5 days ago
10
Selular.id – Dewan ketenagakerjaan Amerika Serikat secara resmi menarik semua tuduhan pelanggaran hak buruh terhadap CEO Apple Tim Cook. Keputusan ini mengakhiri kasus hukum yang berlangsung sejak tahun 2023 terkait email yang dikirim Cook kepada karyawan pada 2021 mengenai kebocoran informasi rahasia perusahaan.
Email kontroversial tersebut berisi peringatan bahwa karyawan yang ketahuan membocorkan rahasia dagang perusahaan tidak akan memiliki masa depan di Apple. Cook juga menyebutkan bahwa perusahaan melakukan segala upaya untuk melacak karyawan yang membocorkan rahasia Apple. Dewan ketenagakerjaan sebelumnya menilai pernyataan ini membatasi hak-hak karyawan dan menciptakan kesan pengawasan ketat.
Penarikan tuduhan ini menjadi kemenangan hukum penting bagi Cook yang sebelumnya juga menghadapi berbagai tantangan dalam memimpin Apple, termasuk penjualan iPhone 15 yang tidak sebaik generasi sebelumnya dan pemotongan gaji senilai Rp530 miliar pada tahun 2023.
Kasus ini bermula ketika dewan ketenagakerjaan AS pada 2023 mengajukan keluhan terhadap Apple, berharap tindakan ini dapat mengingatkan korporasi lain bahwa tidak ada yang berada di atas hukum. Namun setelah proses hukum yang berlangsung hampir dua tahun, semua tuduhan akhirnya dicabut.
Meski demikian, keputusan ini menuai kritik dari berbagai pihak. Aktivis buruh Janneke Parrish, yang sebelumnya dipecat Apple setelah mengungkapkan pelanggaran di perusahaan, menyatakan ini merupakan kekalahan bagi tenaga kerja. Parrish menilai keputusan ini dapat menjadi preseden buruk yang memicu pelanggaran lebih lanjut terhadap karyawan, karena perusahaan akan merasa kebal dari hukum.
Sementara kasus di AS telah berakhir, Apple masih menghadapi tuduhan pelanggaran hak buruh di tempat lain. Laporan terbaru dari China Labor Watch mengungkapkan bahwa produksi iPhone 17 di pabrik Foxconn Zhengzhou memaksa karyawan bekerja lembur dan menginap di pabrik secara tidak sukarela.
Laporan tersebut menyebutkan karyawan China di pabrik tersebut mengalami penahanan gaji selama berminggu-minggu, dan mereka yang mengundurkan diri tidak mendapatkan uang yang seharusnya menjadi hak mereka. Yang lebih memprihatinkan, laporan menyatakan perwakilan Apple hadir di pabrik dan mengetahui pelanggaran yang terjadi, namun memilih tutup mata.
Menanggapi laporan ini, Apple menyatakan sedang menyelidiki klaim tersebut dan menegaskan bahwa perusahaan sangat peduli dengan kesejahteraan semua karyawan yang terlibat dalam produksi produknya. Pernyataan ini konsisten dengan komitmen perusahaan meski di saat yang sama Apple harus menghadapi berbagai tekanan operasional, termasuk kinerja penjualan yang fluktuatif.
Kasus-kasus pelanggaran hak buruh di industri teknologi memang bukan hal baru. Seperti yang terjadi dalam beberapa kasus di Indonesia, isu perlindungan pekerja seringkali menjadi perhatian serius. Bahkan di China, upaya pengawasan ketenagakerjaan terus ditingkatkan, mirip dengan inisiatif pemasangan chip pada kendaraan kurir untuk mencegah kecelakaan.
Keputusan dewan ketenagakerjaan AS terhadap Cook ini diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan perusahaan teknologi global dalam menangani isu kerahasiaan informasi dan hak karyawan. Banyak perusahaan kini mungkin akan lebih berhati-hati dalam menyusun kebijakan internal terkait perlindungan rahasia dagang.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, kinerja Cook dalam memimpin Apple tetap mendapatkan pengakuan, tercermin dari pencapaian pendapatan signifikan di masa lalu. Namun, tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan standar perlindungan karyawan di seluruh rantai pasokan Apple diperkirakan akan terus berlanjut.
Perkembangan kasus pelanggaran hak buruh di pabrik Foxconn China dan respons Apple terhadap investigasi yang sedang berlangsung akan menjadi perhatian utama para pemangku kepentingan dalam beberapa bulan mendatang. Hasil investigasi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai komitmen Apple dalam menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab.
