Sony Kenalkan Lytia 901, Sensor Baru untuk Smartphone

3 weeks ago 9

Jakarta, Gizmologi – Sony akhirnya resmi memperkenalkan Lytia 901, sensor kamera smartphone 200MP pertama buatan mereka yang menandai langkah besar dalam persaingan teknologi mobile imaging. Selama ini, dominasi sensor 200MP lebih banyak dipegang Samsung, sehingga kehadiran Lytia 901 otomatis memicu ekspektasi besar dari industri. Sensor terbaru ini diklaim mampu memberikan kualitas gambar yang lebih tajam, dynamic range yang lebih luas, serta kemampuan zoom yang meningkat tanpa mengorbankan detail. Sony bahkan membawa pendekatan pemrosesan internal baru yang belum pernah diterapkan produsen lain, sehingga wajar jika banyak produsen smartphone high-end sudah mengincarnya untuk dipakai di lini flagship 2025–2026.

Di sisi lain, kehadiran sensor 200MP ini juga menimbulkan pertanyaan soal bagaimana performanya dalam penggunaan nyata. Smartphone dengan sensor besar kerap menghadapi tantangan terkait manajemen panas, pemrosesan data yang berat, serta stabilitas performa ketika dipakai dalam waktu panjang. Merek seperti Oppo dan vivo dikabarkan menjadi yang pertama mengadopsi sensor ini, sehingga implementasinya di produk final akan menjadi pembuktian apakah teknologi ini benar-benar unggul di kehidupan sehari-hari.

Industri juga menyoroti potensi besar sensor ini di sektor videografi. Dengan dukungan perekaman 8K pada 30fps dan 4K hingga 120fps, Lytia 901 berada di level yang sangat tinggi untuk standar ponsel masa kini. Namun, kemampuan sebesar ini tetap harus diseimbangkan dengan sistem ISP dan algoritma tiap brand, karena kualitas akhir tetap bergantung pada software dan tuning masing-masing produsen.

Baca Juga:Cyberpunk 2 Mulai Memasuki Tahap Pengembangan Intensif, CD Projekt Red Buka Puluhan Lowongan Baru

Sony Lytia 901 Memperkenalkan Desain Sensor 200MP Generasi Baru

Sony Lytia 901

Sensor Lytia 901 mengusung ukuran 1/1.12 inci dengan diagonal 14.287 mm, menjadikannya salah satu sensor terbesar untuk smartphone saat ini. Dengan ukuran piksel 0.7 µm, Sony memilih pendekatan Quad-Quad Bayer Coding atau QQBC yang menggabungkan 16 piksel dalam satu grup warna untuk menghasilkan foto 12.5MP yang lebih terang dan lebih bersih. Konfigurasi ini memungkinkan sensor mempertahankan detail ketika melakukan 4x in-sensor zoom tanpa crop digital, sehingga kualitas zoom-nya diharapkan lebih stabil dibanding beberapa implementasi 200MP lain.

Keunggulan utama Lytia 901 ada pada sistem remosaicing internal yang ditenagai sirkuit pemrosesan AI di dalam sensornya. Sony menyebut pendekatan ini sebagai yang pertama di industri, karena remosaicing biasanya diolah melalui ISP eksternal. Dengan pemrosesan yang lebih dekat ke sumber data, Sony mengklaim bahwa detail halus seperti pola kecil atau teks dapat ditampilkan secara lebih akurat. Bahkan, ketika digunakan pada mode zoom, sensor ini tetap menjaga kecepatan pemrosesan sehingga perekaman video tetap stabil.

Sensor ini juga didukung teknologi DCG-HDR dan Fine12bit ADC yang meningkatkan kedalaman warna dari 10 bit ke 12 bit. Efeknya adalah gambar dengan highlight yang tidak mudah pecah serta bayangan yang tidak cepat gelap. Sony turut menyertakan Hybrid Frame HDR dengan rentang dinamis lebih dari 100 dB. Dengan kemampuan ini, foto yang dihasilkan seharusnya lebih mendekati persepsi mata manusia, terutama dalam kondisi kontras tinggi seperti sunset atau pemotretan indoor dengan sumber cahaya kuat.

Kemampuan Video dan Burst yang Menjadi Standar Baru

Lytia 901 hadir dengan kemampuan video yang di atas rata-rata sensor flagship lain di pasar saat ini. Dukungan 8K 30fps menjadikannya siap untuk kebutuhan produksi konten resolusi tinggi, meski tantangan seperti stabilisasi dan pemanasan tetap perlu diperhatikan di perangkat final. Untuk 4K, sensor ini mampu mencapai hingga 120fps, sebuah kemampuan yang menarik untuk pembuat konten yang sering menggunakan slow motion beresolusi tinggi.

Tidak hanya video, performa burst foto juga menjadi poin kuat dari sensor ini. Lytia 901 dapat mengambil gambar 12.5MP pada 60fps, 50MP pada 30fps, serta full 200MP pada 10fps. Kecepatan ini menunjukkan bahwa Sony mengoptimalkan jalur data sensornya agar tetap responsif meski resolusi mentahnya sangat besar. Dalam praktiknya, kemampuan ini berpotensi sangat berguna untuk memotret objek bergerak cepat seperti olahraga atau aktivitas outdoor.

Meskipun spesifikasinya terlihat menjanjikan, adaptasi sensor tetap bergantung pada bagaimana setiap brand mengintegrasikannya ke sistem kamera mereka. Rumor menyebut Oppo Find X9 Ultra dan vivo X300 Ultra akan menjadi yang pertama menggunakan sensor ini. Dengan reputasi keduanya dalam pemrosesan gambar, Lytia 901 bisa menjadi evolusi besar dalam mobile photography. Namun, peningkatan resolusi dan fitur besar juga berarti kebutuhan daya pemrosesan yang lebih tinggi, sehingga efisiensi dan manajemen panas tetap menjadi tantangan yang harus diatasi.

Dengan seluruh kemampuan yang dibawanya, Sony Lytia 901 tampak siap bersaing dengan sensor 200MP milik Samsung dan bahkan berpeluang menjadi standar baru untuk kamera flagship. Namun, hasil akhirnya tetap akan ditentukan oleh implementasi tiap produsen dan bagaimana mereka menyeimbangkan hardware dengan software untuk pengalaman penggunaan yang konsisten.


Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi