Aryono Miranat: Saya Sudah Merasa Lelah Jadi Pelatih Pelatnas PBSI

1 month ago 18

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia

Jumat, 20 Des 2024 09:55 WIB

Aryono Miranat menceritakan pertimbangan mundur dari kursi pelatih Pelatnas PBSI Cipayung kepada CNNIndonesia.com. Aryono Miranat memutuskan tidak ikut seleksi pelatih Pelatnas Cipayung 2025. (Arsip PBSI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Aryono Miranat tidak ada lagi dalam susunan pelatih di Pelatnas Cipayung PBSI pada 2025 mendatang. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Aryono Miranat.

Aryono merupakan salah satu pelatih veteran di Pelatnas Cipayung. Ia sudah malang-melintang ikut menempa nomor ganda, baik ganda putra maupun ganda putri dan ganda campuran.

Di akhir 2024, Aryono dipastikan tidak masuk dalam susunan pelatih Pelatnas PBSI di tahun 2025. Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Aryono terkait hal tersebut:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anda tidak ikut seleksi pelatih Pelatnas PBSI sejak awal?

Waktu itu disuruh mengajukan CV. Iya, saya tidak mengajukan. Saya bukannya menolak. Saya tidak mengajukan karena ada rencana lain. Saya akan kembali ke Ke klu [PB Djarum Kudus]. Klubnya masih kasih kesempatan.

Kapan anda mulai berpikir untuk mundur dari kursi pelatih?

Ya, saya pikir saya sudah lama juga di Pelatnas. 23 tahun. Saya pikir sudah cukup di Pelatnas. Sudah saatnya mungkin yang muda-muda untuk regenerasi.

Saya ingin kembali ke klub dan membina di klub saja.

Momen apa yang menggerakkan anda membuat keputusan tersebut?

Setelah beberapa pertandingan terakhir termasuk Olimpiade. Dalam beberapa pertandingan terakhir, dipikir-pikir rasanya sudah cukup bagi saya.

Apa mungkin ini juga sebagai bentuk tanggung jawab karena kemarin ganda putra tak dapat medali Olimpiade?

Bisa dibilang iya. Tapi pertandingan kan banyak, ada Olimpiade, ada pertandingan-pertandingan open-open yang lain. Hasilnya ada ada yang bagus, ada yang kurang bagus. Ya puncaknya di Olimpiade itu. Kalau soal bertanggung jawab sih, berarti bertanggung jawab untuk setiap pertandingan, bukan di Olimpiade aja.

Kalau tidak ada perubahan sistem perekrutan pelatih dan sistem yang digunakan adalah sistem yang sudah berjalan seperti biasa, apakah tetap akan mundur?

Saya sudah merasa lelah juga, sudah merasa cukup juga. Misalnya saya tetap diminta ada di sana, saya tetap akan pikir-pikir dulu. Kan memikirkan keluarga juga. Keluarga sudah lama sering ditinggal-tinggal.

Cukup lama ya berarti berkiprah di Pelatnas PBSI?

Iya, saya masuk dari 2001. Makanya mungkin ini sudah saatnya.

Bagaimana perjalanan anda sebagai pelatih?

Saya pensiun sebagai pemain di tahun 1995. Setelah itu mulai jadi pelatih di PB Djarum pada 1996. Saya jadi pelatih di level klub hingga tahun 2000. Saat itu saya ditawari oleh Herry IP dan Sigit Pamungkas untuk jadi pelatih di Pelatnas Cipayung.

Saya jadi pelatih pelatnas pratama ganda putra sampai 2004. Setelah itu jadi asisten pelatih nomor ganda campuran hingga 2007. Setelah itu jadi pelatih kepala ganda putri hingga 2012.

Kemudian saya jadi asisten pelatih ganda putra setelah Olimpiade 2012 dan terus melatih di ganda putra sampai tahun ini.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>


Read Entire Article
Berita Olahraga Berita Pemerintahan Berita Otomotif Berita International Berita Dunia Entertainment Berita Teknologi Berita Ekonomi