Jakarta, CNN Indonesia --
Gebrakan Presiden Prabowo Subianto akan dinanti publik olahraga Indonesia, salah satunya terkait lobi-lobi sebagai penyelenggara event internasional ke depan.
Pemerintahan Prabowo periode 2024-2029 memiliki peran penting dalam melakukan pendekatan terhadap badan-badan olahraga internasional, seperti FIFA hingga Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Prabowo sudah memulai langkah tersebut sejak terpilih, sebelum pelantikan. Dalam momen Olimpiade Paris 2024, Juli lalu, Prabowo menyempatkan bertemu Presiden IOC Thomas Bach di Paris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Erick Thohir yang hadir dalam pertemuan itu, Prabowo menjelaskan tentang potensi Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga level internasional, termasuk Olimpiade.
Kabar Indonesia ingin jadi tuan rumah Olimpiade sudah mencuat dalam beberapa tahun belakangan. Berdasarkan situs Kementerian Sekretaris Negara RI Presiden keenam RI, Joko Widodo, menyatakan Indonesia siap jadi tuan rumah Olimpiade 2036 di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Soal infrastruktur untuk Olimpiade, mungkin tidak jadi soal. Karena Indonesia memiliki pengalaman menggelar ajang yang nyaris serupa, yakni Asian Games 2018.
Selain Olimpiade 2036, Indonesia juga berpeluang menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola. Indonesia hampir menggelar Piala Dunia U-20 pada 2023, namun batal digelar hingga akhirnya berganti jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
Berkaca dari Piala Dunia U-17, Indonesia bisa menggunakan Piala Dunia di beberapa kota. Piala Dunia 2038 bisa jadi incaran pertama bagi Indonesia.
Bidding tuan rumah Piala Dunia 2038 bisa digelar FIFA pada masa pemerintahan Presiden Prabowo. Sebagai gambaran, Piala Dunia 2034 yang digelar di Arab Saudi memulai penawaran pada 2023.
Bidding tuan rumah Piala Dunia 2023 pada 2022. Sedangkan Piala Dunia 2018 di Rusia dan Piala Dunia 2022 di Qatar memulai bidding pada 2009.
Meski begitu peluang Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia 2038 terbilang kecil, karena pada 2034 Piala Dunia digelar di Arab Saudi, sesama negara Asia.
Itu artinya negara Asia kembali jadi tuan rumah Piala Dunia setelah dua edisi. Berkaca dari situasi tersebut, peluang Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia minimal pada 2042 atau 2046 mendatang.
Kendati demikian, lobi-lobi guna membuka peluang bagi Indonesia menjadi tuan rumah ajang internasional tetap perlu digalakkan pemerintah sejak dini.
Menggelar ajang olahraga internasional sebenarnya tidak melulu melalui jalur bidding. Asian Games 2018 menjadi contoh.
Saat Vietnam tidak siap usai ditetapkan sebagai tuan rumah Asian Games, Indonesia mengambil peluang itu. Sebelumnya Indonesia kalah dari Vietnam dalam bidding Asian Games 2018.
Saat Indonesia siap dengan segala infrastruktur yang dibutuhkan untuk ajang olahraga internasional itu, maka peluang menjadi tuan rumah Piala Dunia hingga Olimpiade bakal terbuka.
Event olahraga internasional lain yang bisa digelar di Indonesia adalah Kejuaraan Dunia Bola Voli dan Piala Dunia Futsal. Indonesia mencalonkan diri sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Bola Voli pada 2025 mendatang, tetapi gagal.
Badan bola voli dunia, FIVB, memilih Filipina untuk 2025. Meski begitu, Indonesia bisa mencoba pada kesempatan berikutnya. Indonesia saat ini memiliki modal penting untuk Kejuaraan Dunia Bola Voli, yakni Indonesia Arena sebagai venue utama.
Baru-baru ini Menpora Dito Ariotedjo mendorong Federasi Futsal Indonesia (FFI) agar Indonesia bisa menggelar turnamen level regional dan dunia.
Satu yang perlu dipahami, menjadi tuan rumah ajang internasional sekelas Piala Dunia hingga Olimpiade bakal jadi tantangan tersendiri bagi Indonesia, khususnya terkait Israel. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Menggelar Olimpiade, berarti Indonesia harus bisa menerima kontingen Israel. Terlebih lagi sejauh ini belum ada Olimpiade yang digelar di dua kota tuan rumah. Hal ini juga berlaku untuk niat menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Akan tetapi Olimpiade berbeda dengan Piala Dunia terkait Israel. Piala Dunia FIFA untuk kali pertama digelar di dua negara pada 2002 silam, Korea Selatan dan Jepang.
Bahkan pada 2026 mendatang digelar di tiga negara: Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Pada Piala Dunia 2030 juga berlangsung di tiga negara: Maroko, Portugal, dan Spanyol.
Kondisi itu membuka kans Indonesia menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia. Sebagai gambaran, pertandingan-pertandingan Israel bisa dimainkan di negara pendamping.