
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Mulyanto, mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap aktivitas tambang nikel yang diduga mencemari lingkungan di kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat Daya.
"Tindak tegas semua perusahaan tambang yang mencemari lingkungan laut Raja Ampat," tegas Mulyanto dalam pernyataan resminya di Jakarta, Senin.
Ia mengingatkan pemerintah agar tidak hanya berfokus pada satu perusahaan seperti PT Gag Nikel, melainkan juga menindak tambang-tambang lain yang tidak berizin namun tetap beroperasi di kawasan tersebut.
"Yang dihebohkan dan dilaporkan masyarakat kan terutama adalah tambang yang dekat dengan objek wisata tersebut. Jangan dibelokkan atau pilih kasih," ujarnya.
Mulyanto menyoroti pentingnya menjaga kelestarian Raja Ampat sebagai kawasan wisata kelas dunia yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman hayati tinggi. Menurutnya, kekayaan alam ini adalah warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.
"Kekayaan alam itu harus dijaga dan diwarisi, sebagai sikap adil terhadap generasi anak-cucu mendatang," tambahnya.
Ia juga menyoroti kelalaian sejumlah perusahaan tambang dalam menerapkan prinsip Environment Social Governance (ESG) — prinsip yang seharusnya menempatkan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat di atas kepentingan profit jangka pendek.
"Artinya, perhatian perusahaan penambangan terhadap lingkungan hidup dan kondisi sosial masyarakat sekitar pertambangan menjadi hal yang utama," ujarnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: