ANALISIS
CNN Indonesia
Selasa, 22 Okt 2024 08:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Dito Ariotedjo tak sendirian lagi menahkodai kapal bernama Kemenpora. Kini ada olimpian bernama Taufik Hidayat yang akan menemani. Bisa apa duet tokoh muda ini?
Dito mulai menjabat sebagai Menpora pada 3 April 2023. Pria 34 tahun ini menggantikan Zainudin Amali yang mengundurkan diri. Lebih dari setahun di Kemenpora, Prabowo Subianto ingin Dito lanjut.
Apa prestasi Dito selama setahun lebih di Kemenpora? Jika acuannya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), belum ada. Olimpiade dan Paralimpiade tolok ukurnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam DBON dipaparkan, target kontingen Indonesia di Olimpiade 2024 adalah masuk 30 besar. Hasilnya, Indonesia di peringkat ke-39 dengan dua medali emas dan satu perunggu.
Kemudian di Paralimpiade 2024 targetnya masuk 40 besar. Yang terjadi adalah menempati peringkat ke-50 dengan satu medali emas, delapan perak, dan lima perunggu.
Tentu saja Dito tidak bisa dijadikan satu-satunya kambing hitam atas kegagalan DBON ini. Ia datang setahun sebelum Olimpiade dan Paralimpiade 2024 berlangsung. Setidaknya ada alibi.
Adapun Olimpiade selanjutnya akan berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat pada 2028. Berdasarkan DBON, target Indonesia adalah masuk peringkat 20 besar dunia.
Paralimpiade 2024 juga akan berlangsung di negeri Paman Sam tersebut. Targetnya, para atlet Indonesia menempati peringkat 30 besar dunia. Mungkinkah target ini tercapai?
Jika mengacu dua gelaran Olimpiade sebelumnya, untuk bisa masuk 20 besar, minimal meraih empat medali emas. Sekilas mudah, tetapi Indonesia tidak pernah dapat lebih dari dua emas.
Dari 14 cabang olahraga unggulan Indonesia yang ditetapkan dalam DBON, hanya tiga cabang olahraga yang punya kans meraih medali emas, yakni panjat tebing, angkat besi, dan bulutangkis.
Cabang olahraga lainnya, seperti panahan, wushu, menembak, karate, renang, atletik, juga dayung, masih jauh panggang dari api. Yang agak mendekati, mungkin panahan atau wushu.
Atletik misalnya, Indonesia hanya punya Lalu Muhammad Zohri di nomor 100 meter putra. Faktanya Zohri bukan atlet elite dunia di nomor itu. Begitu juga dengan renang dan balap sepeda.
Dengan dua kepala, Dito dan Taufik, akankah target DBON terwujud? Selalu ada kemungkinan, tetapi jika pola kerjanya masih sama, rasanya DBON hanya tulisan pajangan di dinding Kemenpora.