Jakarta, Gizmologi – Xiaomi kembali menunjukkan performa finansial di atas ekspektasi pada kuartal ketiga 2025. Laporan terbaru perusahaan mengungkapkan kenaikan pendapatan yang solid, pertumbuhan signifikan di lini premium, serta tonggak baru dari bisnis smart EV yang untuk pertama kalinya mencatat pendapatan operasional positif. Dalam situasi pasar global yang cenderung melemah akibat ketidakpastian ekonomi, capaian ini menjadi catatan menarik sekaligus sinyal bahwa transformasi strategis Xiaomi mulai membuahkan hasil.
Walau demikian, keberhasilan yang diraih bukan berarti tanpa catatan kritis. Strategi premiumisasi yang agresif memaksa Xiaomi bersaing langsung dengan merek besar seperti Apple dan Samsung, sementara peningkatan investasi riset dan pengembangan membuat beban operasional perusahaan semakin tinggi.
Transformasi smart EV juga membawa risiko tersendiri, mengingat industri kendaraan listrik masih fluktuatif dan diwarnai persaingan ketat dari pemain lama seperti BYD dan Tesla. Karena itu, laporan Q3 2025 terasa seperti sebuah babak penting yang bisa menjadi batu loncatan atau justru ujian berkelanjutan bagi Xiaomi.
Dominasi Xiaomi pada berbagai segmen tetap sulit diabaikan. Smartphone, perangkat IoT, layanan internet, hingga smart EV mencatat pertumbuhan yang relatif merata. Secara umum, ini menunjukkan bahwa ekosistem Human Car Home yang diusung perusahaan mulai terintegrasi lebih kuat. Pertanyaannya kini adalah apakah Xiaomi mampu menjaga ritme pertumbuhan tersebut sambil mempertahankan profitabilitas yang sehat.
Pertumbuhan Pendapatan dan Laba Xiaomi Catat Rekor Baru

Pada Q3 2025, Xiaomi mengumumkan pendapatan sebesar dua ratus enam puluh enam triliun rupiah yang meningkat lebih dari dua puluh persen dibanding periode sama tahun lalu. Yang paling mencuri perhatian adalah laba bersih setelah penyesuaian yang melesat hingga delapan puluh persen atau setara dua puluh enam koma enam triliun rupiah. Ini bukan hanya melampaui ekspektasi pasar, tetapi juga mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Pertumbuhan tersebut didorong kontribusi kuat dari hampir semua lini bisnis. Segmen smart EV, AI, dan inisiatif baru mencatat pendapatan sekitar enam puluh lima triliun rupiah dan untuk pertama kalinya menghasilkan pendapatan operasional positif. Xiaomi juga berhasil mempertahankan posisi tiga besar pasar smartphone global selama lebih dari dua puluh kuartal berturut-turut. Selain itu, bisnis IoT melampaui satu miliar perangkat terhubung dan layanan internet kembali memecahkan rekor pendapatan baru.
Meski demikian, lonjakan laba tidak sepenuhnya bebas dari tantangan. Pengeluaran riset dan pengembangan mencapai angka tertinggi dalam sejarah perusahaan. Total investasi pada teknologi fundamental sepanjang tiga kuartal pertama tahun ini mencapai lebih dari lima puluh lima triliun rupiah. Angka ini mencerminkan komitmen serius Xiaomi pada sektor energi baru, model AI besar, software HyperOS, dan manufaktur pintar.
Smart EV Melonjak, Strategi Premiumisasi Semakin Solid

Bisnis smart EV menjadi bintang baru dalam laporan Q3 . Pengiriman kendaraan mencapai lebih dari seratus ribu unit dalam satu kuartal dan mendekati tiga ratus ribu unit untuk total tiga kuartal pertama tahun ini. Model YU7 bahkan menempati posisi teratas untuk kategori SUV menengah besar di Tiongkok selama beberapa bulan berturut-turut. Ini menandakan bahwa langkah Xiaomi masuk ke industri otomotif bukan sekadar eksperimen, tetapi mulai diterima pasar dalam skala besar.
Pada segmen smartphone, strategi premiumisasi juga menunjukkan hasil. Seri Xiaomi 17 terutama varian Pro Max mencatat penjualan tertinggi di kategori smartphone berharga tinggi pada periode Double 11. Pangsa pasar untuk rentang harga kelas menengah atas di Tiongkok meningkat lebih dari lima persen dalam setahun. Ini menunjukkan transisi mereka dari brand value oriented menuju brand premium mulai terbentuk, meskipun perjalanan untuk menandingi dominasi segmen ultra premium masih panjang.
Namun, fokus premium membawa risiko tersendiri. Konsumen Xiaomi selama bertahun tahun terbiasa dengan karakter harga agresif. Kenaikan harga pada model flagship membuat perusahaan harus memastikan bahwa diferensiasi teknologi benar benar relevan bagi pasar. Di sisi lain, pasar EV global sedang mengalami kontraksi pada beberapa wilayah sehingga Xiaomi perlu mempertahankan keunggulan kompetitif di tengah fluktuasi tersebut.
Melihat gambaran keseluruhan, laporan Q3 2025 memperlihatkan Xiaomi dalam kondisi yang sangat kuat secara finansial maupun strategis. Diversifikasi bisnis serta investasi jangka panjang pada teknologi fundamental menunjukkan arah perusahaan menuju ekosistem yang lebih matang. Meski tantangan tetap ada terutama pada sektor kendaraan listrik dan kompetisi premium, Xiaomi telah membuktikan bahwa mereka bukan lagi sekadar pemain smartphone, melainkan ekosistem teknologi besar yang tumbuh cepat dan siap memasuki fase industri berikutnya.
Eksplorasi konten lain dari Gizmologi.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.















































