hours ago 7

Selular.id – Samsung diperkirakan akan meraup keuntungan operasional yang fantastis, mencapai US$73 miliar pada 2026, didorong oleh kelangkaan dan kenaikan harga DRAM yang sedang melanda pasar global. Namun, para ahli menilai keuntungan finansial dari situasi pasar ini belum cukup untuk mengangkat daya saing divisi foundry (pabrik chip) Samsung dalam persaingan ketat dengan raksasa Taiwan, TSMC.

Laporan dari United Daily News yang dikutip World Semiconductor Trade Statistics (WSTS) memproyeksikan pendapatan sektor memori akan tumbuh 27,8 persen pada 2025, menjadikannya kategori terbesar kedua di industri semikonduktor. Dalam kondisi pasar yang menguntungkan ini, Deputy Director DigiTimes, Tsai Cho-shao, menyebut Samsung memang akan diuntungkan oleh kenaikan harga DRAM. Namun, ia menegaskan bahwa keuntungan ini lebih merupakan hasil dari respons pasar terhadap kelangkaan komponen, bukan berasal dari peningkatan daya saing intrinsik Samsung itu sendiri.

Tsai Cho-shao lebih lanjut mengidentifikasi tiga area di mana Samsung dinilai masih tertinggal, yaitu produksi High Bandwidth Memory (HBM) di belakang SK Hynix, bisnis wafer foundry, dan lini produk mobile. Meskipun perusahaan memiliki sumber daya yang memadai untuk memperbaiki posisinya, tantangan terbesar justru terletak pada menentukan area mana yang harus diprioritaskan untuk investasi. Analisis ini muncul di tengah upaya Samsung untuk meningkatkan profitabilitas bisnis foundry-nya yang ditargetkan tercapai pada 2027.

Fokus pada Peningkatan Yield 2nm GAA

Salah satu upaya konkret Samsung untuk mengejar ketertinggalan adalah dengan memajukan teknologi proses manufaktur chip generasi berikutnya. Perusahaan telah mengumumkan chipset Exynos 2600 sebagai chip 2nm Gate-All-Around (GAA) pertama di dunia. GAA adalah arsitektur transistor canggih yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja chip. Namun, kunci sukses di bisnis foundry tidak hanya terletak pada kemampuan merilis teknologi terdepan, tetapi juga pada konsistensi dan efisiensi produksi.

Ketika pertama kali dilaporkan memulai produksi massal Exynos 2600 dengan proses 2nm GAA, yield (tingkat hasil produksi yang baik) Samsung diperkirakan masih berada di level 50 persen. Angka ini menunjukkan separuh dari chip yang diproduksi mungkin tidak berfungsi sempurna, yang berdampak pada biaya. Samsung menargetkan untuk meningkatkan yield tersebut menjadi 70 persen. Peningkatan yield menjadi faktor kritis untuk menarik lebih banyak klien foundry dan bersaing dengan TSMC yang dikenal memiliki stabilitas produksi yang tinggi.

Di tengah tantangan tersebut, bisnis foundry Samsung menunjukkan tanda-tanda perkembangan. Perusahaan baru-baru ini dikabarkan telah menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar dengan Tesla, serta mulai memenuhi pesanan untuk dua produsen peralatan kriptocurrency asal Tiongkok. Kesepakatan ini menjadi modal penting untuk mengasah kemampuan produksi dan membangun portofolio klien.

Lanskap Pasar yang Kompleks dan Tantangan Internal

Gelombang keuntungan dari krisis DRAM juga membawa dampak sampingan yang kompleks bagi Samsung. Sebagai salah satu dari segelintir produsen memori terbesar di dunia, perusahaan ini juga harus menghadapi investigasi internal terkait dugaan korupsi. Samsung sedang menyelidiki sejumlah karyawan yang diduga menerima suap untuk mengalihkan pasokan memori, sebuah insiden yang menggarisbawahi tekanan tinggi dan permintaan yang luar biasa di pasar saat ini. Situasi ini menggambarkan dilema dan trade-off yang harus dihadapi dalam posisi sebagai pemain kunci di tengah krisis pasokan global.

Krisis DRAM sendiri telah memicu gelombang efek berantai di berbagai industri. Kenaikan harga dan kelangkaan komponen memori ini tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produsen seperti Samsung, tetapi juga berdampak pada harga dan ketersediaan produk akhir bagi konsumen. Beberapa analisis memprediksi bahwa harga laptop dapat naik di awal 2026 akibat krisis ini. Bahkan, industri smartphone pun terdampak, dengan kemungkinan transisi ke RAM besar terhambat dan tren kembali ke kapasitas yang lebih rendah.

Ke depan, perjalanan Samsung untuk benar-benar menyaingi dominasi TSMC di bisnis foundry diprediksi masih panjang. Para pengamat industri sepakat bahwa diperlukan waktu bertahun-tahun bagi Samsung untuk dapat berada dalam percakapan yang setara dengan TSMC. Posisi nyata Samsung dalam perlombaan foundry ini baru akan dapat dievaluasi lebih jelas dalam beberapa bulan ke depan, seiring dengan kemajuan peningkatan yield 2nm dan realisasi kontrak-kontrak besar yang telah ditandatanganinya. Kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh teknologi canggih, tetapi juga oleh efisiensi, keandalan, dan kemampuan memenuhi permintaan pasar secara konsisten.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi